Jakarta (ANTARA) - Direktur PT Astra International Tbk Henry Tanoto pada jumpa pers virtual Public Expose 2024 PT Astra International Tbk, Kamis, mengungkap bahwa hampir 70 persen pasar kendaraan elektrifikasi Indonesia didominasi mobil hybrid.

“Elektrifikasi memang tumbuh di pasar Indonesia mulai dari 6,6 persen tahun lalu, sekarang menjadi sekitar 9,3 persen dan mayoritas dari 9,3 persen ini hampir 70 persennya adalah hybrid,” kata dia.

Meski pasar mobil listrik murni atau Battery Electric Vehicle (BEV) juga terus bertumbuh, Henry mengungkap penerimaan masyarakat terhadap mobil hybrid jauh lebih baik.

Baca juga: Toyota target luncurkan 30 model BEV hingga 2030

Baca juga: Toyota beri sinyal hadirkan hybrid untuk segmen terjangkau


Hal ini disebabkan keunggulan mobil hybrid selain efisien dalam hal konsumsi bahan bakar, mobil ini juga tidak memerlukan infrastruktur khusus seperti BEV, ungkap Henry.

Mobil kombinasi listrik dan bensin ini, lanjut Henry, juga merupakan mobil rendah emisi, dan kini memiliki nilai jual kembali (resale value) yang tinggi di pasar.

“Selain dari konsumsi bahan bakar yang lebih baik, emisi yang lebih baik, juga ternyata resale value-nya juga cukup baik, bahkan beberapa model hybrid kita resale value-nya lebih baik daripada mobil ICE (mesin pembakaran internal alias non elektrifikasi),” imbuh Henry.

Henry, yang juga Wakil Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor (TAM) itu, mengungkap bahwa pangsa pasar (market share) kendaraan hybrid di Indonesia juga cukup baik, yakni mencapai hampir 60 persen.

Baca juga: Toyota belum buka buku pemesanan untuk mobil hybrid lokal

Baca juga: Mobil listrik, Astra: Bukan sekadar produksi, tapi juga kesiapan pasar

Baca juga: Mobil hibrida bakal mudah diterapkan ketimbang mobil gas dan listrik