Timika (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah mengatakan bahwa saat ini Kampung Keakwa, Distrik Mimika Tengah terus dibina menjadi percontohan pembudidayaan kepiting bakau, sebagai komoditas kelautan unggulan asal daerah ini.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap Clemens Ohoilulin di Timika, Jumat, mengatakan, bahwa pada umumnya potensi unggulan kelautan di wilayah pesisir Mimika yakni kepiting bakau, sehingga pihaknya membentuk kelompok nelayan untuk dibina dalam membudidayakan komoditas tersebut.
"Pada umumnya wilayah pesisir Kabupaten Mimika ini kaya akan sumber daya kelautan yang melimpah, salah satunya yakni kepiting bakau," katanya.
Menurut Clemens, sebagai bentuk perhatian pemerintah dalam mengembangkan komoditas kepiting bakau di daerah ini, maka pihaknya memberikan dukungan berupa sarana tangkap dan juga monitoring serta evaluasi bertahap terhadap kelompok binaan.
"Ada satu kelompok nelayan di Kampung Keakwa yang kami bina, dengan jumlah anggotanya 10 hingga 20 orang," ujarnya.
Dia menjelaskan, hasil pembinaan terhadap kelompok nelayan kepiting bakau di Kampung Keakwa telah terbukti dengan membuat pasar nasional dan juga internasional.
"Sejak 2022 komoditas kepiting bakau sudah diperjualbelikan hingga ke Jakarta, Makassar dan Bali, selain itu untuk eksport luar negeri telah tebus hingga ke Malaysia, Singapura dan Hong Kong," katanya.
Dia menambahkan, untuk dalam Indonesia rutin dilakukan pengiriman setiap bulan, sedangkan untuk ekspor ke luar negeri dilakukan setiap dua hingga tiga bulan sekali.
"Produksi kepiting bakau oleh kelompok nelayan Kampung Keakwa selama kurun waktu 2023 mencapai 7.680 ekor atau 2.650 kilo gram per tahun," ujarnya.
Baca juga: UD Putri Desi Mimika ekspor kepiting bakau ke Singapura via Jakarta
Baca juga: Dirjen KKP: Pembenihan kepiting bakau penting untuk keberlanjutan
DKP Mimika: Kampung Keakwa jadi percontohan budi daya kepiting bakau
9 Agustus 2024 16:41 WIB
Kepala Bidang Perikanan Tangkap-Clemens Ohoilulin. ANTARA/Agustina Estevani Janggo.
Pewarta: Agustina Estevani Janggo
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024
Tags: