Perusahaan yang memiliki kantor di lebih dari 30 kota di seluruh dunia termasuk Jakarta itu menyuntikkan dana untuk berbagai perusahaan teknologi early-stage di Asia Tenggara, dengan modal pre-launch, pre-seed, dan seed.
"Adanya SEA Fund II menandai babak selanjutnya dalam mewujudkan misi Antler guna mendukung para founders dari tahap paling awal hingga pertumbuhan mereka," kata Co-founder dan Managing Partner Antler, Jussi Salovaara dalam siaran resmi pada Selasa.
Baca juga: Saingi Jerman, Airlangga sebut startup RI peringkat ke-6 terbanyak
"Sebagai investor multi-stage global, kami percaya bahwa sekarang adalah waktu yang paling tepat untuk mulai membangun," kata Jussi Salovaara.Baca juga: Saingi Jerman, Airlangga sebut startup RI peringkat ke-6 terbanyak
Dalam waktu enam hingga sembilan bulan ke depan, Antler berencana menginvestasikan 27 juta dolar AS di 45 startup tahap awal.
Sebagian dari dana tersebut akan digunakan untuk mendukung startup yang dibentuk selama Program Residensi Antler yang diadakan di seluruh Asia Tenggara, di mana sebesar 9 juta dolar AS (sekitar Rp146 miliar) telah dialokasikan untuk Indonesia.
Baca juga: Startup binaan UI raih penghargaan US–ASEAN STIC Program
Sebelumnya, Antler telah menginvestasikan dananya ke beberapa startup potensial di Indonesia, seperti Gapai, platform pekerjaan global untuk pekerja migran Indonesia; Kora, platform agritech dengan teknologi pascapanen; serta Brick, platform keuangan terbuka dan penyedia API terpadu.Baca juga: Startup binaan UI raih penghargaan US–ASEAN STIC Program
Antler SEA Fund II didukung oleh limited partners (LP) global dan regional, dengan komponen dana lebih dari 50 persen berasal dari investor institusi, termasuk di antaranya pengelolaan dana kekayaan negara (sovereign wealth funds), pengelola dana pensiun (pension funds), dan dana abadi universitas (university endowment).
Penutupan pengumpulan dana ini berlangsung bersamaan dengan peningkatan minat investor terhadap investasi tahap awal. Hal ini didorong oleh percepatan digitalisasi, pertumbuhan kelas menengah, dan prospek ekonomi yang kuat di wilayah tersebut.
Baca juga: Google for Startups kenalkan AI Academy targetkan startup AI di APAC
Data dari Preqin menunjukkan, peningkatan signifikan dalam investasi tahap awal global, dengan ukuran kesepakatan pendanaan tahap seed (benih) meningkat sebesar 112 persen, sementara peningkatan kesepakatan pendanaan tahap Seri A naik dengan rata-rata 31 persen.Baca juga: Google for Startups kenalkan AI Academy targetkan startup AI di APAC
Dalam upaya mendukung para founder dari tahap paling awal hingga pertumbuhan, Antler telah memperkenalkan ARC (Agreement for Rolling Capital), sebuah inisiasi penggalangan dana baru untuk founder startup early-stage untuk mendapatkan modal hingga 600.000 dolar AS (Rp9,7 miliar), termasuk investasi awal, pro-rata follow-on, dan ARC, dalam kurun sembilan bulan pertama siklus hidup perusahaan.
Antler juga akan terus menginvestasikan hingga US$10 juta modal pengembangan dalam startup tahap growth-stage dari Seri A ke atas melalui dana pertumbuhan barunya, yaitu Antler Elevate.
Baca juga: Menperin: Startup jadi game-changer wujudkan Indonesia Emas 2045
Dana sebesar 285 juta dolar AS (sekitar Rp4 triliun) ini diinvestasikan secara global di perusahaan-perusahaan unggulan, termasuk yang berada dalam pendanaan tahap awal Antler.Baca juga: Menperin: Startup jadi game-changer wujudkan Indonesia Emas 2045
"Kemajuan teknologi dalam AI, akses ke modal, dan perkembangan pasar yang tumbuh subur di Asia Tenggara telah menciptakan ekosistem yang luar biasa untuk inovasi dan berperan dalam lahirnya pemimpin global," kata Jussi Salovaara.
"Kami juga berterima kasih atas dukungan para investor kami karena Antler terus mendukung para founders dari awal hingga pertumbuhan dengan solusi inovatif seperti ARC," tutur Jussi Salovaara.
Sebelumnya, Antler’s SEA Fund I telah berinvestasi di 91 perusahaan, termasuk Airalo, marketplace e-SIM; Reebelo, platform perangkat elektronik daur ulang; Qashier, sistem point-of-sale (POS) pintar; Bluesheets, platform otomatisasi data keuangan berbasis AI; dan Volopay, platform manajemen pengeluaran modern.
Secara global, Antler telah berinvestasi di lebih dari 1.000 startup di berbagai industri dan teknologi.
Baca juga: Dua Startup binaan UI lolos program akselerator NUS GRIP di Singapura
Baca juga: Dua Startup binaan UI lolos program akselerator NUS GRIP di Singapura