Buwas: Pramuka mesti jadi ekskul wajib demi generasi berkualitas
14 Agustus 2024 12:29 WIB
Ketua Kwarnas Pramuka Budi Waseso (kiri) bersama Wapres Ma'ruf Amin pada upacara peringatan Hari Pramuka ke-63 di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, Rabu (14/8/2024). (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka Budi Waseso atau yang akrab dipanggil Buwas menyatakan Gerakan Pramuka mesti tetap eksis dan menjadi ekstrakurikuler wajib di sekolah demi mewujudkan generasi yang berkualitas.
"Pramuka itu diinginkan oleh negara dan banyak peran serta pramuka dalam mewujudkan generasi yang berkualitas. Kita sudah menentukan sikap dan menjelaskan bagaimana sebenarnya pramuka itu dan apa dampaknya jika pramuka tidak diwajibkan lagi di sekolah," kata Buwas dalam peringatan Hari Pramuka ke-63 di Jakarta, Rabu.
Ia menegaskan pramuka harus tetap eksis, bahkan dikenalkan sejak dini untuk mencegah para generasi muda dari pengaruh negatif teknologi.
"Sekarang sudah makin banyak pengaruh-pengaruh dari luar ya, terutama teknologi. Sekarang generasi muda itu sudah dipengaruhi oleh hal-hal yang berdampak negatif. Nah ini juga harus kita antisipasi, justru di situlah bagaimana caranya kita membuat pramuka ini dikenal sejak dini," ucap Buwas.
Baca juga: Wapres harap Gerakan Pramuka bisa cegah distorsi nilai-nilai Pancasila
Menurutnya, keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) yang menyebutkan pramuka tidak menjadi ekstrakurikuler wajib, tetapi dapat diikuti secara sukarela oleh siswa mesti dipertimbangkan.
"Keputusan Mendikbudristek itu berkaitan dengan wajib atau tidak wajib ya, apalagi tidak wajib di sekolah itu, ini tetap kita upayakan dan kita dari pihak pramuka, saya sendiri dengan pengurus kwartir daerah (kwarda) sudah membuat surat kepada Presiden, kita sudah juga menyampaikan sikap kita kepada Presiden maupun kepada Menteri, bahasannya ya ini untuk dipertimbangkan," ujar Buwas.
Ia mengemukakan pentingnya siswa atau anak usia dini mengenyam pendidikan pramuka karena organisasi tersebut merupakan karakter bangsa dan berbeda dengan karakter pendidikan di luar negeri.
Baca juga: Ribuan peserta peringati Hari Pramuka ke-63 di Bumi Perkemahan Cibubur
"Jadi kalau orang yang tidak pernah mengenyam pendidikan pramuka, apalagi tidak pernah mengenyam pendidikan di Indonesia, lalu langsung menyamakan dengan pendidikan di luar negeri, itu tidak bisa. Kita tidak seperti itu, karakter kita berbeda, budaya, dan sejarah, kita juga berbeda," tutur Buwas.
Sementara itu Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka Jawa Timur HM Arum Sabil menegaskan pramuka memiliki Dasa Darma yang penting untuk menjaga akhlak dan adab generasi bangsa.
"Isi Dasa Darma sudah dijelaskan diantaranya adalah cinta alam dan kasih sayang sesama manusia, suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan. Akhlak penting, adab itu penting, jadi bukan hanya kecerdasan secara intelektual, melainkan moral, akhlak, dan adab itu adalah nilai-nilai tertinggi untuk menjaga bangsa ini," ujar Arum Sabil.
Baca juga: Mengaktifkan otak kanan dalam kegiatan kepanduan
"Pramuka itu diinginkan oleh negara dan banyak peran serta pramuka dalam mewujudkan generasi yang berkualitas. Kita sudah menentukan sikap dan menjelaskan bagaimana sebenarnya pramuka itu dan apa dampaknya jika pramuka tidak diwajibkan lagi di sekolah," kata Buwas dalam peringatan Hari Pramuka ke-63 di Jakarta, Rabu.
Ia menegaskan pramuka harus tetap eksis, bahkan dikenalkan sejak dini untuk mencegah para generasi muda dari pengaruh negatif teknologi.
"Sekarang sudah makin banyak pengaruh-pengaruh dari luar ya, terutama teknologi. Sekarang generasi muda itu sudah dipengaruhi oleh hal-hal yang berdampak negatif. Nah ini juga harus kita antisipasi, justru di situlah bagaimana caranya kita membuat pramuka ini dikenal sejak dini," ucap Buwas.
Baca juga: Wapres harap Gerakan Pramuka bisa cegah distorsi nilai-nilai Pancasila
Menurutnya, keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) yang menyebutkan pramuka tidak menjadi ekstrakurikuler wajib, tetapi dapat diikuti secara sukarela oleh siswa mesti dipertimbangkan.
"Keputusan Mendikbudristek itu berkaitan dengan wajib atau tidak wajib ya, apalagi tidak wajib di sekolah itu, ini tetap kita upayakan dan kita dari pihak pramuka, saya sendiri dengan pengurus kwartir daerah (kwarda) sudah membuat surat kepada Presiden, kita sudah juga menyampaikan sikap kita kepada Presiden maupun kepada Menteri, bahasannya ya ini untuk dipertimbangkan," ujar Buwas.
Ia mengemukakan pentingnya siswa atau anak usia dini mengenyam pendidikan pramuka karena organisasi tersebut merupakan karakter bangsa dan berbeda dengan karakter pendidikan di luar negeri.
Baca juga: Ribuan peserta peringati Hari Pramuka ke-63 di Bumi Perkemahan Cibubur
"Jadi kalau orang yang tidak pernah mengenyam pendidikan pramuka, apalagi tidak pernah mengenyam pendidikan di Indonesia, lalu langsung menyamakan dengan pendidikan di luar negeri, itu tidak bisa. Kita tidak seperti itu, karakter kita berbeda, budaya, dan sejarah, kita juga berbeda," tutur Buwas.
Sementara itu Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka Jawa Timur HM Arum Sabil menegaskan pramuka memiliki Dasa Darma yang penting untuk menjaga akhlak dan adab generasi bangsa.
"Isi Dasa Darma sudah dijelaskan diantaranya adalah cinta alam dan kasih sayang sesama manusia, suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan. Akhlak penting, adab itu penting, jadi bukan hanya kecerdasan secara intelektual, melainkan moral, akhlak, dan adab itu adalah nilai-nilai tertinggi untuk menjaga bangsa ini," ujar Arum Sabil.
Baca juga: Mengaktifkan otak kanan dalam kegiatan kepanduan
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
Tags: