David Chalik dorong pembentukan lembaga penjamin pendidikan
21 Maret 2014 14:38 WIB
Simpatisan Partai Hanura berjoget saat kampanye terbuka di GOR Sunter Jaya, Jakarta Utara, Rabu (19/3). David Chalik merupakan salah satu calon anggota legislatif dari Partai Hanura.(ANTARA FOTO/Fanny Octavianus)
Jakarta (ANTARA News) - Calon anggota legislatif dari Partai Hanura David Chalik ingin mendorong pembentukan lembaga penjamin pendidikan untuk membantu lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) membayar biaya pendidikan di perguruan tinggi.
"Jadi sistemnya seperti LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) yang membantu bank. Bedanya, lembaga ini membantu lulusan SMA dengan memberikan pinjaman uang untuk kuliah," kata aktor dan pemandu acara televisi itu di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan, bank milik negara atau bank swasta bisa memberikan pinjaman biaya pendidikan kepada pelajar yang akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Pinjaman itu bisa diluasi ketika pelajar penerima pinjaman lulus dan sudah bekerja.
"Jangka waktunya bisa lima tahun. Saya rasa itu bisa dilakukan sebagai cara bahwa pendidikan juga bisa merasa diperhatikan di negara ini, tidak hanya masalah ekonominya saja," ujarnya.
Calon anggota legislatif dengan nomor urut lima dari Daerah Pemilihan (Dapil) DKI Jakarta III itu mengatakan, partainya sudah merencanakan skema program pinjaman untuk pelajar tersebut.
"Kalau ekonomi pemerintah peduli, masa pendidikan tidak. Harus dipikirkan lagi program wajib belajar sembilan tahun, 12 tahun, harus ada yang selanjutnya," ucapnya.
Menurut David, kualitas pendidikan harus ditingkatkan supaya bangsa Indonesia tidak hanya menjadi buruh kasar yang tidak diperhitungkan di negeri sendiri karena kalah bersaing dengan warga negara lain.
"Jadi pemerintah tidak hanya memikirkan pendidikan dasarnya saja, tapi bisa dorong mereka untuk bisa akses pendidikan di jenjang lebih tinggi lagi. Kalau cuma sampai lulus SMA, mau jadi apa, belum lagi kita sekarang 'perang' dengan asing," kata pria yang mengaku sudah terjun ke dunia politik sejak 2009 itu.
"Jadi sistemnya seperti LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) yang membantu bank. Bedanya, lembaga ini membantu lulusan SMA dengan memberikan pinjaman uang untuk kuliah," kata aktor dan pemandu acara televisi itu di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan, bank milik negara atau bank swasta bisa memberikan pinjaman biaya pendidikan kepada pelajar yang akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Pinjaman itu bisa diluasi ketika pelajar penerima pinjaman lulus dan sudah bekerja.
"Jangka waktunya bisa lima tahun. Saya rasa itu bisa dilakukan sebagai cara bahwa pendidikan juga bisa merasa diperhatikan di negara ini, tidak hanya masalah ekonominya saja," ujarnya.
Calon anggota legislatif dengan nomor urut lima dari Daerah Pemilihan (Dapil) DKI Jakarta III itu mengatakan, partainya sudah merencanakan skema program pinjaman untuk pelajar tersebut.
"Kalau ekonomi pemerintah peduli, masa pendidikan tidak. Harus dipikirkan lagi program wajib belajar sembilan tahun, 12 tahun, harus ada yang selanjutnya," ucapnya.
Menurut David, kualitas pendidikan harus ditingkatkan supaya bangsa Indonesia tidak hanya menjadi buruh kasar yang tidak diperhitungkan di negeri sendiri karena kalah bersaing dengan warga negara lain.
"Jadi pemerintah tidak hanya memikirkan pendidikan dasarnya saja, tapi bisa dorong mereka untuk bisa akses pendidikan di jenjang lebih tinggi lagi. Kalau cuma sampai lulus SMA, mau jadi apa, belum lagi kita sekarang 'perang' dengan asing," kata pria yang mengaku sudah terjun ke dunia politik sejak 2009 itu.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014
Tags: