Jakarta (ANTARA News) - Sekelompok anak muda yang menamakan dirinya komunitas Epicentrum Kebangsaan (CenSa) menyuarakan anti-golput (anti-tidak menggunakan hak suara) kepada kalangan pemuda menjelang Pemilu 2014, April mendatang.

"Golput tidak menyelesaikan masalah. Golput bagaikan bentuk protes tanpa konteks yang jelas," ujar koordinator Epicentrum Kebangsaan Andrew melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa.

Andrew mengatakan anak muda memegang peran penting dalam menentukan calon pemimpin bangsa. Caranya adalah dengan memilih calon pemimpin yang tepat dan mempunyai visi/misi jelas.

Terlebih, kata dia, jumlah pemilih muda sangat signifikan, sekitar 53 juta suara atau 40 persen dari 170 juta pemilih.

"Pemuda bisa menjadi penentu pemimpin masa depan. Jadilah pemilih yang cerdas dengan berani memilih, karena antipati terhadap politik bukanlah sebuah solusi," katanya.

Untuk mengajak pemilih muda tidak golput, Andrew mengatakan, pihaknya akan melakukan sosialisasi cara mengenal capres berkualitas, berpengalaman dan berintegritas. Sosialisasi itu dilakukan dengan cara mengajarkan pemuda untuk mencari tahu dan memverifikasi kualitas dan pengalaman calon pemimpin melalui teknologi informasi.

Dengan mencari tahu sosok pemimpin yang tepat, diharapkan pemilih muda tidak latah atau emosional dalam menentukan calon pemimpinnya.

"Melalui teknologi informasi, pemuda bisa mengenal dan mencari tahu para calon pemimpinnya. Mana di antara mereka yang memiliki kapabilitas, dan mana yang tidak konsisten, atau terbukti tidak kompeten," ujar Andrew.

Komunitas Epicentrum Kebangsaan terdiri dari kelompok mahasiswa, komunitas muda kreatif dan seniman. Dengan mengusung jargon-jargon seperti "Berani Memilih", dan "You Care, You Vote!", kelompok ini ingin meminimalisir angka golput pada pemilih muda.