Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat diperkirakan turun di tengah naiknya imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat (AS).
Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah dibuka tergelincir 44 poin atau 0,28 persen menjadi Rp15.938 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.894 per dolar AS.
"Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang rebound dan imbal hasil obligasi AS yang naik setelah data klaim pengangguran AS yang lebih kuat dari perkiraan," kata analis mata uang Lukman Leong saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Ia menuturkan imbal hasil obligasi naik dari 3,89 persen ke 4,01 persen sebelum menurun ke 3,98 persen persen saat ini. Klaim pengangguran AS tercatat sebesar 233 ribu, lebih rendah dari perkiraan sebesar 240 ribu.
Investor menantikan data penjualan ritel Indonesia siang ini. Lukman memperkirakan penjualan ritel akan turun -1,7 persen.
Ia memprediksi rupiah hari ini akan bergerak di rentang Rp15.850 per dolar AS sampai dengan Rp16.000 per dolar AS.
Rupiah diperkirakan turun di tengah naiknya imbal hasil obligasi AS
9 Agustus 2024 09:17 WIB
Ilustrasi - Mata uang rupiah dan dolar AS. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024
Tags: