"Indonesia harus bisa lebih baik, menihilkan kematian ibu. Siapa yang bisa berperan? Kita tahu bahwa 50 persen persalinan di Indonesia ditangani oleh bidan," katanya.
Baca juga: BPS catat angka kematian bayi di Aceh menurun dalam 51 tahun
Baca juga: BPS: Angka kelahiran di Aceh menurun dalam lima dekade
"Bukan saja sejalan dengan misi UNFPA untuk me-nolkan angka kematian ibu yang dapat dicegah, tapi juga sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) kita, yaitu SDGs 3 dan 5," ujarnya.
Untuk itu, Verania menekankan kemampuan bidan dalam mendeteksi dini, memahami apa yang harus dilakukan, serta mengetahui kemana ibu melahirkan harus dirujuk menjadi kunci dalam strategi pengurangan tingkat kematian ibu usai persalinan.
Senada dengan Verania, Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Dr Ade Jubaedah menekankan pentingnya seorang bidan untuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuannya, agar mampu menjalankan perannya dalam mencegah kematian ibu setelah persalinan.
"Salah satu sebab kematian ibu pascapersalinan adalah perdarahan, yang disebabkan oleh adanya anemia atau kekurangan sel darah merah pada ibu hamil," ungkapnya.
Oleh sebab itu, Ade mengimbau kepada para bidan untuk melakukan tatalaksana yang tepat, salah satunya melalui pemberian tablet penambah darah pada remaja putri, serta melakukan skrining kepada calon pengantin.
Baca juga: Pemkab Magetan sediakan tempat tunggu kelahiran cegah AKI dan AKB
Baca juga: Studi: COVID tingkatkan kelahiran mati dan kematian ibu