Jakarta (ANTARA) - Survei terbaru yang dilakukan oleh HSBC bertajuk “Affluent Investor Snapshot 2024” menyebutkan, 57 persen dari 500 responden investor kaya (affluent) Indonesia memiliki rencana untuk memperluas diversifikasi portofolionya dengan berinvestasi pasar global di negara lain.

Survei juga menunjukkan bahwa 500 responden investor affluent Indonesia rata-rata memiliki 4 hingga 5 produk investasi dalam portofolio mereka. Jumlah ini, catat HSBC, tertinggi dibandingkan dengan investor dari wilayah atau negara responden lainnya dalam laporan tersebut, seperti India, China, Hong Kong, dan lainnya.

“Sebanyak 57 persen dari mereka berencana terus menambah, in terms of memperluas portofolio mereka. Dari report tersebut, kita melihat bahwa animonya cukup tinggi. Dan kami sebagai partner harus bisa memenuhi kebutuhan itu. Demand kebutuhan cukup tinggi,” kata Direktur Wealth and Personal Banking HSBC Indonesia Lanny Hendra saat media briefing, di Jakarta, Selasa.

Untuk mendukung tujuan diversifikasi portofolio investor affluent, PT Bank HSBC Indonesia menggandeng PT BNP Paribas Asset Management untuk menghadirkan produk reksa dana dengan fokus investasi pada perusahaan teknologi di dunia dengan tetap memegang prinsip investasi syariah.

Produk yang dinamakan BNP Paribas DJIM Global Technology TITANS 50 Syariah USD (BNPP Global Tech TITANS) itu, kini tersedia untuk nasabah HSBC Premier. BNPP Global Tech TITANS merupakan reksa dana indeks saham yang menawarkan investor untuk akses ke 50 perusahaan teknologi terbesar di dunia.

Dengan mereplikasi kinerja indeks Dow Jones Islamic Market Global Technology Titan 50, reksa dana ini bertujuan untuk menangkap eksposure ke sektor teknologi global yang sedang berkembang pesat. Hal ini diharapkan dapat membantu investor untuk diversifikasi portofolio investasi mereka.

Lanny mengatakan, kehadiran produk reksa dana BNPP Global Tech TITANS ini merupakan bagian dari komitmen HSBC untuk menyediakan pilihan produk investasi yang dapat memenuhi berbagai preferensi pribadi nasabah guna mendukung tujuan diversifikasi portofolio yang diinginkan.

“Produk yang kami luncurkan ini akan menjadi salah satu pilihan bagi nasabah kami untuk menangkap potensi pertumbuhan yang dimiliki sektor teknologi global, khususnya dalam bidang kecerdasan buatan (artificial intelligent/AI) dan otomatisasi, dengan tetap berpegang pada prinsip investasi syariah,” kata dia.

Presiden Direktur PT BNP Paribas Asset Management Maya Kamdani menyampaikan, tema teknologi dalam reksa dana BNPP Global Tech TITANS diharapkan akan menjadi tema jangka panjang yang dapat memenuhi kebutuhan nasabah HSBC Indonesia.

Reksa dana ini, ujar Maya, merupakan reksa dana syariah berbasis efek luar negeri pertama dalam bentuk reksa dana indeks yang mengikuti indeks luar negeri dan juga yang pertama di Indonesia yang mengusung tema teknologi global.

“Reksa dana ini juga menawarkan nasabah suatu diversifikasi, karena tema teknologi yang terangkum dalam reksa dana ini tidak hanya terfokus pada AI ataupun ekonomi digital, tapi juga termasuk berbagai infrastruktur pendukung lainnya seperti keamanan siber (cybersecurity) dan software lainnya,” kata Maya.

Nasabah HSBC Indonesia dapat membeli reksa dana BNPP Global Tech TITANS dengan minimum penempatan dana sebesar 10.000 dolar AS dan dapat diperoleh di seluruh cabang HSBC Indonesia dengan bantuan relationship manager.

Selain itu, nasabah juga dapat mengaksesnya melalui aplikasi HSBC Indonesia Mobile Banking yang saat ini sudah dilengkapi fitur pembukaan rekening investasi secara daring.
Baca juga: Banyak Investor Kaya dan Berpengaruh Jadi Korban Madoff