Jakarta (ANTARA News) - Kondisi menguntungkan menyelimuti area samudera di mana citra satelit menunjukkan objek yang diduga berkaitan dengan Malaysia Airlines MH370, namun pesawat intai Angkatan Udara Australia tak bisa menemukan lokasi dua objek diduga puing MH370 itu berada.

"Kami punya banyak harapan dan jika kondisi menguntungkan terus berlangsung begitu, mudah-mudahan kami akan segera menemukan sesuatu," kata Letnan Penerbang Russell Adams setelah pilot Angkatan Udara Australia itu mendaratkan pesawat intai P3 Orion di Pangkalan Pearce, Australia.

P3 Orion yang dikapteni Adams itu meninggalkan pangkalannya sekitar pukul 9 pagi waktu Australia bagian timur menuju satu zona pencarian di Samudera Hindia yang jaraknya sekitar 2.500 km dari Perth.

Penerbangan ke area puing diduga MH370 itu memakan waktu empat jam dan karena faktor bahan bakar maka pesawat hanya bisa menyisir area seluas 23.000 km persegi itu dengan waktu dua jam.

"Jarak pandang bagus, kami mendapatkan daya pandang bagus sampai 10 kilometer, tidak ada hujan di area itu," kata Adams. "Kami sungguh punya peluang bagus untuk menyaksikan sesuatu secara visual di luar sana dan untuk tugas itu hari ini kondisinya luar biasa."

Namun pesawat lainnya di zona pencarian, termasuk dua Orion dan Poseidon milik AS, masih berada di laut. "Jika beruntung kami akan bisa segera menemukan sesuatu," kata dia.

Sebuah P3 Orion milik RAAF meninggalkan pangkalan udara sekitar pukul 10.00 waktu setempat dan diperkirakan sampai pukul 20.30 waktu setempat, diikuti sebuah jet jarak jauh Bombardier Global Express dan Orion ketiga Australia yang terbang sekitar 13.00 waktu setempat.

Skuadron pimpinan Letnan Penerbang Adams akan terbang kembali esok Sabtu pagi, demikian Sidney Morning Herald.