Pemprov NTB susun peta potensi investasi komprehensif
13 Agustus 2024 15:01 WIB
Pekerja membersihkan panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di pulau wisata Gili Trawangan, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Kamis (10/8/2023). Menurut data PLN NTB saat ini kontribusi energi baru terbarukan (EBT) di NTB sekitar 3,46 persen dari total energi produksi pembangkit yang dari jumlah tersebut tenaga surya berkontribusi sebesar 1,69 persen, air sebesar 1,43 persen dan biomassa sebesar 0,34 persen. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/aww. (ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI)
Mataram (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Nusa Tenggara Barat menyusun peta potensi investasi untuk memberi gambaran komprehensif kepada setiap investor yang hendak menanamkan modal di wilayah tersebut.
"Peta potensi investasi untuk seluruh daerah di NTB itu kami targetkan selesai tahun ini," kata Pelaksana tugas Kepala DPMPTSP NTB Wahyu Hidayat di Mataram, Selasa.
DPMPTSP NTB mulai menyusun peta potensi investasi pada September 2024. Peta potensi investasi merupakan informasi detil tentang ekonomi dan peluang pengembangan berbagai sektor usaha di Nusa Tenggara Barat.
Peta itu turut memuat gambaran rencana tata ruang wilayah, potensi ekonomi dan perdagangan, potensi sarana dan prasarana infrastruktur, potensi sumber daya alam, potensi wisata hingga potensi energi dan pertambangan.
Pada semester I 2024, nilai realisasi investasi di Nusa Tenggara Barat tercatat mencapai Rp25,55 triliun. Sektor usaha yang mencatatkan angka realisasi investasi terbesar adalah pertambangan sebanyak Rp18,45 triliun, perindustrian Rp4,73 triliun, serta pariwisata dan ekonomi kreatif Rp1,21 triliun.
Baca juga: Realisasi investasi di NTB menembus Rp25,55 triliun dalam enam bulan
Baca juga: Realisasi investasi triwulan II 2024 di NTB capai Rp16,70 triliun
Daerah dengan realisasi investasi terbanyak terletak di Kabupaten Sumbawa Besar mencapai Rp21,91 triliun, Kota Mataram Rp654 miliar, dan Kabupaten Sumbawa sebesar Rp601 miliar.
Sedangkan, tiga daerah dengan angka realisasi investasi terkecil berada di Kabupaten Bima yang hanya berjumlah Rp57,89 miliar, Kota Bima Rp68,74 miliar dan Kabupaten Lombok Barat Rp268,89 miliar.
Wahyu menuturkan peta potensi investasi tersebut juga menjadi salah satu upaya Pemprov NTB untuk mendongkrak capaian realisasi investasi di Kota Bima dan Kabupaten Bima yang saat ini masih terbilang rendah.
"Dari sana (peta potensi investasi) kami berangkat untuk menawarkan potensi-potensi dan peluang-peluang yang ada di Bima supaya mereka bisa bangkit," ujarnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan bila melihat secara kasat mata dengan kontur geografi yang dimiliki oleh Kota Bima dan Kabupaten Bima maka peluang investasi yang paling kuat sejauh ini adalah sektor peternakan dan pertanian.
Pemerintah setempat kini mengkaji kontribusi pertanian dan peternakan yang disumbangkan kepada Kota Bima dan Kabupaten Bima.
Dengan demikian, DPMPTSP NTB mencari peluang baru yang dapat dikembangkan oleh pemilik modal untuk mendorong agar dua daerah yang berada berada di ujung timur Pulau Sumbawa tersebut bisa bersaing dengan delapan kabupaten/kota yang ada di Nusa Tenggara Barat.
Baca juga: Pemprov Nusa Tenggara Barat bukukan realisasi investasi Rp8,84 triliun
Baca juga: Investor Dubai rencanakan membangun mal di Lombok Tengah
"Peta potensi investasi untuk seluruh daerah di NTB itu kami targetkan selesai tahun ini," kata Pelaksana tugas Kepala DPMPTSP NTB Wahyu Hidayat di Mataram, Selasa.
DPMPTSP NTB mulai menyusun peta potensi investasi pada September 2024. Peta potensi investasi merupakan informasi detil tentang ekonomi dan peluang pengembangan berbagai sektor usaha di Nusa Tenggara Barat.
Peta itu turut memuat gambaran rencana tata ruang wilayah, potensi ekonomi dan perdagangan, potensi sarana dan prasarana infrastruktur, potensi sumber daya alam, potensi wisata hingga potensi energi dan pertambangan.
Pada semester I 2024, nilai realisasi investasi di Nusa Tenggara Barat tercatat mencapai Rp25,55 triliun. Sektor usaha yang mencatatkan angka realisasi investasi terbesar adalah pertambangan sebanyak Rp18,45 triliun, perindustrian Rp4,73 triliun, serta pariwisata dan ekonomi kreatif Rp1,21 triliun.
Baca juga: Realisasi investasi di NTB menembus Rp25,55 triliun dalam enam bulan
Baca juga: Realisasi investasi triwulan II 2024 di NTB capai Rp16,70 triliun
Daerah dengan realisasi investasi terbanyak terletak di Kabupaten Sumbawa Besar mencapai Rp21,91 triliun, Kota Mataram Rp654 miliar, dan Kabupaten Sumbawa sebesar Rp601 miliar.
Sedangkan, tiga daerah dengan angka realisasi investasi terkecil berada di Kabupaten Bima yang hanya berjumlah Rp57,89 miliar, Kota Bima Rp68,74 miliar dan Kabupaten Lombok Barat Rp268,89 miliar.
Wahyu menuturkan peta potensi investasi tersebut juga menjadi salah satu upaya Pemprov NTB untuk mendongkrak capaian realisasi investasi di Kota Bima dan Kabupaten Bima yang saat ini masih terbilang rendah.
"Dari sana (peta potensi investasi) kami berangkat untuk menawarkan potensi-potensi dan peluang-peluang yang ada di Bima supaya mereka bisa bangkit," ujarnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan bila melihat secara kasat mata dengan kontur geografi yang dimiliki oleh Kota Bima dan Kabupaten Bima maka peluang investasi yang paling kuat sejauh ini adalah sektor peternakan dan pertanian.
Pemerintah setempat kini mengkaji kontribusi pertanian dan peternakan yang disumbangkan kepada Kota Bima dan Kabupaten Bima.
Dengan demikian, DPMPTSP NTB mencari peluang baru yang dapat dikembangkan oleh pemilik modal untuk mendorong agar dua daerah yang berada berada di ujung timur Pulau Sumbawa tersebut bisa bersaing dengan delapan kabupaten/kota yang ada di Nusa Tenggara Barat.
Baca juga: Pemprov Nusa Tenggara Barat bukukan realisasi investasi Rp8,84 triliun
Baca juga: Investor Dubai rencanakan membangun mal di Lombok Tengah
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024
Tags: