Masyarakat diminta cerdas sikapi politik uang
20 Maret 2014 22:34 WIB
Pelipatan Hari Terakhir Aparat bersenjata memberikan pengamanan saat para pekerja melipat kertas suara pada hari terakhir di gedung Informasi dan Teknologi Learning Center di Banda Aceh, Kamis (20/3). Pelipatan kertas suara DPR-RI, DPRK dan DPD RI itu memasuki tahap final dan akan dilanjutkan pengepakan dan penyegelan kotak suara sebelum didistribusikan ke tingkat kecamatan menjelang akhir Maret. (ANTARA FOTO/Ampelsa) ()
Bandung (ANTARA News) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Barat mengimbau agar masyarakat cerdas dalam menyikapi politik uang pada kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2014.
"Saat ini, ada beberapa pihak mengembuskan jargon terima uangnya jangan pilih orangnya jelang Pemilu 2014. Saya harap masyarakat bisa cerdas," kata Ketua Bawaslu Jawa Barat Harminus Koto, di Bandung, Kamis.
Jargon tersebut, kata Harminus, merujuk pada politik uang di mana para caleg atau partai politik memberikan uang agar dipilih warga saat pencoblosan surat suara nanti.
"Kalau ada parpol atau caleg yang memberikan uang terima uangnya, tapi laporkan kepada Bawaslu," kata dia.
Pihaknya menolak tegas adanya politik uang, karena itu masyarakat juga harus tegas terkait hal itu agar pelaksanaan demokrasi berjalan baik.
Ia mengatakan, politik uang dinilainya telah mencederai nilai demokrasi itu sendiri, sehingga diperlukan sikap tegas dan pengawasan dari berbagai pihak.
"Jangan mau menggadaikan martabat harga diri pemilih dengan uang. Jangan mau suara kita dihargai dengan recehan seperti itu," katanya.
Ia menuturkan, warga Jawa Barat memiliki martabat yang tinggi dan hal itu tidak sebanding dengan uang yang diberikan para caleg atau parpol.
"Saya yakin orang Jawa Barat itu punya martabat tinggi. Mari jaga martabat itu agar tidak ditukar dengan uang. Kita mengimbau masyarakat menolak politik uang," kata dia.
(KR-ASJ/E005)
"Saat ini, ada beberapa pihak mengembuskan jargon terima uangnya jangan pilih orangnya jelang Pemilu 2014. Saya harap masyarakat bisa cerdas," kata Ketua Bawaslu Jawa Barat Harminus Koto, di Bandung, Kamis.
Jargon tersebut, kata Harminus, merujuk pada politik uang di mana para caleg atau partai politik memberikan uang agar dipilih warga saat pencoblosan surat suara nanti.
"Kalau ada parpol atau caleg yang memberikan uang terima uangnya, tapi laporkan kepada Bawaslu," kata dia.
Pihaknya menolak tegas adanya politik uang, karena itu masyarakat juga harus tegas terkait hal itu agar pelaksanaan demokrasi berjalan baik.
Ia mengatakan, politik uang dinilainya telah mencederai nilai demokrasi itu sendiri, sehingga diperlukan sikap tegas dan pengawasan dari berbagai pihak.
"Jangan mau menggadaikan martabat harga diri pemilih dengan uang. Jangan mau suara kita dihargai dengan recehan seperti itu," katanya.
Ia menuturkan, warga Jawa Barat memiliki martabat yang tinggi dan hal itu tidak sebanding dengan uang yang diberikan para caleg atau parpol.
"Saya yakin orang Jawa Barat itu punya martabat tinggi. Mari jaga martabat itu agar tidak ditukar dengan uang. Kita mengimbau masyarakat menolak politik uang," kata dia.
(KR-ASJ/E005)
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: