Ia menjelaskan bahwa TNLL diberi mandat untuk perlindungan flora dan fauna, sebagai pengaturan tata air dan pencegahan banjir dari Sungai Palu dan Sungai Lariang, Megalit serta pariwisata alam.
Kawasan Lore Lindu, kata dia, juga mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan pelatihan terkait masalah konservasi dan pembangunan yang berkelanjutan di tingkat lokal, regional, nasional dan global.
Baca juga: Balai TNLL Sulteng: tujuh lokasi tambang tanpa izin masih beroperasi
Baca juga: TNLL tutup pendakian gunung Lorekatimbu di kawasan danau Tambing
Ia melanjutkan bahwa kegiatan Semiloka tiga dekade pengelolaan TNLL ini bertujuan untuk menyebarluaskan perkembangan dan prestasi pengelolaan TNLL di bidang pengawetan, perlindungan, pemanfaatan dan pemberdayaan masyarakat selama tiga dekade.
Selain itu, untuk merumuskan rekomendasi pengelolaan TNLL di masa mendatang berdasarkan sejarah, tantangan dan perkembangan masa kini.
Oleh karena itu, dia mengajak seluruh pihak untuk mengungkapkan ide-ide dalam merumuskan rekomendasi untuk pengelolaan TNLL lebih lanjut.
Hal ini, kata dia, dapat memperkuat kedudukan Sulteng sebagai kawasan penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).
Baca juga: 56 desa di Sulawesi Tengah jadi mitra konservasi di kawasan TNLL
Baca juga: BBTNLL: Negeri seribu megalit jadi daya tarik kemajuan wisata Sulteng