Pekanbaru (ANTARA News) - Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Kabut Asap menyatakan titik panas (hotspot) di daratan Provinsi Riau terdeteksi satelit kembali meningkat.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) lewat surat elektronik yang diterima Antara, Rabu malam, menyatakan, Satelit NOAA 18 mendeteksi kemunculan sebanyak 26 titik panas di Sumatera dan di Riau ada sebanyak sembilan titik.

"Jumlah itu meningkat dibandingkan sebelumnya dimana di Sumatera hanya ada 17 titik dan Riau delapan titik," kata Kepala Bidang Data BNPB, Agus Wibowo.

Data Satgas mencatat, sembilan titik panas di Riau tersebar di tiga kabupaten/kota meliputi Rokan Hilir, Bengkalis dan Kota Dumai.

Terbanyak berada di Kabupaten Rokan Hilir yakni tujuh titik yang tersebar di tiga kecamatan.

Data tersebut mencatat, tiga titik berada di Kecamatan Sinaboi meliputi Desa Sungai Bakau, Raja Bejamu dan Desa Sinaboi.

Sementara di Kecamatan Kubu terdeteksi satelit ada sebanyak tiga titik pula yang berlokasi di Desa Teluk Piyai, Tanjung Leban dan Teluk Nilap.

Kemudian terakhir titik panas di Rokan Hilir berada di Desa Lenggadai Hulu, Kecamatan Rimba Melintang.

Sementara itu satu "hotspot" di Kota Dumai menurut hasil rekam satelit berada di Kelurahan Pelintung, Kecamatan Medang Kampai.

Untuk satu titik panas di Kabupaten Bengkalis, satelit merekam berada di Desa Tanjung Leban, Kecamatan Bukit Batu.

Sementara itu satelit Terra malah mendeteksi 22 titik panas di daratan Sumatera, di Riau hanya ada enam titik, masing-masing tiga di Bengkalis dan tiga di Rokan Hilir.

Titik panas atau "hotspot" merupakan pendeteksian satelit yang belum dapat dipastikan sebuah peristiwa kebakaran lahan dan hutan.

"Hotspot" masuk kategori atau disebut sebagai titik api jika hasil peninjauan menyatakan itu sebuah kebakaran lahan.(*)