Jakarta (ANTARA) - Perusahaan asuransi teknologi Fuse menggandeng PT Asuransi Simas Jiwa (Simas Jiwa) meluncurkan produk asuransi jiwa dwiguna Simas Dana Pasti yang bertujuan memberikan perlindungan finansial jangka panjang untuk pengguna.

"Kami sangat antusias bisa menghadirkan Simas Dana Pasti, sebagai bagian dari komitmen kami untuk terus menawarkan solusi asuransi terbaik dan relevan bagi masyarakat Indonesia, sekaligus memperluas pasar asuransi jiwa melalui platform digital," ujar Co-founder dan Chief Executive Officer (CEO) Fuse, Ivan Sunandar dalam rilis pers yang diterima, Jumat.

Ivan menjelaskan produk yang hanya tersedia di aplikasi Fuse Pro ini dirancang untuk menjadi bagian dari perencanaan finansial keluarga dengan perlindungan maksimal, serta keunggulan premi kembali dan berkembang optimal, terlepas dari ada atau tidak adanya klaim asuransi.

Baca juga: OJK: Hasil investasi usaha asuransi jiwa merosot ikuti penurunan IHSG

Baca juga: AAJI sampaikan saran pelaku industri terkait program penjaminan polis


Simas Dana Pasti menawarkan berbagai keunggulan, di antaranya perlindungan jiwa selama 10 tahun hanya dengan pembayaran premi tahunan selama lima tahun.

Dengan premi mulai dari Rp10 juta per tahun, produk ini dinilai cocok untuk nasabah yang mencari keamanan finansial jangka panjang.

Produk ini memberikan proteksi atas 50 penyakit kritis sejak stadium awal, dengan manfaat pertanggungan sebesar 125 persen dari total premi tahunan selama lima tahun.

Terdapat pula jaminan pengembalian premi di akhir tahun ke-10 sebesar 124 persen dari total premi yang dibayarkan selama lima tahun.

"Dengan dukungan platform teknologi Fuse yang kuat dan scalable, kami yakin produk ini dapat dipasarkan secara luas dan memberikan manfaat bagi banyak masyarakat,” ujar Direktur Utama Simas Jiwa Dewi Listyaningtyas.

Baca juga: AAJI: MDRT Day Indonesia 2024 dapat kembangkan industri asuransi RI

Baca juga: AAJI: Agen asuransi masih efektif tingkatkan penetrasi di masyarakat

Baca juga: Hasil investasi asuransi jiwa Rp12,32 triliun pada kuartal I 2024