PM Anwar: Malaysia bersedia bantu pulihkan kedamaian Bangladesh
14 Agustus 2024 16:18 WIB
Tangkapan layar - Flyer panggilan telepon Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dengan Kepala Pemerintahan Transisi Bangladesh Muhammad Yunus yang dibagian di akun media sosial PM Anwar Ibrahim diakses di Kuala Lumpur, Rabu (14/8/2024). (Facebook @anwaribrahim)
Kuala Lumpur (ANTARA) - Malaysia bersedia untuk membantu memulihkan kedamaian dan ketertiban Bangladesh ke arah rekonstruksi negara tersebut setelah gelombang unjuk rasa besar mahasiswa berhari-hari memicu bentrok di sana.
Jaminan bahwa Malaysia akan membantu dalam memulihkan kondisi Bangladesh itu, menurut Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim, dalam unggahan di media sosialnya Rabu, disampaikan saat melakukan panggilan telepon dengan kepala pemerintahan transisi Bangladesh Muhammad Yunus pada Selasa (13/8).
Anwar mengatakan semalam dirinya membuat panggilan telepon kepada sahabat lamanya Prof Muhammad Yunus untuk memberi selamat dan menanyakan kabar setelah pelantikan sebagai penasihat utama pemerintahan sementara Bangladesh saat ini.
Ia mengatakan penerima Nobel Perdamaian dari Bangladesh itu mempunyai sejarah hubungan yang baik dengan Malaysia. Oleh karena itu, dirinya memberi jaminan bahwa Malaysia akan membantu Bangladesh mengembalikan kedamaian dan ketertiban ke arah rekonstruksi negara tersebut.
Anwar mengaku gembira dengan jaminan yang diberikan Prof Yunus bahwa akan melindungi dan memberikan perlakuan adil kepada seluruh warga Bangladesh termasuk kelompok minoritas.
Ia juga mengatakan mendapat undangan untuk melakukan kunjungan singkat ke Bangladesh dalam waktu dekat untuk lebih mempererat hubungan persaudaraan kedua negara.
Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin mengambil sumpah Muhammad Yunus sebagai kepala pemerintahan transisi negara tersebut.
Bangladesh mengalami unjuk rasa besar-besaran dari mahasiswa yang menentang kebijakan kuota pekerjaan di layanan sipil yang dinilai kontroversial.
Bentrok mahasiswa yang melakukan unjuk rasa dengan aparat keamanan serta pendukung pemerintahan sebelumnya menewaskan lebih dari 400 orang.
Baca juga: Warga Malaysia disarankan menangguhkan perjalanan ke Dhaka
Baca juga: Malaysia evakuasi 123 warganya dari Bangladesh
Baca juga: TNI AL gagalkan penyelundupan PMI dan WNA Bangladesh ke Malaysia
Jaminan bahwa Malaysia akan membantu dalam memulihkan kondisi Bangladesh itu, menurut Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim, dalam unggahan di media sosialnya Rabu, disampaikan saat melakukan panggilan telepon dengan kepala pemerintahan transisi Bangladesh Muhammad Yunus pada Selasa (13/8).
Anwar mengatakan semalam dirinya membuat panggilan telepon kepada sahabat lamanya Prof Muhammad Yunus untuk memberi selamat dan menanyakan kabar setelah pelantikan sebagai penasihat utama pemerintahan sementara Bangladesh saat ini.
Ia mengatakan penerima Nobel Perdamaian dari Bangladesh itu mempunyai sejarah hubungan yang baik dengan Malaysia. Oleh karena itu, dirinya memberi jaminan bahwa Malaysia akan membantu Bangladesh mengembalikan kedamaian dan ketertiban ke arah rekonstruksi negara tersebut.
Anwar mengaku gembira dengan jaminan yang diberikan Prof Yunus bahwa akan melindungi dan memberikan perlakuan adil kepada seluruh warga Bangladesh termasuk kelompok minoritas.
Ia juga mengatakan mendapat undangan untuk melakukan kunjungan singkat ke Bangladesh dalam waktu dekat untuk lebih mempererat hubungan persaudaraan kedua negara.
Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin mengambil sumpah Muhammad Yunus sebagai kepala pemerintahan transisi negara tersebut.
Bangladesh mengalami unjuk rasa besar-besaran dari mahasiswa yang menentang kebijakan kuota pekerjaan di layanan sipil yang dinilai kontroversial.
Bentrok mahasiswa yang melakukan unjuk rasa dengan aparat keamanan serta pendukung pemerintahan sebelumnya menewaskan lebih dari 400 orang.
Baca juga: Warga Malaysia disarankan menangguhkan perjalanan ke Dhaka
Baca juga: Malaysia evakuasi 123 warganya dari Bangladesh
Baca juga: TNI AL gagalkan penyelundupan PMI dan WNA Bangladesh ke Malaysia
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024
Tags: