Purwokerto (ANTARA News) - Gempa tremor yang terjadi di Gunung Slamet cenderung menurun dalam enam jam terakhir.

"Secara visual, masih terjadi embusan-embusan asap. Kemudian secara instrumental dari rekaman gempa, ada kecenderungan menurun dari amplitudo tremornya," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Slamet di Gambuhan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Sukedi saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu.

Ia mengatakan kondisi tersebut berbeda dengan beberapa hari sebelumnya dimana Gunung Slamet mengalami gempa tremor secara terus-menerus.

Dalam hal ini, Gunung Slamet biasanya hanya mengalami gempa vulkanik dalam, vulkanik dangkal, dan gempa embusan.

Gempa tremor yang terdeteksi beberapa hari terakhir menunjukkan adanya pergerakan gas dan fluida dari perut gunung menuju puncak.

Selain penurunan amplitudo gempa tremor, kata Sukedi, pihaknya juga masih merekam adanya gempa-gempa embusan yang terjadi di Gunung Slamet.

Disinggung mengenai kemungkinan aktivitas Gunung Slamet akan terus menurun, dia mengatakan pihaknya masih terus mengamati gempa-gempa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.

"Itu yang sedang kami amati, kami ikuti terus perkembangan dan perubahannya. Semua ahli gunung api yang ada di sekitar kita, semua masih mengevaluasi karena sebagian besar masih di lapangan untuk melakukan pemantauan dan pengamatan," katanya.

Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari hasil pemantauan Pos Pengamatan Gunung Slamet di Gambuhan pada hari Jumat (21/3), pukul 18.00-00.00 WIB, disebutkan bahwa Gunung Slamet secara visual terpantau mendung, angin tenang, kabut, dan terjadi hujan gerimis-deras.

Selain itu, terekam adanya gempa tremor harmonik terus-menerus dengan amplitudo maksimum 60 milimeter.

Sementara pada hari Sabtu (22/3), pukul 00.00-06.00 WIB, secara visual terpantau cuaca mendung, angin tenang, berkabut, dan hujan gerimis, sedangkan gempa tremor harmonik terus-menerus dengan amplitudo maksimum 0,5-65 milimeter (amplitudo dominan 10-35 milimeter).

Terkait hal itu, Gunung Slamet yang meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, masih berstatus "Waspada" (level II), sehingga masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari puncak.