Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore melemah sebesar 135 poin menjadi Rp11.439 dibanding sebelumnya Rp11.304 per dolar AS.

"Rupiah terdepresiasi menyusul pernyataan the Fed dalam pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan kembali memangkas stimulus keuangannya senilai 10 miliar dolar AS," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, sentimen the Fed itu dijadikan alasan oleh pelaku pasar uang untuk kembali menempatkan dananya ke mata uang yang masuk dalam kategori aman (safe haven), salah satunya dolar AS.

Di sisi lain, lanjut dia, pelaku pasar juga merespon negatif terhadap rendahnya proyeksi pertumbuhan Indonesia oleh Bank Dunia di level 5,3 persen, atau di bawah proyeksi Bank Indonesia di 5,5--5,9 persen.

Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menambahkan bahwa daya tarik dolar AS kembali meningkat setelah the Fed memberi sinyal potensi kenaikan suku bunga pada tahun 2015 mendatang.

"Itu menjadi sentimen negatif bagi mata uang berisiko, termasuk untuk rupiah," katanya.

Meski demikian, menurut dia, potensi pelemahan mungkin terbatas mengingat investor juga masih optimis dengan proyeksi perekonomian Indonesia tetap akan positif.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Kamis ini (20/3), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp11.407 dibanding sebelumnya (19/3) di posisi Rp11.313 per dolar AS.(*)