BUMP Kota Semarang jadi rujukan TPID daerah lain kendalikan inflasi
13 Agustus 2024 18:24 WIB
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Papua Barat dan Papua Barat Daya saat melakukan studi banding upaya pengendalian inflasi di Kota Semarang. (ANTARA/HO-Pemkot Semarang)
Semarang (ANTARA) - Badan Usaha Milik Petani (BUMP) PT Lumpang Semar Sejahtera saat ini telah menjadi rujukan sejumlah tim pengendalian inflasi daerah (TPID) dari wilayah lain dalam strategi dan upaya pengendalian inflasi di daerahnya.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, dalam pernyataan di Semarang, Selasa, mengatakan ada beberapa TPID daerah lain yang telah melakukan studi banding ke BUMP PT Lumpang Semar Sejahtera.
Ita, sapaan akrab Hevearita mencontohkan kunjungan dari TPID Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya pada pekan lalu di Kota Semarang, terutama untuk melihat BUMP yang ada.
Dalam kunjungan kerja itu, TPID kedua provinsi tersebut melakukan studi lapangan di BUMP PT Lumpang Semar Sejahtera (LSS) yang berlokasi di Kelurahan Purwosari, Mijen, Kota Semarang.
Mereka juga mempelajari bagaimana BUMP mampu memotong rantai distribusi dan menjaga kestabilan harga melalui sistem etalase harga di Kios Pandawa Kita, yang berada di Komplek Pasar Kanjengan, Johar.
Ia tidak menyangka keberhasilan Kota Semarang dalam pengendalian inflasi menarik perhatian TPID dari daerah lain untuk ikut belajar bersama.
Menurut dia, keberhasilan pengendalian inflasi pangan di Kota Semarang sebenarnya tidak terlepas dari komitmen bersama seluruh lapisan masyarakat.
"Lumpang Semar Sejahtera ini adalah contoh komitmen bersama, bagaimana kami terus berupaya menjaga keseimbangan antara kesejahteraan petani dan akses pangan yang terjangkau bagi masyarakat," katanya.
Inisiatif untuk membentuk BUMP, kata dia, adalah supaya memberikan kesejahteraan bagi petani, sekaligus perlindungan pada konsumen dengan harga yang murah.
Prinsip BUMP tersebut, lanjut dia, adalah menekankan penguatan ekonomi masyarakat, terutama petani, agar mampu menekan laju inflasi dengan memperpendek rantai distribusi.
"BUMP merupakan kelembagaan usaha masyarakat. BUMP menampung hasil pertanian dan komoditas pangan di Kota Semarang dan mendistribusikan komoditas pangan tersebut. Dengan adanya BUMP, distribusi pangan lebih terpantau dan terkendali," kata Ita.
Sementara itu, Direktur Utama BUMP PT Lumpang Semar Sejahtera Yunus Marzuqi mengungkapkan bahwa kunci sukses Kota Semarang dalam mengendalikan inflasi pangan terletak pada sinergi berbagai pemangku kepentingan terkait.
"Kolaborasi antara pemerintah, petani, dan pihak terkait lainnya menjadi kekuatan utama dalam menjaga kestabilan harga pangan," katanya.
Menilik peran sentral BUMP, kata dia, pihaknya juga siap berkoordinasi dengan Sekretariat Nasional Badan Usaha Milik Petani Indonesia (Seknas BUMP-Indonesia) apabila Provinsi Papua Barat berminat untuk membentuk BUMP serupa.
BUMP LSS yang didirikan oleh Pemkot Semarang, kata Yunus, tidak hanya berperan dalam menekan harga pangan agar tetap terjangkau, namun juga meningkatkan kesejahteraan petani dengan memotong rantai distribusi yang panjang.
Sebagai bukti keberhasilan upaya pengendalian inflasi, Kota Semarang pada dua bulan berturut-turut mengalami deflasi, yakni Mei 2024 deflasi 0,21 persen dan Juni lalu Ibu Kota Jawa Tengah deflasi mencapai 0,26 persen.
Baca juga: Petani Temanggung bentuk BUMP sektor peternakan domba
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, dalam pernyataan di Semarang, Selasa, mengatakan ada beberapa TPID daerah lain yang telah melakukan studi banding ke BUMP PT Lumpang Semar Sejahtera.
Ita, sapaan akrab Hevearita mencontohkan kunjungan dari TPID Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya pada pekan lalu di Kota Semarang, terutama untuk melihat BUMP yang ada.
Dalam kunjungan kerja itu, TPID kedua provinsi tersebut melakukan studi lapangan di BUMP PT Lumpang Semar Sejahtera (LSS) yang berlokasi di Kelurahan Purwosari, Mijen, Kota Semarang.
Mereka juga mempelajari bagaimana BUMP mampu memotong rantai distribusi dan menjaga kestabilan harga melalui sistem etalase harga di Kios Pandawa Kita, yang berada di Komplek Pasar Kanjengan, Johar.
Ia tidak menyangka keberhasilan Kota Semarang dalam pengendalian inflasi menarik perhatian TPID dari daerah lain untuk ikut belajar bersama.
Menurut dia, keberhasilan pengendalian inflasi pangan di Kota Semarang sebenarnya tidak terlepas dari komitmen bersama seluruh lapisan masyarakat.
"Lumpang Semar Sejahtera ini adalah contoh komitmen bersama, bagaimana kami terus berupaya menjaga keseimbangan antara kesejahteraan petani dan akses pangan yang terjangkau bagi masyarakat," katanya.
Inisiatif untuk membentuk BUMP, kata dia, adalah supaya memberikan kesejahteraan bagi petani, sekaligus perlindungan pada konsumen dengan harga yang murah.
Prinsip BUMP tersebut, lanjut dia, adalah menekankan penguatan ekonomi masyarakat, terutama petani, agar mampu menekan laju inflasi dengan memperpendek rantai distribusi.
"BUMP merupakan kelembagaan usaha masyarakat. BUMP menampung hasil pertanian dan komoditas pangan di Kota Semarang dan mendistribusikan komoditas pangan tersebut. Dengan adanya BUMP, distribusi pangan lebih terpantau dan terkendali," kata Ita.
Sementara itu, Direktur Utama BUMP PT Lumpang Semar Sejahtera Yunus Marzuqi mengungkapkan bahwa kunci sukses Kota Semarang dalam mengendalikan inflasi pangan terletak pada sinergi berbagai pemangku kepentingan terkait.
"Kolaborasi antara pemerintah, petani, dan pihak terkait lainnya menjadi kekuatan utama dalam menjaga kestabilan harga pangan," katanya.
Menilik peran sentral BUMP, kata dia, pihaknya juga siap berkoordinasi dengan Sekretariat Nasional Badan Usaha Milik Petani Indonesia (Seknas BUMP-Indonesia) apabila Provinsi Papua Barat berminat untuk membentuk BUMP serupa.
BUMP LSS yang didirikan oleh Pemkot Semarang, kata Yunus, tidak hanya berperan dalam menekan harga pangan agar tetap terjangkau, namun juga meningkatkan kesejahteraan petani dengan memotong rantai distribusi yang panjang.
Sebagai bukti keberhasilan upaya pengendalian inflasi, Kota Semarang pada dua bulan berturut-turut mengalami deflasi, yakni Mei 2024 deflasi 0,21 persen dan Juni lalu Ibu Kota Jawa Tengah deflasi mencapai 0,26 persen.
Baca juga: Petani Temanggung bentuk BUMP sektor peternakan domba
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024
Tags: