Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Golkar A. M. Nurdin Halid menyebut dia belum dapat memastikan kabar mundurnya Airlangga Hartarto sebagai ketua umum DPP Partai Golkar.

Dia menyebut kebenaran atas kabar itu masih 50:50.

“Fifty:fifty (50:50), pokoknya 50:50,” kata Nurdin Halid saat dihubungi di Jakarta, Minggu.

Nurdin, saat ditanya mengenai kemungkinan adanya dinamika di internal Golkar yang alot untuk menyetujui mundurnya Airlangga, juga merespons dengan jawaban “50:50”.

Jika merujuk pada jawaban itu, Nurdin sampai saat ini pun belum dapat membenarkan ataupun membantah kabar mundurnya Airlangga sebagai ketua umum Golkar.

Airlangga dikabarkan mundur dari jabatannya sebagai ketua umum Partai Golkar. Dia terpilih dalam musyawarah nasional Partai Golkar pada 2019 untuk masa jabatan selama 5 tahun. Artinya, masa jabatan Airlangga seharusnya habis pada akhir 2024 saat Partai Golkar menggelar musyawarah nasional untuk memilih ketua umum baru.

Dalam kesempatan terpisah, Waketum DPP Partai Golkar Dito Ariotedjo juga belum dapat memastikan kabar mundurnya Airlangga.

“Kita tunggu ya resminya,” kata Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Golkar Dito Ariotedjo kepada wartawan saat dihubungi di Jakarta, Minggu.

Dia memperkirakan jika benar Airlangga mundur, kemungkinan itu karena dia ingin fokus di pemerintahan.

“Mungkin karena akan fokus di pemerintahan dan tantangan ke depan terkait ekonomi nasional dan global semakin banyak dan kompleks,” kata Dito.

Airlangga Hartarto saat ini menjabat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI dalam Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden RI Joko Widodo-Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin.

Airlangga dalam beberapa kesempatan telah mengumumkan niatnya kembali mencalonkan diri sebagai ketua umum dalam Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar pada Desember 2024.

Namun, jika dia mundur dari jabatannya, maka Partai Golkar dapat menggelar musyawarah nasional luar biasa, yang dapat digelar mendahului jadwal munas.

Sejauh ini, belum ada petinggi Golkar yang membenarkan mundurnya Airlangga.