Sportainment
Tuksedo Studio gelar pameran mobil klasik di Jakarta
12 Agustus 2024 20:14 WIB
Direktur Tuksedo Studio, Laksmana Gusti Handoko (kiri) mempresentasikan spesifikasi Porsche 356 Cabriolet kepada Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bambang Soesatyo (kanan) di pameran mobil klasik bertajuk Legendary Automobile Showcase : An Exhibition of Elegance di Pondok Indah Mall (PIM) II, Jakarta, Senin (12/08/2024). (ANTARA/FAJAR SATRIYO)
Jakarta (ANTARA) - Pabrikan mobil klasik buatan tangan, Tuksedo Studio Bali, menggelar pameran mobil klasik di Pondok Indah Mall (PIM) II, Jakarta, mulai 12 hingga 18 Agustus, untuk mengedukasi masyarakat mengenai mobil klasik.
Pameran bertajuk Legendary Automobile Showcase ini terinspirasi sejumlah pameran mobil klasik di dunia seperti Retromobile di Paris, Goodwood Revival dan pameran mobil klasik Silverstone di Inggris," kata Direktur Tuksedo Studio Laksmana Gusti Handoko dalam pembukaan pameran di Jakarta, Senin.
"Tujuan pameran mobil klasik ini untuk mengedukasi masyarakat bahwa mobil klasik punya nilai tersendiri dan bahwa saat ini Indonesia sudah punya industri barang mewah," kata Gusti.
Tuksedo Studio Bali juga menggelar pameran bersama di Surabaya, Yogyakarta dan Bali.
Menurut Gusti, dalam pameran ini terdapat uji coba kendaraan mobil klasik dan simulator mobil klasik yang bisa dinikmati pengunjung pameran.
Gusti mengatakan pameran ini ingin mendekatkan para pencinta mobil klasik yang para pemesannya 90 persen berasal dari Jakarta.
"Tuksedo Studio adalah pabrikan mobil klasik yang digawangi sumber daya manusia lokal, namun sudah mendapat pengakuan global," kata Gusti.
Baca juga: Pabrik mobil klasik di Bali masuk daftar wisata Kemenparekraf
Di antara yang disajikan dalam pameran ini adalah Mercedes Benz 300 SL, Porsche 356 Cabriolet, Porsche 550 Spyder, dan Aston Martin DB5.
Masyarakat yang ingin mengunjungi pameran ini cukup memberitahukan melalui media sosial yang dikelola pabrik replika mobil antik itu.
Sejak 2021 hingga Juli 2024, 20 unit kendaraan yang sudah tidak ada di pasaran internasional, diproduksi kembali di studio tersebut.
"Ini bukan soal kemewahan atau kecanggihan tapi ini soal maha karya anak bangsa, sebuah seni," kata Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo.
Satu unit mobil klasik diproduksi selama 12 bulan yang sekitar 90 persen bahannya menggunakan produk dalam negeri, kecuali mesin, oleh sekitar 80 orang tenaga kerja dan pekerja seni otomotif dari Bali.
Tuksedo Studio tidak menutup kemungkinan merambah kancah internasional mengingat saat ini ada 100 unit antrean dari pecinta mobil klasik di Timur Tengah, Amerika Serikat, dan di Eropa yang berminat memesan mobil.
Namun, produksi dan pengiriman untuk pemesanan konsumen luar negeri belum dapat dilakukan karena perlu menyesuaikan dengan aturan ekspor, karena tidak diperkenankan menggunakan merek kendaraan yang direproduksi.
Baca juga: 16 mobil klasik curian ditemukan di satu gudang di Kanada
Pameran bertajuk Legendary Automobile Showcase ini terinspirasi sejumlah pameran mobil klasik di dunia seperti Retromobile di Paris, Goodwood Revival dan pameran mobil klasik Silverstone di Inggris," kata Direktur Tuksedo Studio Laksmana Gusti Handoko dalam pembukaan pameran di Jakarta, Senin.
"Tujuan pameran mobil klasik ini untuk mengedukasi masyarakat bahwa mobil klasik punya nilai tersendiri dan bahwa saat ini Indonesia sudah punya industri barang mewah," kata Gusti.
Tuksedo Studio Bali juga menggelar pameran bersama di Surabaya, Yogyakarta dan Bali.
Menurut Gusti, dalam pameran ini terdapat uji coba kendaraan mobil klasik dan simulator mobil klasik yang bisa dinikmati pengunjung pameran.
Gusti mengatakan pameran ini ingin mendekatkan para pencinta mobil klasik yang para pemesannya 90 persen berasal dari Jakarta.
"Tuksedo Studio adalah pabrikan mobil klasik yang digawangi sumber daya manusia lokal, namun sudah mendapat pengakuan global," kata Gusti.
Baca juga: Pabrik mobil klasik di Bali masuk daftar wisata Kemenparekraf
Di antara yang disajikan dalam pameran ini adalah Mercedes Benz 300 SL, Porsche 356 Cabriolet, Porsche 550 Spyder, dan Aston Martin DB5.
Masyarakat yang ingin mengunjungi pameran ini cukup memberitahukan melalui media sosial yang dikelola pabrik replika mobil antik itu.
Sejak 2021 hingga Juli 2024, 20 unit kendaraan yang sudah tidak ada di pasaran internasional, diproduksi kembali di studio tersebut.
"Ini bukan soal kemewahan atau kecanggihan tapi ini soal maha karya anak bangsa, sebuah seni," kata Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo.
Satu unit mobil klasik diproduksi selama 12 bulan yang sekitar 90 persen bahannya menggunakan produk dalam negeri, kecuali mesin, oleh sekitar 80 orang tenaga kerja dan pekerja seni otomotif dari Bali.
Tuksedo Studio tidak menutup kemungkinan merambah kancah internasional mengingat saat ini ada 100 unit antrean dari pecinta mobil klasik di Timur Tengah, Amerika Serikat, dan di Eropa yang berminat memesan mobil.
Namun, produksi dan pengiriman untuk pemesanan konsumen luar negeri belum dapat dilakukan karena perlu menyesuaikan dengan aturan ekspor, karena tidak diperkenankan menggunakan merek kendaraan yang direproduksi.
Baca juga: 16 mobil klasik curian ditemukan di satu gudang di Kanada
Pewarta: Fajar Satriyo
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2024
Tags: