Adapun kolaborasi tersebut melibatkan lembaga Predikt, ChildFund Indonesia, Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Universitas Nusa Cendana (UNDANA), Charles Darwin University Australia, Harkaway Primary School Australia, serta komunitas Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) dalam mengembangkan materi pendidikan dengan pendekatan edugames guna membangun kesadaran dampak perubahan iklim, sekaligus ketangguhan siap siaga bencana di kalangan peserta didik.
Baca juga: Kemendikbudristek: Kurikulum Merdeka bentuk SDM sadar perubahan iklim
Baca juga: Mahasiswa UI: Perlu edukasi perubahan iklim bagi masyarakat kota
Sebaliknya kegiatan belajar mengajar justru memerlukan inovasi dalam menyampaikan materi, khususnya membangun kesadaran peserta didik mengenai kebencanaan dan kesiapsiagaan bencana sehingga yang mereka butuhkan ialah adanya sinkronisasi antara aktivitas bermain gim dengan kegiatan belajar mengajar.
“Ini akan jadi proses pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan. Anak tidak serasa dituntut untuk mempelajari sesuatu, tetapi didorong untuk terus tertantang mencari tahu lewat tahapan-tahapan dalam gim. Alhasil, anak didorong untuk menemukan solusi dan berpikir kritis melalui permainan-permainan yang menantang mereka untuk memecahkan permasalahan,” ucapnya.
Ia juga menambahkan pihaknya sudah menyusun panduan perubahan iklim yang nantinya dapat diintegrasikan ke dalam ekstrakurikuler maupun intrakurikuler, yakni berbagai mata pelajaran yang mana sudah secara eksplisit memberikan panduan mengenai kompetensi yang perlu dimiliki peserta didik untuk menyikapi dampak perubahan iklim.