“Kami akan mengirimkan surat klarifikasi ke Polda Metro Jaya," kata anggota Kompolnas Poengky Indarti di Jakarta, Jumat.
Poengky mengatakan hal itu selaras dengan permintaannya kepada Polres Jakarta Selatan untuk melanjutkan kasus tersebut.
"Sebab Polres Jakarta Selatan mendadak telah mengeluarkan surat perintah penghentian penyidikan (SP3) pada kasus itu," katanya.
Maka dari itu, pihaknya akan menyurati Polda Metro Jaya atas kabar dihentikannya penyidikan Gedung Cyber 1.
Baca juga: IPW minta polisi lanjutkan penyidikan kasus kebakaran Gedung Cyber 1
Dia akan mempelajari lebih lanjut mengenai keputusan ini sebelum memberikan tanggapan lebih lanjut secara resmi.
Sementara, Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso, menilai adanya kejanggalan dan menuntut penjelasan atas keputusan tersebut.
Sugeng menekankan kebakaran disebabkan oleh korsleting listrik dari kabel AC yang tertekuk, menunjukkan kelalaian serius.
Baca juga: "Si Jago Merah" masih jadi pekerjaan Jakarta
Dia menyoroti penerbitan SP3 tanpa pemberitahuan kepada keluarga korban yang berhak mendapatkan informasi transparan tentang penyidikan.
"Keluarga berhak mendapatkan informasi yang transparan mengenai penyidikan ini,” tambahnya.
Sementara itu, keluarga korban, orangtua Seto Fachrudin dan Muhammad Redzuan Khadafi mengaku merasa terabaikan.
“Kami belum mendapatkan kejelasan mengenai hasil investigasi,” kata Beno.
Baca juga: Penyidik tunggu hasil Labfor terkait kebakaran Gedung Cyber Mampang
Senada, Jono, ayah Seto, juga menuntut informasi lebih lanjut mengenai status SP3.
Keluarga korban berharap agar pihak berwenang memberikan penjelasan transparan tentang penghentian kasus ini dan meluruskan situasi.
Sebelumnya, Kepala Seksi Humas Polres Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi mengatakan, pihaknya akan memeriksa informasi mengenai SP3 kasus kebakaran Gedung Cyber 1.Keluarga korban berharap agar pihak berwenang memberikan penjelasan transparan tentang penghentian kasus ini dan meluruskan situasi.
Kebakaran di Gedung Cyber 1 di Jalan Kuningan Barat Nomor 8 yang menewaskan dua pelajar magang pada 2 Desember 2021.