Sleman bangun 11 embung untuk konservasi air
19 Maret 2014 16:46 WIB
Ilustrasi -- Pekerja menyelesaikan pembangunan Embung Krikilan di Desa Kedung Pengaron, Kecamatan Kejayan, Pasuruan, Jatim, Rabu (13/11). Pembangunan Embung Krikilan itu bertujuan sebagai tempat air hujan yang digunakan untuk kebutuhan air baku bagi masyarakat sekitarnya tersebut menghabiskan dana Rp 4,3 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013. (ANTARA FOTO/Adhitya Hendra)
Sleman (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyiapkan 11 embung untuk mendukung konservasi air di wilayah setempat dan kawasan di bawahnya.
"Saat ini sudah ada 14 embung dengan kapasitas volume rata-rata 30 ribu meter kubik. Kami rencanakan tambah 11 embung lagi," kata Kepala Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral (SDAEM) Kabupaten Sleman Fauzan Darmadi, Rabu.
Menurut dia, saat ini ke 11 embung tersebut sudah disusun "detail engineering design" (DED).
"Rencana proyek embung tersebut tersebar di beberapa lokasi di antaranya Desa Wedomartani Ngemplak, Lojajar Tempel, Sidokarto Godean, dan Pentingsari Cangkringan," katanya.
Ia mengatakan, biaya pembangunan ditaksir berkisar Rp3 miliar hingga Rp4 miliar per unit embung.
"Kecuali embung Wedomartani yang dulunya merupakan bekas galian tambang pasir diperhitungkan butuh anggaran Rp8 miliar," katanya.
Kepala Dinas SDAEM Sleman Sapto Winarno mengakui bahwa konservasi lahan di Sleman masih sangat minim, sedangkan sesuai aturan perundangan, 30 persen dari total lahan harus memiliki fungsi konservasi.
"Di Sleman baru ada enam persen. Kami tidak bisa menargetkan kapan persentase ideal itu terealisasi. Jika hanya mengandalkan keuangan daerah tentu tidak mungkin, sehingga proposal juga diajukan ke pemerintah provinsi dan pusat," katanya.
"Saat ini sudah ada 14 embung dengan kapasitas volume rata-rata 30 ribu meter kubik. Kami rencanakan tambah 11 embung lagi," kata Kepala Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral (SDAEM) Kabupaten Sleman Fauzan Darmadi, Rabu.
Menurut dia, saat ini ke 11 embung tersebut sudah disusun "detail engineering design" (DED).
"Rencana proyek embung tersebut tersebar di beberapa lokasi di antaranya Desa Wedomartani Ngemplak, Lojajar Tempel, Sidokarto Godean, dan Pentingsari Cangkringan," katanya.
Ia mengatakan, biaya pembangunan ditaksir berkisar Rp3 miliar hingga Rp4 miliar per unit embung.
"Kecuali embung Wedomartani yang dulunya merupakan bekas galian tambang pasir diperhitungkan butuh anggaran Rp8 miliar," katanya.
Kepala Dinas SDAEM Sleman Sapto Winarno mengakui bahwa konservasi lahan di Sleman masih sangat minim, sedangkan sesuai aturan perundangan, 30 persen dari total lahan harus memiliki fungsi konservasi.
"Di Sleman baru ada enam persen. Kami tidak bisa menargetkan kapan persentase ideal itu terealisasi. Jika hanya mengandalkan keuangan daerah tentu tidak mungkin, sehingga proposal juga diajukan ke pemerintah provinsi dan pusat," katanya.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014
Tags: