Penularan hiv/aids semakin beragam
24 Maret 2014 02:33 WIB
Waria Kampanye Bahaya AIDS. Sejumlah waria yang tergabung dalam Waria Kediri mengelar aksi bagi-bagi brosur bahaya Aids dan brosur pendaftaran tes HIV kepada pengendara yang melintas di Jalan KDP Slamet, Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu (30/11). Aksi tersebut untuk memperingati Hari Aids Sedunia pada 1 Desember serta mengkampayekan kepada masyarakat agar tetap memilih berperilaku seksual yang sehat dan mengkampayekan bahaya HIV/Aids. (ANTARA FOTO/Rudi Mulya) ()
Bekasi (ANTARA News) - Pengamat Kesehatan dari Lembaga Kasih Indonesia, Basuki Setiawan, menilai kasus penularan HIV/AIDS di tengah masyarakat semakin beragam.
"Sebelum tahun 2008, jumlah penderita HIV/AIDS lebih didominasi oleh para pengguna narkoba jarum suntik, tetapi belakangan ini kembali ke era 90-an, yaitu penularan melalui perilaku seks berisiko," katanya di Bekasi, Minggu.
Menurutnya, kasus tersebut salah satunya terjadi di Kota Bekasi, Jawa Barat, di mana 33 ibu rumah tangga menjadi korban penularan AIDS dari perilaku seks berisiko.
Data melalui Dinas Kesehatan setempat menyebutkan 2004 hingga 2014 ini tercatat ada 2.767 kasus HIV, dan 902 kasus di antaranya sudah positif terjangkit AIDS.
Sebanyak 33 pasien di antaranya adalah ibu rumah tangga yang ditularkan suami yang gemar seks berisiko ketika berada di luar pengawasan istri.
Menurutnya, penularan tersebut juga mengancam janin pasien bila yang bersangkutan tengah hamil.
Janin yang tengah dikandung bisa tertular virus mematikan itu melalui aliran darah atau pemberian air susu ibu (ASI).
"Akan tetapi, dengan banyaknya temuan kasus tersebut bukan berarti mengungkap kebobrokan masyarakat, tetapi justru menunjukkan kesadaran masyarakat yang mau melaporkan untuk diperiksa.
"Dengan begitu, kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatan cukup meningkat. Sekarang bagaimana kita bersama-sama melakukan penanggulangan itu," ujarnya. (AFR/Z002)
"Sebelum tahun 2008, jumlah penderita HIV/AIDS lebih didominasi oleh para pengguna narkoba jarum suntik, tetapi belakangan ini kembali ke era 90-an, yaitu penularan melalui perilaku seks berisiko," katanya di Bekasi, Minggu.
Menurutnya, kasus tersebut salah satunya terjadi di Kota Bekasi, Jawa Barat, di mana 33 ibu rumah tangga menjadi korban penularan AIDS dari perilaku seks berisiko.
Data melalui Dinas Kesehatan setempat menyebutkan 2004 hingga 2014 ini tercatat ada 2.767 kasus HIV, dan 902 kasus di antaranya sudah positif terjangkit AIDS.
Sebanyak 33 pasien di antaranya adalah ibu rumah tangga yang ditularkan suami yang gemar seks berisiko ketika berada di luar pengawasan istri.
Menurutnya, penularan tersebut juga mengancam janin pasien bila yang bersangkutan tengah hamil.
Janin yang tengah dikandung bisa tertular virus mematikan itu melalui aliran darah atau pemberian air susu ibu (ASI).
"Akan tetapi, dengan banyaknya temuan kasus tersebut bukan berarti mengungkap kebobrokan masyarakat, tetapi justru menunjukkan kesadaran masyarakat yang mau melaporkan untuk diperiksa.
"Dengan begitu, kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatan cukup meningkat. Sekarang bagaimana kita bersama-sama melakukan penanggulangan itu," ujarnya. (AFR/Z002)
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014
Tags: