Dubes: Indonesia-Australia telah jalin hubungan lebih dari 75 tahun
13 Agustus 2024 16:32 WIB
Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams memberikan sambutan dalam acara pembukaan pameran "Two Nations: A Friendship is Born" di Museum Bahari di Jakarta, Selasa (13/8/2024). (ANTARA/Cindy Frishanti)
Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams menyampaikan bahwa Indonesia dan Australia telah menjalin hubungan lebih dari 75 tahun.
“Hubungan antar masyarakat kita sudah terjalin sejak sebelum kemerdekaan Indonesia,” kata Dubes Penny dalam acara pembukaan pameran “Two Nations: A Friendship is Born” di Museum Bahari di Jakarta, Selasa.
Dubes Penny mengatakan bahwa pameran tersebut merupakan pameran Istimewa yang menceritakan periode penting dalam sejarah Indonesia dan Australia.
Dia juga menyebutkan bahwa Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta menunjuk Australia untuk mewakili Indonesia dalam perundingan PBB mengenai kemerdekaan Indonesia.
Selain itu, Dubes Penny juga menyebutkan tentang orang Australia yang berperan penting dalam memberitakan kemerdekaan Indonesia kepada dunia internasional, yaitu Molly Bondan.
“Karena hal itu, ibu Molly ditunjuk menjadi penulis pidato presiden Soekarno dan sekretaris pers,” ujar Dubes Penny, seraya menambahkan bahwa kisah-kisah seperti Molly Bondan tersebut diceritakan lengkap dalam pameran tersebut.
Pameran tersebut juga menampilkan video dokumenter berjudul “Indonesia Calling” dan “Batavia 1945”, Dubes Penny melanjutkan.
Film “Indonesia Calling” adalah film dokumenter tahun 1946 yang bercerita tentang Australia yang mendukung kemerdekaan Indonesia dengan memboikot kapal-kapal Belanda yang ada di pelabuhan Australia.
Sedangkan film “Batavia 1945” menampilkan rekaman para akademisi dan diplomat Australia bertemu dengan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta serta para pemimpin Indonesia lainnya di tahun 1945.
Sementara itu, Kepala Biro Kerja Sama Daerah Jakarta Marulina Dewi berharap dengan adanya pameran tentang sejarah hubungan Indonesia dan Australia itu bisa mempromosikan museum-museum yang ada di Jakarta ke komunitas global.
Marulina mengatakan bahwa museum merupakan sesuatu yang sangat unik untuk komunitas internasional.
“Jakarta punya banyak museum dan ini potensi yang luar biasa untuk memperkenalkan titik-titik tourism, heritage tourism, kepada dunia global,” ujar Marulina.
Pameran “Two Nations: A Friendship is Born” akan diselenggarakan di Museum Bahari Jakarta dari 15 Agustus sampai 1 September 2024. Selain di Jakarta, pameran tersebut juga diadakan di Yogyakarta, Surabaya dan Makassar.
Pameran yang diselenggarakan bekerja sama dengan Museum Nasional Maritim Australia tersebut diadakan dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Australia.
Baca juga: Kemlu soroti peran vital mahasiswa dalam hubungan Indonesia-Australia
Baca juga: RI-Australia bahas pemetaan rantai pasok kendaraan listrik
Baca juga: RI, Australia luncurkan Rencana Kemitraan Pembangunan lima tahun
“Hubungan antar masyarakat kita sudah terjalin sejak sebelum kemerdekaan Indonesia,” kata Dubes Penny dalam acara pembukaan pameran “Two Nations: A Friendship is Born” di Museum Bahari di Jakarta, Selasa.
Dubes Penny mengatakan bahwa pameran tersebut merupakan pameran Istimewa yang menceritakan periode penting dalam sejarah Indonesia dan Australia.
Dia juga menyebutkan bahwa Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta menunjuk Australia untuk mewakili Indonesia dalam perundingan PBB mengenai kemerdekaan Indonesia.
Selain itu, Dubes Penny juga menyebutkan tentang orang Australia yang berperan penting dalam memberitakan kemerdekaan Indonesia kepada dunia internasional, yaitu Molly Bondan.
“Karena hal itu, ibu Molly ditunjuk menjadi penulis pidato presiden Soekarno dan sekretaris pers,” ujar Dubes Penny, seraya menambahkan bahwa kisah-kisah seperti Molly Bondan tersebut diceritakan lengkap dalam pameran tersebut.
Pameran tersebut juga menampilkan video dokumenter berjudul “Indonesia Calling” dan “Batavia 1945”, Dubes Penny melanjutkan.
Film “Indonesia Calling” adalah film dokumenter tahun 1946 yang bercerita tentang Australia yang mendukung kemerdekaan Indonesia dengan memboikot kapal-kapal Belanda yang ada di pelabuhan Australia.
Sedangkan film “Batavia 1945” menampilkan rekaman para akademisi dan diplomat Australia bertemu dengan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta serta para pemimpin Indonesia lainnya di tahun 1945.
Sementara itu, Kepala Biro Kerja Sama Daerah Jakarta Marulina Dewi berharap dengan adanya pameran tentang sejarah hubungan Indonesia dan Australia itu bisa mempromosikan museum-museum yang ada di Jakarta ke komunitas global.
Marulina mengatakan bahwa museum merupakan sesuatu yang sangat unik untuk komunitas internasional.
“Jakarta punya banyak museum dan ini potensi yang luar biasa untuk memperkenalkan titik-titik tourism, heritage tourism, kepada dunia global,” ujar Marulina.
Pameran “Two Nations: A Friendship is Born” akan diselenggarakan di Museum Bahari Jakarta dari 15 Agustus sampai 1 September 2024. Selain di Jakarta, pameran tersebut juga diadakan di Yogyakarta, Surabaya dan Makassar.
Pameran yang diselenggarakan bekerja sama dengan Museum Nasional Maritim Australia tersebut diadakan dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Australia.
Baca juga: Kemlu soroti peran vital mahasiswa dalam hubungan Indonesia-Australia
Baca juga: RI-Australia bahas pemetaan rantai pasok kendaraan listrik
Baca juga: RI, Australia luncurkan Rencana Kemitraan Pembangunan lima tahun
Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024
Tags: