"Hampir 500 UMKM batik mengikuti pelatihan bisnis daring dan 50 persen dari peserta memutuskan membuka toko di ShopTokopedia," kata Communications Senior Lead Tokopedia and ShopTokopedia, Antonia Adega pada Media Trip di Batik Pandansari Solo, Jawa Tengah, Jumat.
Antonia mengatakan ada 14 ribu video di media sosial TikTok yang sudah ditonton lebih dari 22 juta kali dan sekitar 200 kreator konten dari berbagai skala dilibatkan untuk meningkatkan popularitas melalui kampanye #MelokalDenganBatik.
Selain itu, pihaknya juga berkolaborasi bersama sejumlah kreator konten untuk meningkatkan minat terhadap batik, dengan membantu audiens menemukan konten batik yang menghibur dan informatif, sekaligus meningkatkan eksposur dan penjualan UMKM lokal.
Baca juga: Tokopedia latih 500 perajin batik agar akrab dengan digital bisnis
Baca juga: Kemenkop dan UKM: Merger TikTok-Tokopedia tak untungkan UMKM Indonesia
"Terdata penjual batik yang berpartisipasi dalam kampanye ini secara daring mengalami peningkatan transaksi rata-rata lebih dari 90 persen selama kampanye berlangsung," ujarnya.
Adapun dukungan yang diberikan kepada UMKM lokal batik antara lain melibatkan Insititut Seni Indonesia (ISI) untuk membuat ratusan desain motif baru yang bisa dipakai oleh sejumlah UMKM lokal batik untuk menambah varian produk, memberikan mesin cetak dan pengering memungkinkan produsen batik meningkatkan kapasitas produksi.
"Batik Pandansari merupakan salah satu contoh merek lokal batik yang merasakan banyak manfaat dari kampanye #MelokalDenganBatik, antara lain peningkatan produktivitas berkat dukungan mesin cetak batik dari Tokopedia dan ShopTokopedia, hingga peningkatan penjualan," ujarnya.
Baca juga: Tokopedia bantu UMKM lokal bangun bisnis untuk ciptakan lapangan kerja
Baca juga: Shop Tokopedia Mall meluncur dorong kemajuan pelaku usaha
"Berkat ikut kampanye ini, penjualan kami meningkat hingga 70 persen," kata Pemilik Batik Pandansari, Nikhlas Gustaf Mustofa.
Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Pusdatin Kemenperin RI), sektor industri tekstil dan pakaian, termasuk batik, masing-masing menyumbang sebesar 1,40 persen dan 4,30 persen terhadap PDB kuartal III 2023 di Industri Pengolahan Non-Migas.