Dua belas ribu lebih guru penggerak sudah jadi kepala sekolah
9 Agustus 2024 11:44 WIB
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Kemendikbudristek Nunuk Suryani (kiri) saat berbincang dengan seorang guru penggerak di Pekanbaru, Riau, Kamis (8/8/2024). ANTARA/Khaerul Izan
Pekanbaru, Riau (ANTARA) - Sebanyak 12 ribu lebih guru peserta program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) hingga saat ini telah menjadi kepala sekolah (kepsek).
"Secara nasional hingga bulan Agustus terdapat 92.887 guru penggerak yang lulus pendidikan," kata Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Kemendikbudristek Nunuk Suryani di Pekanbaru, Riau, Jumat.
Nunuk mengatakan bahwa dari program PGP yang sudah berjalan dari 2020, telah mencetak sebanyak 12.400 guru menjadi kepala sekolah dan diharapkan ke depan akan terus bertambah.
Menurut dia, program PGP bertujuan memberikan ruang kepada para guru agar lebih kreatif dan inovatif dalam hal pembelajaran.
Kemendikbudristek, kata Nunuk, menargetkan pada 2024 ini, program PGP bisa mencetak kepala sekolah hingga 20.939 menjadi kepsek dan 5.000 guru sebagai pengawas sekolah.
Baca juga: Guru di Riau harapkan program guru penggerak terus dijalankan
"Pada 2025, kami laksanakan program PGP angkatan 12 dengan sasaran 30 ribu guru yang telah terseleksi pada 2024 dan pelaksanaan PGP angkatan 13 serta 14 dengan jumlah proyeksi sebanyak 39 ribu guru," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa telah mengevaluasi program tersebut bekerja sama dengan Bank Dunia dan hasilnya para guru lulusan program PGP menunjukkan penerapan positif disiplin dalam pembelajaran.
"Kami sudah mengecek melalui Bank Dunia bahwa guru peserta program PGP ini memberikan dampak yang positif kepada murid dan kualitas pengajarannya pun lebih baik saat diajar oleh guru penggerak," katanya.
Sebelumnya, sejumlah guru di Provinsi Riau, mengharapkan program PGP terus dijalankan karena bermanfaat bagi para pengajar.
"Meski Presiden berganti, Menteri berganti semoga program guru bergerak terus berlanjut," kata seorang guru penggerak dari SDN 126 Pekanbaru, Riau Muhamad Febriansetiana.
Baca juga: Kemendikbudristek temu wicara dengan guru penggerak di Natuna
Menurut dia, program PGP ini banyak sekali manfaat yang dapat diambil oleh para pengajar di Indonesia, karena dengan program tersebut pola pikir terhadap murid, kelas, aset sekolah dan lainnya berubah.
Febri mengatakan, ia merupakan guru penggerak angkatan pertama tahun 2020, yang melaksanakan pendidikan selama sembilan bulan.
Ia menjelaskan bahwa selama proses pendidikan tersebut banyak informasi yang bisa diterapkan di sekolah, baik dengan murid, guru, maupun wali murid.
"Secara nasional hingga bulan Agustus terdapat 92.887 guru penggerak yang lulus pendidikan," kata Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Kemendikbudristek Nunuk Suryani di Pekanbaru, Riau, Jumat.
Nunuk mengatakan bahwa dari program PGP yang sudah berjalan dari 2020, telah mencetak sebanyak 12.400 guru menjadi kepala sekolah dan diharapkan ke depan akan terus bertambah.
Menurut dia, program PGP bertujuan memberikan ruang kepada para guru agar lebih kreatif dan inovatif dalam hal pembelajaran.
Kemendikbudristek, kata Nunuk, menargetkan pada 2024 ini, program PGP bisa mencetak kepala sekolah hingga 20.939 menjadi kepsek dan 5.000 guru sebagai pengawas sekolah.
Baca juga: Guru di Riau harapkan program guru penggerak terus dijalankan
"Pada 2025, kami laksanakan program PGP angkatan 12 dengan sasaran 30 ribu guru yang telah terseleksi pada 2024 dan pelaksanaan PGP angkatan 13 serta 14 dengan jumlah proyeksi sebanyak 39 ribu guru," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa telah mengevaluasi program tersebut bekerja sama dengan Bank Dunia dan hasilnya para guru lulusan program PGP menunjukkan penerapan positif disiplin dalam pembelajaran.
"Kami sudah mengecek melalui Bank Dunia bahwa guru peserta program PGP ini memberikan dampak yang positif kepada murid dan kualitas pengajarannya pun lebih baik saat diajar oleh guru penggerak," katanya.
Sebelumnya, sejumlah guru di Provinsi Riau, mengharapkan program PGP terus dijalankan karena bermanfaat bagi para pengajar.
"Meski Presiden berganti, Menteri berganti semoga program guru bergerak terus berlanjut," kata seorang guru penggerak dari SDN 126 Pekanbaru, Riau Muhamad Febriansetiana.
Baca juga: Kemendikbudristek temu wicara dengan guru penggerak di Natuna
Menurut dia, program PGP ini banyak sekali manfaat yang dapat diambil oleh para pengajar di Indonesia, karena dengan program tersebut pola pikir terhadap murid, kelas, aset sekolah dan lainnya berubah.
Febri mengatakan, ia merupakan guru penggerak angkatan pertama tahun 2020, yang melaksanakan pendidikan selama sembilan bulan.
Ia menjelaskan bahwa selama proses pendidikan tersebut banyak informasi yang bisa diterapkan di sekolah, baik dengan murid, guru, maupun wali murid.
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024
Tags: