Luhut luncurkan perahu ponton penarik sampah di Sungai Citarum
10 Agustus 2024 16:49 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meluncurkan perahu ponton yang dirancang khusus untuk menarik sampah di Sektor 9 Sungai Citarum, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (10/8/2024). (ANTARA/Rubby Jovan)
Bandung Barat (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meluncurkan perahu ponton yang dirancang khusus untuk menarik sampah di sepanjang aliran Sungai Citarum.
Saat peluncuran, Luhut mengungkapkan perahu ponton tersebut merupakan inovasi unggulan dari TNI AD sebagai program keberlanjutan dari Citarum Harum.
Baca juga: Luhut harap keberlangsungan program Citarum Harum terus dilanjutkan
“Jadi ini merupakan satu langkah di depan yang disajikan oleh Angkatan Darat dengan mengumpulkan sampah kemudian menggunakan tenaga konveyor yang membersihkan sampah tidak lagi pakai tenaga manusia,” kata Luhut usai meluncurkan perahu ponton penarik sampah di Sektor 9 Sungai Citarum, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu.
Luhut mengungkapkan perahu ponton tersebut diproduksi oleh Bengkel Pusat Peralatan (Bengpuspal) Pusat Peralatan (Puspal) TNI AD.
Dia menjelaskan, perahu ini dapat bekerja secara cepat untuk menarik sampah dari sungai lalu dinaikkan ke truk melalui konveyor hingga dipilah dengan mesin pemilah sampah sampai proses pembakaran.
"Inovasi pengelolaan sampah yang sudah lama saya pikirkan. Tidak terbayang bisa terwujud, yang disajikan angkatan darat. Jadi tidak pakai tenaga orang banyak, ini merupakan satu langkah luar biasa," kata Luhut.
Baca juga: BRIN: Kebutuhan air di Jakarta tak sebanding dengan ketersediaannya
Dia menyebut peluncurkan tersebut merupakan bagian dari program Citarum Harum yang bertujuan untuk mengatasi pencemaran dan meningkatkan kualitas air di salah satu sungai terpanjang di Indonesia ini.
"Untuk mengumpulkan sampah itu (ponton) dan konveyor-nya, saya agak terkejut juga karena kita pernah dapat bantuan dari Belanda dan dari Perancis, itu ya tidak ada beda jauh dengan ini," kata dia.
Lebih lanjut, menurut dia, untuk harga satu unit perahu ponton dengan alat konveyor yang dibuat oleh Bengpuspal Puspal TNI AD harganya jauh lebih terjangkau ketimbang yang diberikan Belanda dan Perancis, menyentuh 1 juta dolar Amerika.
"Kita tanya waktu itu (alat ponton dan konveyor) 1 juta dolar Amerika, ini tadi dibilang berapa? Hanya Rp350 juta dan buatan prajurit-prajurit TNI Angkatan Darat. Tadi makanya saya minta untuk di sempurnakan lagi, ada kurang sana-sini biar dimasukkan saja ya ke e-katalog," katanya.
Baca juga: Sampah di Jembatan BBS Citarum hanya tersisa di bantaran sungai
Saat peluncuran, Luhut mengungkapkan perahu ponton tersebut merupakan inovasi unggulan dari TNI AD sebagai program keberlanjutan dari Citarum Harum.
Baca juga: Luhut harap keberlangsungan program Citarum Harum terus dilanjutkan
“Jadi ini merupakan satu langkah di depan yang disajikan oleh Angkatan Darat dengan mengumpulkan sampah kemudian menggunakan tenaga konveyor yang membersihkan sampah tidak lagi pakai tenaga manusia,” kata Luhut usai meluncurkan perahu ponton penarik sampah di Sektor 9 Sungai Citarum, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu.
Luhut mengungkapkan perahu ponton tersebut diproduksi oleh Bengkel Pusat Peralatan (Bengpuspal) Pusat Peralatan (Puspal) TNI AD.
Dia menjelaskan, perahu ini dapat bekerja secara cepat untuk menarik sampah dari sungai lalu dinaikkan ke truk melalui konveyor hingga dipilah dengan mesin pemilah sampah sampai proses pembakaran.
"Inovasi pengelolaan sampah yang sudah lama saya pikirkan. Tidak terbayang bisa terwujud, yang disajikan angkatan darat. Jadi tidak pakai tenaga orang banyak, ini merupakan satu langkah luar biasa," kata Luhut.
Baca juga: BRIN: Kebutuhan air di Jakarta tak sebanding dengan ketersediaannya
Dia menyebut peluncurkan tersebut merupakan bagian dari program Citarum Harum yang bertujuan untuk mengatasi pencemaran dan meningkatkan kualitas air di salah satu sungai terpanjang di Indonesia ini.
"Untuk mengumpulkan sampah itu (ponton) dan konveyor-nya, saya agak terkejut juga karena kita pernah dapat bantuan dari Belanda dan dari Perancis, itu ya tidak ada beda jauh dengan ini," kata dia.
Lebih lanjut, menurut dia, untuk harga satu unit perahu ponton dengan alat konveyor yang dibuat oleh Bengpuspal Puspal TNI AD harganya jauh lebih terjangkau ketimbang yang diberikan Belanda dan Perancis, menyentuh 1 juta dolar Amerika.
"Kita tanya waktu itu (alat ponton dan konveyor) 1 juta dolar Amerika, ini tadi dibilang berapa? Hanya Rp350 juta dan buatan prajurit-prajurit TNI Angkatan Darat. Tadi makanya saya minta untuk di sempurnakan lagi, ada kurang sana-sini biar dimasukkan saja ya ke e-katalog," katanya.
Baca juga: Sampah di Jembatan BBS Citarum hanya tersisa di bantaran sungai
Pewarta: Rubby Jovan Primananda
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024
Tags: