Mahasiswa UGM teliti ekstrak anggur untuk terapi neuropati diabetik
10 Agustus 2024 12:42 WIB
Arsip foto - Warga memetik anggur merah impor yang dibudi dayakan dalam green house di Desa Jenisgelaran, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu (5/6/2024). ANTARA FOTO/Syaiful Arif/foc/aa.
Yogyakarta (ANTARA) - Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta meneliti ekstrak anggur merah untuk terapi penderita neuropati diabetik.
"Senyawa bioaktif dari buah anggur merah diharapkan dapat memberikan terapi yang lebih efektif dalam mengelola neuropati diabetik," kata anggota Tim PKM UGM Puji Kurnellawati dalam keterangannya di Yogyakarta, Sabtu.
Neuropati diabetik merupakan salah satu bentuk komplikasi dari penyakit diabetes melitus yang menyebabkan gangguan pada saraf tepi ditandai dengan gejala sering kesemutan, nyeri, atau mati rasa.
Dalam penelitian itu, Puji Kurnellawati bersama tim menggunakan ekstraksi anggur merah untuk memperoleh resveratrol, yang kemudian dienkapsulasi dalam "Nanostructured Lipid Carrier" (NLC).
Selanjutnya resveratrol diuji pada tikus wistar yang digunakan sebagai subjek penelitian dalam rangka menguji tingkat efektivitas terapeutik ini.
Beberapa hal yang diuji, kata dia, terkait kadar glukosa darah, respon nyeri, serta analisis ekspresi gen antioksidan dan histologi nervus sciaticus.
"Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan NLC mampu menurunkan kadar glukosa darah dan inflamasi serta meningkatkan fungsi motorik pada tikus model DM," kata mahasiswa Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM ini.
Dari hasil penelitian itu, kata Puji, menunjukkan perbedaan signifikan dalam waktu jingkat kaki, kadar glukosa darah, dan kadar TNF-α antar kelompok perlakuan.
Menurut Puji, penemuan itu menunjukkan bahwa NLC tidak hanya meningkatkan bioavailabilitas resveratrol tetapi juga efektif dalam mengurangi gejala neuropati diabetik.
"Pendekatan ini memiliki potensi besar sebagai terapi preventif yang lebih baik untuk penderita diabetes," kata dia.
Melalui metode enkapsulasi resveratrol dalam NLC, menurut Puji, hasil penelitian itu tidak hanya memberikan solusi potensial bagi penderita neuropati diabetik, tetapi juga membuka peluang baru dalam pengembangan obat dan terapi.
Dia berharap hasil penelitian ini dapat diakses masyarakat luas dan mendorong diskusi serta kolaborasi lebih lanjut dalam bidang riset obat-obatan.
"Adanya temuan ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi pengembangan lebih lanjut dalam terapi neuropati diabetik dan membantu meningkatkan kualitas hidup para penderita diabet," kata dia.
Selain Puji Kurnellawati, tim peneliti terdiri atas Adha Fauzi Hendrawan (FKKMK UGM) Fauziah Rahma Zora Rustiawan dan Araya Pangastuti (Fakultas Farmasi UGM), dan Syuja Rizqullah dari Sekolah Vokasi UGM.
Baca juga: Harga kost di Yogyakarta, dekat UGM dan UNY
Baca juga: Pustral UGM dukung multiprovider avtur untuk tekan harga tiket pesawat
Baca juga: Mahasiswa UGM eksplorasi "superfood" pencegah stunting dari mikroalga
"Senyawa bioaktif dari buah anggur merah diharapkan dapat memberikan terapi yang lebih efektif dalam mengelola neuropati diabetik," kata anggota Tim PKM UGM Puji Kurnellawati dalam keterangannya di Yogyakarta, Sabtu.
Neuropati diabetik merupakan salah satu bentuk komplikasi dari penyakit diabetes melitus yang menyebabkan gangguan pada saraf tepi ditandai dengan gejala sering kesemutan, nyeri, atau mati rasa.
Dalam penelitian itu, Puji Kurnellawati bersama tim menggunakan ekstraksi anggur merah untuk memperoleh resveratrol, yang kemudian dienkapsulasi dalam "Nanostructured Lipid Carrier" (NLC).
Selanjutnya resveratrol diuji pada tikus wistar yang digunakan sebagai subjek penelitian dalam rangka menguji tingkat efektivitas terapeutik ini.
Beberapa hal yang diuji, kata dia, terkait kadar glukosa darah, respon nyeri, serta analisis ekspresi gen antioksidan dan histologi nervus sciaticus.
"Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan NLC mampu menurunkan kadar glukosa darah dan inflamasi serta meningkatkan fungsi motorik pada tikus model DM," kata mahasiswa Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM ini.
Dari hasil penelitian itu, kata Puji, menunjukkan perbedaan signifikan dalam waktu jingkat kaki, kadar glukosa darah, dan kadar TNF-α antar kelompok perlakuan.
Menurut Puji, penemuan itu menunjukkan bahwa NLC tidak hanya meningkatkan bioavailabilitas resveratrol tetapi juga efektif dalam mengurangi gejala neuropati diabetik.
"Pendekatan ini memiliki potensi besar sebagai terapi preventif yang lebih baik untuk penderita diabetes," kata dia.
Melalui metode enkapsulasi resveratrol dalam NLC, menurut Puji, hasil penelitian itu tidak hanya memberikan solusi potensial bagi penderita neuropati diabetik, tetapi juga membuka peluang baru dalam pengembangan obat dan terapi.
Dia berharap hasil penelitian ini dapat diakses masyarakat luas dan mendorong diskusi serta kolaborasi lebih lanjut dalam bidang riset obat-obatan.
"Adanya temuan ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi pengembangan lebih lanjut dalam terapi neuropati diabetik dan membantu meningkatkan kualitas hidup para penderita diabet," kata dia.
Selain Puji Kurnellawati, tim peneliti terdiri atas Adha Fauzi Hendrawan (FKKMK UGM) Fauziah Rahma Zora Rustiawan dan Araya Pangastuti (Fakultas Farmasi UGM), dan Syuja Rizqullah dari Sekolah Vokasi UGM.
Baca juga: Harga kost di Yogyakarta, dekat UGM dan UNY
Baca juga: Pustral UGM dukung multiprovider avtur untuk tekan harga tiket pesawat
Baca juga: Mahasiswa UGM eksplorasi "superfood" pencegah stunting dari mikroalga
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024
Tags: