Sejarah Pramuka dan sosok di baliknya
9 Agustus 2024 15:59 WIB
Anggota Pramuka membersihkan ruangan ibadah saat kegiatan bakti sosial pramuka di Gereja Kristen Indonesia, Kebon Bawang, Jakarta Utara, Jumat (9/8/2024). n ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/nym. (ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA)
Jakarta (ANTARA) - Sejarah pramuka pertama kali bermula ketika seorang pria Inggris bernama Robert Baden-Powell mengadakan perkemahan pertamanya bersama 22 pemuda di Pulau Brownsea, Inggris pada 25 Juli 1907.
Perkemahan yang berlangsung selama 8 hari itu menjadi titik awal lahirnya gerakan pramuka di dunia. Latar belakang militer yang melekat pada diri Powell yang dikenal tegas, disiplin, dan terampil juga menjadi ciri khas gerakan pramuka itu sendiri.
Baca juga: Kwartir nasional kampanyekan gerakan Media Sahabat Pramuka
Sejarah awal Pramuka
Lahir di London tahun 1857, Powell merupakan anak dari seorang profesor di Oxford University, namun ayahnya itu meninggal saat Powell berusia tiga tahun. Momen itu mungkin yang membuat Powell tumbuh menjadi anak yang kuat dan terampil dalam menjalani hidup.
Saat dewasa, ia bergabung dengan militer Inggris dan bertugas dalam membuat peta, menganalisis lokasi, dan menjadi pelatih bagi para tentara lain.
Hingga suatu saat ia naik pangkat dan mulai memberi penghargaan kepada prajurit di bawah komandonya dengan lencana atas prestasi mereka, seperti halnya Pramuka masa kini.
Atas kepemimpinannya, Baden-Powell juga dianugerahi medali atas tindakannya dalam Perang Boer di Afrika Selatan. Ia memimpin pasukan dalam Pertempuran Mafeking (1900) yang terkenal, di mana pasukan Inggris bertahan melawan musuh yang jauh lebih besar.
Dari semua pengalaman yang telah dilewati, Powell akhirnya menulis sebuah buku berjudul "Aids to Scouting" pada tahun 1899. Buku itu berisi tentang panduan bagi tentara muda dalam melaksanakan tugas di lapangan. Tak disangka penjualan buku itu pun laris di Inggris.
Buku yang ia buat tidak hanya dibaca oleh para tentara muda Inggris, tetapi juga oleh para guru dan organisasi kepemudaan yang membuat cikal bakal dasar Pramuka menyebar dan diajarkan ke banyak kelompok masyarakat di luar dunia militer.
Perkemahan pada tanggal 25 Juli 1907 itu menjadi momentum pengujian materi pada buku yang ia tulis, Sejak perkemahan inilah, Baden Powell semakin serius untuk mengembangkan gerakan kepanduan.
Baca juga: KND gandeng Kwarnas selenggarakan pramuka inklusif
Baden-Powell kemudian kembali menuliskan pengalaman dan pandangannya dalam sebuah buku berjudul "Scouting for Boys" yang diterbitkan pada tahun 1908.
Buku ini menjadi sangat populer dan menjadi panduan utama bagi gerakan kepanduan yang menyebar dengan cepat ke seluruh dunia.
Pada tahun 1910 beliau memutuskan untuk mengakhiri kariernya di dunia militer saat menjabat sebagai Letnan Jenderal, agar bisa lebih fokus pada pengembangan pendidikan kepramukaan. Ini merupakan komitmen yang luar biasa yang dipersembahkan Baden Powell demi majunya dunia Pramuka.
Organisasi-organisasi Pramuka pun bermunculan yang pada mulanya hanya diperuntukkan untuk anak laki-laki saja dengan nama "Boys Scout". Barulah pada tahun 1912, dibantu oleh adik perempuannya, Agnes, Powell mendirikan organisasi Pramuka untuk perempuan dengan nama "Girl Guides".
Baden Powell terus bergerak, pada tahun 1918 ia mendirikan "Rover Scout", sebuah kelompok yang diperuntukkan bagi remaja-remaja berusia 17 tahun. Pada tahun 1922, Baden Powell kembali menerbitkan buku yang berjudul "Rovering to Success"(Mengembara Menuju Bahagia).
Buku tersebut menceritakan tentang seorang pemuda yang harus mengayuh perahu sampannya menuju pantai bahagia.
Pada tanggal 30 Juli sampai 8 Agustus 1920, Jambore Dunia pertama diadakan di Olympia Hall, London, Inggris yang dihadiri oleh 8.000 pramuka dari 34 negara. Inilah titik awal gerakan Pramuka sebagai organisasi internasional yang terorganisir.
Tahun 1939, Baden Powell dan istrinya memutuskan untuk pindah dan tinggal di Kenya. Bersamaan dengan itu, kondisi kesehatan Powell mulai menurun, ia mulai sakit-sakitan. Hingga pada tanggal 8 Januari 1941, pendiri Pramuka itu menghembuskan nafas terakhirnya. Baden Powell dimakamkan di pemakaman St. Peter, Nyeri, Kenya.
Baca juga: Kwartir nasional kampanyekan gerakan Media Sahabat Pramuka
Sejarah Pramuka di Indonesia
Organisasi Pramuka Baden Powell ternyata sampai juga gaungnya ke Indonesia. Gerakan kepramukaan ini dibawa oleh Belanda pada masa kolonial. Belanda mendirikan organisasi kepanduan pertama di Indonesia yang diberi nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda).
Istilah Padvinders merujuk kepada istilah untuk organisasi Pramuka yang ada di negeri Belanda.
Pada tahun 1916, seorang guru asal Belanda bernama J. J. van Dalen mendirikan "Javaansche Padvinders Organisatie" (JPO), yang menjadi organisasi kepanduan pertama untuk pemuda pribumi.
Seiring waktu, banyak organisasi kepanduan lain bermunculan, baik yang didirikan oleh masyarakat pribumi maupun etnis lain seperti Tionghoa dan Arab.
Setelah Indonesia merdeka, berbagai organisasi kepanduan tersebut menyatukan diri dan pada tahun 1961, melalui Keputusan Presiden No. 238 Tahun 1961, Gerakan Pramuka secara resmi didirikan.
Presiden Soekarno meresmikan Gerakan Pramuka pada tanggal 14 Agustus 1961, yang kemudian diperingati sebagai Hari Pramuka setiap tahunnya, demikian dikutip dari berbagai sumber.
Baca juga: Syair "Hymne Pramuka" ciptaan Husein Mutahar
Baca juga: Kwarcab Pramuka Tangerang bentuk badan usaha di bidang waralaba
Perkemahan yang berlangsung selama 8 hari itu menjadi titik awal lahirnya gerakan pramuka di dunia. Latar belakang militer yang melekat pada diri Powell yang dikenal tegas, disiplin, dan terampil juga menjadi ciri khas gerakan pramuka itu sendiri.
Baca juga: Kwartir nasional kampanyekan gerakan Media Sahabat Pramuka
Sejarah awal Pramuka
Lahir di London tahun 1857, Powell merupakan anak dari seorang profesor di Oxford University, namun ayahnya itu meninggal saat Powell berusia tiga tahun. Momen itu mungkin yang membuat Powell tumbuh menjadi anak yang kuat dan terampil dalam menjalani hidup.
Saat dewasa, ia bergabung dengan militer Inggris dan bertugas dalam membuat peta, menganalisis lokasi, dan menjadi pelatih bagi para tentara lain.
Hingga suatu saat ia naik pangkat dan mulai memberi penghargaan kepada prajurit di bawah komandonya dengan lencana atas prestasi mereka, seperti halnya Pramuka masa kini.
Atas kepemimpinannya, Baden-Powell juga dianugerahi medali atas tindakannya dalam Perang Boer di Afrika Selatan. Ia memimpin pasukan dalam Pertempuran Mafeking (1900) yang terkenal, di mana pasukan Inggris bertahan melawan musuh yang jauh lebih besar.
Dari semua pengalaman yang telah dilewati, Powell akhirnya menulis sebuah buku berjudul "Aids to Scouting" pada tahun 1899. Buku itu berisi tentang panduan bagi tentara muda dalam melaksanakan tugas di lapangan. Tak disangka penjualan buku itu pun laris di Inggris.
Buku yang ia buat tidak hanya dibaca oleh para tentara muda Inggris, tetapi juga oleh para guru dan organisasi kepemudaan yang membuat cikal bakal dasar Pramuka menyebar dan diajarkan ke banyak kelompok masyarakat di luar dunia militer.
Perkemahan pada tanggal 25 Juli 1907 itu menjadi momentum pengujian materi pada buku yang ia tulis, Sejak perkemahan inilah, Baden Powell semakin serius untuk mengembangkan gerakan kepanduan.
Baca juga: KND gandeng Kwarnas selenggarakan pramuka inklusif
Baden-Powell kemudian kembali menuliskan pengalaman dan pandangannya dalam sebuah buku berjudul "Scouting for Boys" yang diterbitkan pada tahun 1908.
Buku ini menjadi sangat populer dan menjadi panduan utama bagi gerakan kepanduan yang menyebar dengan cepat ke seluruh dunia.
Pada tahun 1910 beliau memutuskan untuk mengakhiri kariernya di dunia militer saat menjabat sebagai Letnan Jenderal, agar bisa lebih fokus pada pengembangan pendidikan kepramukaan. Ini merupakan komitmen yang luar biasa yang dipersembahkan Baden Powell demi majunya dunia Pramuka.
Organisasi-organisasi Pramuka pun bermunculan yang pada mulanya hanya diperuntukkan untuk anak laki-laki saja dengan nama "Boys Scout". Barulah pada tahun 1912, dibantu oleh adik perempuannya, Agnes, Powell mendirikan organisasi Pramuka untuk perempuan dengan nama "Girl Guides".
Baden Powell terus bergerak, pada tahun 1918 ia mendirikan "Rover Scout", sebuah kelompok yang diperuntukkan bagi remaja-remaja berusia 17 tahun. Pada tahun 1922, Baden Powell kembali menerbitkan buku yang berjudul "Rovering to Success"(Mengembara Menuju Bahagia).
Buku tersebut menceritakan tentang seorang pemuda yang harus mengayuh perahu sampannya menuju pantai bahagia.
Pada tanggal 30 Juli sampai 8 Agustus 1920, Jambore Dunia pertama diadakan di Olympia Hall, London, Inggris yang dihadiri oleh 8.000 pramuka dari 34 negara. Inilah titik awal gerakan Pramuka sebagai organisasi internasional yang terorganisir.
Tahun 1939, Baden Powell dan istrinya memutuskan untuk pindah dan tinggal di Kenya. Bersamaan dengan itu, kondisi kesehatan Powell mulai menurun, ia mulai sakit-sakitan. Hingga pada tanggal 8 Januari 1941, pendiri Pramuka itu menghembuskan nafas terakhirnya. Baden Powell dimakamkan di pemakaman St. Peter, Nyeri, Kenya.
Baca juga: Kwartir nasional kampanyekan gerakan Media Sahabat Pramuka
Sejarah Pramuka di Indonesia
Organisasi Pramuka Baden Powell ternyata sampai juga gaungnya ke Indonesia. Gerakan kepramukaan ini dibawa oleh Belanda pada masa kolonial. Belanda mendirikan organisasi kepanduan pertama di Indonesia yang diberi nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda).
Istilah Padvinders merujuk kepada istilah untuk organisasi Pramuka yang ada di negeri Belanda.
Pada tahun 1916, seorang guru asal Belanda bernama J. J. van Dalen mendirikan "Javaansche Padvinders Organisatie" (JPO), yang menjadi organisasi kepanduan pertama untuk pemuda pribumi.
Seiring waktu, banyak organisasi kepanduan lain bermunculan, baik yang didirikan oleh masyarakat pribumi maupun etnis lain seperti Tionghoa dan Arab.
Setelah Indonesia merdeka, berbagai organisasi kepanduan tersebut menyatukan diri dan pada tahun 1961, melalui Keputusan Presiden No. 238 Tahun 1961, Gerakan Pramuka secara resmi didirikan.
Presiden Soekarno meresmikan Gerakan Pramuka pada tanggal 14 Agustus 1961, yang kemudian diperingati sebagai Hari Pramuka setiap tahunnya, demikian dikutip dari berbagai sumber.
Baca juga: Syair "Hymne Pramuka" ciptaan Husein Mutahar
Baca juga: Kwarcab Pramuka Tangerang bentuk badan usaha di bidang waralaba
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: