Ia menjelaskan, kalau sebelumnya yang dipakai hanya sekitar Rp100 miliar per tahun, tapi tahun ini sudah hampir Rp500 miliar hanya untuk riset dan belum termasuk pengadaan peralatan.
Komitmen tersebut, jelas dia, bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) riset yang berkualitas, tidak hanya bagi pemerintah lewat Kementerian dan Lembaga (K/L), namun juga seluruh pemangku kepentingan, baik akademisi, industri, dan lain sebagainya.
Baca juga: BRIN: Hakteknas ke-29 momentum kembangkan ekonomi berbasis pengetahuan
Baca juga: BRIN fasilitasi riset ilmu pengetahuan lokal lewat publikasi buku
Hal tersebut, sambungnya, merupakan upaya pemerintah dalam menjembatani minat akademisi dalam melakukan riset, namun selama ini terkendala dengan fasilitas laboratorium kampus yang belum memadai.
"Bahkan, dalam beberapa kasus seperti riset produksi pangan itu produksinya di sini (laboratorium BRIN)," lanjutnya.
Baca juga: BRIN dorong penguatan riset daerah tingkatkan ekonomi masyarakat
Baca juga: Kepala BRIN semangati periset muda agar selalu termotivasi untuk riset
Baca juga: BRIN gelar InaRI Expo 2024 sebagai rangkaian peringatan Hakteknas-29