Kadin rilis laporan tentang potensi GenAI untuk layanan keuangan
14 Agustus 2024 17:42 WIB
AC Ventures, perusahaan modal ventura di Asia Tenggara, bersama Boston Consulting Group (BCG), unit desain dan teknologi BCG X, serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia), meluncurkan laporan berjudul “Harnessing the Power of (Gen)AI in Indonesian Financial Services" di Jakarta, Rabu (14/8/2024). (ANTARA/HO-Kadin Indonesia)
Jakarta (ANTARA) - AC Ventures, perusahaan modal ventura di Asia Tenggara, bersama Boston Consulting Group (BCG), unit desain dan teknologi BCG X, serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), meluncurkan laporan berjudul “Harnessing the Power of (Gen)AI in Indonesian Financial Services" di Jakarta, Rabu.
Laporan tersebut berdasarkan survei terhadap 41 pemimpin bisnis di sektor keuangan dan wawancara dengan lima startup fintech. Tujuan laporan ini adalah untuk memberikan wawasan tentang bagaimana AI dan GenAI diterapkan dan berdampak pada transformasi layanan keuangan di Indonesia.
Dikutip dari siaran pers Kadin, Rabu, laporan itu juga menawarkan rekomendasi bagi para pemimpin bisnis untuk menerapkan teknologi ini dalam produk dan operasi mereka.
Selain itu, laporan juga mencakup saran dari Kadin Indonesia untuk pemerintahan mendatang, terutama dalam mengembangkan strategi AI nasional.
Temuan utama laporan tersebut adalah kerangka kerja strategis “Deploy, Reshape, Invent.” Kerangka ini memberikan panduan bagi institusi keuangan Indonesia tentang cara efektif mengintegrasikan GenAI.
Baca juga: Riset Terbaru Menilai GenAI sebagai Investasi Teknologi Terpenting bagi Pelaku Manufaktur, sementara 94% dari Pelaku Manufaktur Ingin Mempertahankan atau Menambah Tenaga Kerja
Fokus utama responden adalah 51 persen fokus pada penerapan GenAI untuk tugas sehari-hari, dan 27 persen melihat peluang besar dalam menciptakan produk dan layanan baru yang didukung oleh GenAI.
Studi global BCG menunjukkan bahwa 85 persen institusi keuangan melihat GenAI sebagai teknologi yang sangat mengganggu, tetapi hanya 18 persen yang memiliki strategi penerapan yang jelas.
Sentimen ini juga terlihat di Indonesia, yang menunjukkan adanya peluang besar bagi sektor keuangan untuk berinovasi dengan GenAI.
Di Indonesia, 61 persen institusi keuangan merasa percaya diri dengan infrastruktur teknologi mereka untuk GenAI, dan hampir setengah dari mereka sudah menggunakan GenAI untuk meningkatkan layanan pelanggan.
Selain itu, 44 persen pemimpin lokal melihat potensi GenAI dalam penilaian risiko microlending melalui data dan model analitik baru. GenAI juga dianggap bermanfaat dalam produktivitas, pinjaman cepat, manajemen penipuan, dan personalisasi layanan.
Baca juga: NielsenIQ luncurkan alat berbasis GenAI, ''NIQ Ask Arthur", di NIQ Discover yang memungkinkan pengguna menggunakan kekuatan data
Seiring dengan meluasnya penggunaan GenAI, bank-bank besar dan institusi keuangan di Indonesia sedang mengembangkan inisiatif GenAI dari tahap pilot ke proyek yang lebih luas. Meskipun ada antusiasme, banyak institusi masih berada di tahap awal penerapan, dengan tantangan dalam memperluas penggunaan GenAI secara efektif. Hanya 37 persen yang merasa memiliki bakat yang diperlukan, dan 29 persen merasa yakin dengan model operasional mereka untuk GenAI.
Pendiri AC Ventures dan Kepala Badan Ekonomi dan Financial Technology Kadin Indonesia, Pandu Sjahrir, menjelaskan bahwa pemerintah yang akan datang berencana untuk memperkuat kerangka regulasi dan infrastruktur untuk GenAI. Ini termasuk peningkatan infrastruktur energi terbarukan dan kebijakan privasi data yang ketat.
Laporan ini juga menjadi bahan masukan untuk kebijakan ekonomi mendatang.
Ia mengatakan AI dan GenAI memiliki potensi untuk meningkatkan ekonomi Indonesia dengan mentransformasikan tidak hanya sektor swasta, tetapi juga perusahaan milik negara dan lembaga pemerintah.
Namun, implementasi yang efektif memerlukan pusat data yang berkelanjutan, undang-undang privasi yang ketat, dan kemitraan publik-swasta yang kuat.
Laporan tersebut berdasarkan survei terhadap 41 pemimpin bisnis di sektor keuangan dan wawancara dengan lima startup fintech. Tujuan laporan ini adalah untuk memberikan wawasan tentang bagaimana AI dan GenAI diterapkan dan berdampak pada transformasi layanan keuangan di Indonesia.
Dikutip dari siaran pers Kadin, Rabu, laporan itu juga menawarkan rekomendasi bagi para pemimpin bisnis untuk menerapkan teknologi ini dalam produk dan operasi mereka.
Selain itu, laporan juga mencakup saran dari Kadin Indonesia untuk pemerintahan mendatang, terutama dalam mengembangkan strategi AI nasional.
Temuan utama laporan tersebut adalah kerangka kerja strategis “Deploy, Reshape, Invent.” Kerangka ini memberikan panduan bagi institusi keuangan Indonesia tentang cara efektif mengintegrasikan GenAI.
Baca juga: Riset Terbaru Menilai GenAI sebagai Investasi Teknologi Terpenting bagi Pelaku Manufaktur, sementara 94% dari Pelaku Manufaktur Ingin Mempertahankan atau Menambah Tenaga Kerja
Fokus utama responden adalah 51 persen fokus pada penerapan GenAI untuk tugas sehari-hari, dan 27 persen melihat peluang besar dalam menciptakan produk dan layanan baru yang didukung oleh GenAI.
Studi global BCG menunjukkan bahwa 85 persen institusi keuangan melihat GenAI sebagai teknologi yang sangat mengganggu, tetapi hanya 18 persen yang memiliki strategi penerapan yang jelas.
Sentimen ini juga terlihat di Indonesia, yang menunjukkan adanya peluang besar bagi sektor keuangan untuk berinovasi dengan GenAI.
Di Indonesia, 61 persen institusi keuangan merasa percaya diri dengan infrastruktur teknologi mereka untuk GenAI, dan hampir setengah dari mereka sudah menggunakan GenAI untuk meningkatkan layanan pelanggan.
Selain itu, 44 persen pemimpin lokal melihat potensi GenAI dalam penilaian risiko microlending melalui data dan model analitik baru. GenAI juga dianggap bermanfaat dalam produktivitas, pinjaman cepat, manajemen penipuan, dan personalisasi layanan.
Baca juga: NielsenIQ luncurkan alat berbasis GenAI, ''NIQ Ask Arthur", di NIQ Discover yang memungkinkan pengguna menggunakan kekuatan data
Seiring dengan meluasnya penggunaan GenAI, bank-bank besar dan institusi keuangan di Indonesia sedang mengembangkan inisiatif GenAI dari tahap pilot ke proyek yang lebih luas. Meskipun ada antusiasme, banyak institusi masih berada di tahap awal penerapan, dengan tantangan dalam memperluas penggunaan GenAI secara efektif. Hanya 37 persen yang merasa memiliki bakat yang diperlukan, dan 29 persen merasa yakin dengan model operasional mereka untuk GenAI.
Pendiri AC Ventures dan Kepala Badan Ekonomi dan Financial Technology Kadin Indonesia, Pandu Sjahrir, menjelaskan bahwa pemerintah yang akan datang berencana untuk memperkuat kerangka regulasi dan infrastruktur untuk GenAI. Ini termasuk peningkatan infrastruktur energi terbarukan dan kebijakan privasi data yang ketat.
Laporan ini juga menjadi bahan masukan untuk kebijakan ekonomi mendatang.
Ia mengatakan AI dan GenAI memiliki potensi untuk meningkatkan ekonomi Indonesia dengan mentransformasikan tidak hanya sektor swasta, tetapi juga perusahaan milik negara dan lembaga pemerintah.
Namun, implementasi yang efektif memerlukan pusat data yang berkelanjutan, undang-undang privasi yang ketat, dan kemitraan publik-swasta yang kuat.
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: