Kemenkominfo kuatkan pilar keamanan pada literasi digital
9 Agustus 2024 19:11 WIB
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Hokky Situngkir dalam acara ngopi bareng di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Jumat (9/8/2024). ANTARA/Livia Kristianti.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bakal memprioritaskan penguatan pilar keamanan digital sebagai bagian dari empat pilar literasi digital agar masyarakat semakin memahami urgensi menjaga dirinya di ruang siber.
"Keamanan digital ini jadi salah satu pilar yang penting karena bayangkan kita sudah ngebut melakukan transformasi digital. Kita sudah bikin sekian ratus industri game, kita tumbuhkan startup digital, kita petakan UMKM go digital. Tahu-tahu ada banyak gangguan data breach, masyarakat tertipu posting KTP di media sosial segala macam, hal-hal seperti ini membutuhkan perhatian besar di literasi digital," kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Hokky Situngkir di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Jumat.
Hal ini juga dilakukan untuk meningkatkan indeks literasi digital nasional untuk keamanan digital karena dalam dua tahun berturut-turut menjadi pilar yang indeksnya paling rendah di antara empat literasi digital yang ada.
Baca juga: Menkominfo lantik Hokky Situngkir sebagai Dirjen Aptika
Adapun dalam laporan Status Literasi Digital Indonesia 2022 yang dirilis pada 2023 didapatkan bahwa indeks keamanan digital masyarakat umum hanya hanya di angka 3,12. Dengan indeks pilar digital lainnya yang memiliki capaian lebih tinggi yaitu budaya digital 3,84, keterampilan digital 3,52 dan etika digital 3,68.
Lalu pada tahun sebelumnya yaitu Status Literasi Digital Indonesia 2021 yang dirilis 2022 indeks keamanan digital masyarakat hanya 3,10 padahal untuk pilar lainnya memiliki tingkat indeks yang lebih tinggi dengan budaya digital 3,90, etika digital 3,53 dan keterampilan digital 3,44.
Oleh karena itu, untuk merespons temuan tersebut maka pilar literasi digital dinilai perlu ditingkatkan. Hokky mengatakan meski baru menjabat tiga pekan menjadi Dirjen APTIKA dirinya telah meminta penguatan pilar keamanan digital tersebut pada program-program literasi digital terbaru yang digelar oleh direktorat-direktoratnya.
Baca juga: PSE perlu beri orang tua literasi digital lindungi anak di ruang siber
Terbaru misalnya pada peresmian program UMKM Go Digital 2024, pihaknya memasukkan materi mengenai keamanan digital yang perlu dipahami oleh pelaku UMKM.
Mengenalkan beragam jenis penipuan seperti judi online atau modus-modus kejahatan siber yang dapat dialami pengusaha UMKM digital menjadi bagian dari penguatan pengenalan pilar keamanan digital dalam acara tersebut.
"Dalam acara UMKM Go Digital kemarin, kami menyebutkan pesan pentingnya soal keamanan digital. Bayangkan UMKM yang misalnya sudah mau besar, tahu-tahu karena tidak paham banyak karyawannya judi online," kata Hokky.
Baca juga: Transformasi digital tingkatkan potensi keamanan siber
Baca juga: Keluarga juga mesti berperan dalam upaya pencegahan kejahatan siber
"Keamanan digital ini jadi salah satu pilar yang penting karena bayangkan kita sudah ngebut melakukan transformasi digital. Kita sudah bikin sekian ratus industri game, kita tumbuhkan startup digital, kita petakan UMKM go digital. Tahu-tahu ada banyak gangguan data breach, masyarakat tertipu posting KTP di media sosial segala macam, hal-hal seperti ini membutuhkan perhatian besar di literasi digital," kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Hokky Situngkir di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Jumat.
Hal ini juga dilakukan untuk meningkatkan indeks literasi digital nasional untuk keamanan digital karena dalam dua tahun berturut-turut menjadi pilar yang indeksnya paling rendah di antara empat literasi digital yang ada.
Baca juga: Menkominfo lantik Hokky Situngkir sebagai Dirjen Aptika
Adapun dalam laporan Status Literasi Digital Indonesia 2022 yang dirilis pada 2023 didapatkan bahwa indeks keamanan digital masyarakat umum hanya hanya di angka 3,12. Dengan indeks pilar digital lainnya yang memiliki capaian lebih tinggi yaitu budaya digital 3,84, keterampilan digital 3,52 dan etika digital 3,68.
Lalu pada tahun sebelumnya yaitu Status Literasi Digital Indonesia 2021 yang dirilis 2022 indeks keamanan digital masyarakat hanya 3,10 padahal untuk pilar lainnya memiliki tingkat indeks yang lebih tinggi dengan budaya digital 3,90, etika digital 3,53 dan keterampilan digital 3,44.
Oleh karena itu, untuk merespons temuan tersebut maka pilar literasi digital dinilai perlu ditingkatkan. Hokky mengatakan meski baru menjabat tiga pekan menjadi Dirjen APTIKA dirinya telah meminta penguatan pilar keamanan digital tersebut pada program-program literasi digital terbaru yang digelar oleh direktorat-direktoratnya.
Baca juga: PSE perlu beri orang tua literasi digital lindungi anak di ruang siber
Terbaru misalnya pada peresmian program UMKM Go Digital 2024, pihaknya memasukkan materi mengenai keamanan digital yang perlu dipahami oleh pelaku UMKM.
Mengenalkan beragam jenis penipuan seperti judi online atau modus-modus kejahatan siber yang dapat dialami pengusaha UMKM digital menjadi bagian dari penguatan pengenalan pilar keamanan digital dalam acara tersebut.
"Dalam acara UMKM Go Digital kemarin, kami menyebutkan pesan pentingnya soal keamanan digital. Bayangkan UMKM yang misalnya sudah mau besar, tahu-tahu karena tidak paham banyak karyawannya judi online," kata Hokky.
Baca juga: Transformasi digital tingkatkan potensi keamanan siber
Baca juga: Keluarga juga mesti berperan dalam upaya pencegahan kejahatan siber
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024
Tags: