DKI susun konsep penataan reklame di jalan Rasuna Said dan Antasari
14 Agustus 2024 17:56 WIB
Tangkapan layar Kepala Satuan Pelaksana Pengembangan Usaha, Komunikasi dan Kemitraan Unit Pengelola Jakarta Asset Management Centre (JAMC) Caryoto (kanan) dalam acara daring bertema “Optimalisasi Pemanfaatan Titik Reklame Menuju Jakarta Sebagai Kota Global" yang diadakan Badan Pengelolaan Aset Daerah (BPAD) DKI Jakarta, Rabu (14/8/2024). ANTARA/Lia Wanadriani Santosa
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Unit Pengelola Jakarta Asset Management Centre (JAMC) menyusun konsep penataan reklame di jalan H.R. Rasuna Said dan jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan agar terlihat lebih teratur dan estetik.
"Penataan ini memperhitungkan dampak visual dan lingkungan tanpa mengurangi estetika kota," kata Kepala Satuan Pelaksana Pengembangan Usaha, Komunikasi dan Kemitraan UP JAMC Caryoto dalam acara daring bertema “Optimalisasi Pemanfaatan Titik Reklame Menuju Jakarta Sebagai Kota Global" yang diadakan Badan Pengelolaan Aset Daerah (BPAD) DKI Jakarta, Rabu.
Menurut Caryoto, penyusunan konsep ini menjadi bagian dari kajian terhadap kawasan-kawasan yang dinilai berpotensi dalam penyelenggaraan reklame. Adapun kajian dilakukan dengan menggandeng konsultan-konsultan berpengalaman di bidangnya.
Nantinya, hasil kajian diharapkan dapat menjadi masukan bagi UP JMAC dalam mempertimbangkan terkait optimalisasi pemanfaatan aset khususnya jalan H.R Rasuna Said dan jalan Pangeran Antasari.
"Tujuannya untuk menciptakan tatanan reklame yang teratur, estetik, aman, dan selaras dengan karakteristik setempat," ujar Caryoto.
Unit JAMC, sambung dia, berupaya mendukung perwujudan Jakarta sebagai kota global melalui optimalisasi pemanfaatan aset dengan melakukan kajian pada kawasan yang memiliki nilai strategis untuk penyelenggaraan reklame.
Lalu, berbicara jenis reklame yang saat ini mendominasi di Jakarta, Caryoto menyebut videotron atau layar LED. Namun dia tak menyebut angka (jumlah).
"Yang dominan di Jakarta reklame yang jenisnya LED atau videotron. Kalau jalan-jalan ke daerah jalan Jenderal Sudirman, banyak reklame jenis LED macam-macam bentuknya. Tapi reklame billboard (papan) banyak juga," kata dia.
Adapun mekanisme pemanfaatan titik reklame di Jakarta saat ini melalui berbagai cara yakni pemilihan mitra sewa atau lelang, mekanisme sewa dengan kompensasi, mekanisme sewa tanpa kompensasi, penugasan.
"Tahun 2024, kami perdana melakukan pemilihan mitra sewa titik reklame untuk di jembatan penyeberangan orang (JPO) dan jalan layang (flyover). Kami sudah melelang 22 titik dan Alhamdulillah peminatnya banyak. Sekarang dalam proses draf perjanjian kerja sama," demikian ujar Caryoto.
Baca juga: Pemkot Jakpus tertibkan PKL di Petojo Utara
Baca juga: Jakpus tata PKL di lokasi sementara
Baca juga: Progres penataan trotoar di kolong flyover Roxy capai 50 persen
"Penataan ini memperhitungkan dampak visual dan lingkungan tanpa mengurangi estetika kota," kata Kepala Satuan Pelaksana Pengembangan Usaha, Komunikasi dan Kemitraan UP JAMC Caryoto dalam acara daring bertema “Optimalisasi Pemanfaatan Titik Reklame Menuju Jakarta Sebagai Kota Global" yang diadakan Badan Pengelolaan Aset Daerah (BPAD) DKI Jakarta, Rabu.
Menurut Caryoto, penyusunan konsep ini menjadi bagian dari kajian terhadap kawasan-kawasan yang dinilai berpotensi dalam penyelenggaraan reklame. Adapun kajian dilakukan dengan menggandeng konsultan-konsultan berpengalaman di bidangnya.
Nantinya, hasil kajian diharapkan dapat menjadi masukan bagi UP JMAC dalam mempertimbangkan terkait optimalisasi pemanfaatan aset khususnya jalan H.R Rasuna Said dan jalan Pangeran Antasari.
"Tujuannya untuk menciptakan tatanan reklame yang teratur, estetik, aman, dan selaras dengan karakteristik setempat," ujar Caryoto.
Unit JAMC, sambung dia, berupaya mendukung perwujudan Jakarta sebagai kota global melalui optimalisasi pemanfaatan aset dengan melakukan kajian pada kawasan yang memiliki nilai strategis untuk penyelenggaraan reklame.
Lalu, berbicara jenis reklame yang saat ini mendominasi di Jakarta, Caryoto menyebut videotron atau layar LED. Namun dia tak menyebut angka (jumlah).
"Yang dominan di Jakarta reklame yang jenisnya LED atau videotron. Kalau jalan-jalan ke daerah jalan Jenderal Sudirman, banyak reklame jenis LED macam-macam bentuknya. Tapi reklame billboard (papan) banyak juga," kata dia.
Adapun mekanisme pemanfaatan titik reklame di Jakarta saat ini melalui berbagai cara yakni pemilihan mitra sewa atau lelang, mekanisme sewa dengan kompensasi, mekanisme sewa tanpa kompensasi, penugasan.
"Tahun 2024, kami perdana melakukan pemilihan mitra sewa titik reklame untuk di jembatan penyeberangan orang (JPO) dan jalan layang (flyover). Kami sudah melelang 22 titik dan Alhamdulillah peminatnya banyak. Sekarang dalam proses draf perjanjian kerja sama," demikian ujar Caryoto.
Baca juga: Pemkot Jakpus tertibkan PKL di Petojo Utara
Baca juga: Jakpus tata PKL di lokasi sementara
Baca juga: Progres penataan trotoar di kolong flyover Roxy capai 50 persen
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024
Tags: