Komitmen tersebut diwujudkan lewat penandatanganan nota kesepahaman antara Muhammadiyah dan PT Wadah Karya Rembang tentang penelitian dan pengembangan varietas tebu untuk konversi lahan terbengkalai dan eks tambang.
Baca juga: Unand gandeng Unhan kembangkan riset gandum untuk ketahanan pangan
Haedar mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi pengelolaan sumber daya alam yang belum sepenuhnya dinikmati oleh seluruh masyarakat.
"Kualitas tebu yang menurun, padahal luas lahan meningkat menjadi salah satu persoalan mendasarnya," ujarnya.
Haedar menyatakan pihaknya berkomitmen untuk mendorong reformasi tata kelola sumber daya alam yang inklusif dan berkeadilan.
Salah satunya, kata dia, yakni dengan adanya Perguruan Tinggi Muhammadiyah, yang didorong untuk melakukan riset untuk meningkatkan produksi tebu nasional dengan memperbaiki kualitas tebu, pengembangan agroteknologi berbasis teknologi, dan praktik smart farming dalam perkebunan tebu.
Upaya tersebut disambut baik oleh Direktur Utama PT Wadah Karya, Kamadjaya yang menilai hal tersebut merupakan bentuk dakwah ekonomi yang bisa membantu nasib petani tebu dan menyelamatkan produksi gula nasional.
Baca juga: Pemkot Semarang-BRIN kolaborasi kembangkan riset ketahanan pangan
Baca juga: BRIN: Indonesia punya 11 varietas padi toleran kekeringan
Terlebih, kata dia, sejalan dengan komitmen Presiden Terpilih, Prabowo Subianto di tengah ancaman krisis pangan dan konflik global, menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
"Muhammadiyah mampu berkontribusi dalam mewujudkan agenda kemandirian pangan pemerintahan baru nanti, di antaranya dengan mengembangkan inovasi teknologi di bidang pertanian yang ramah lingkungan," kata Fajar.