Pertamina cari tiga juta ton LNG tahun 2016
18 Maret 2014 14:56 WIB
Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Regas Satu merupakan terminal penerima dan regasifikasi LNG terapung dengan kapasitas maksimum tiga juta metrik ton LNG per tahun. Unit ini akan memasok kebutuhan gas untuk PLTGU Muara Karang dan PLTGU Tanjung Priok.(FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf)
Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) mencari setidaknya tiga juta ton gas alam cair (Liquified Natural Gas/LNG) per tahun untuk memenuhi kebutuhan empat terminal mulai tahun 2016.
Direktur Gas PT Pertamina Hari Karyuliarto di Jakarta, Selasa, mengatakan perusahaannya berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan pasokan LNG dari dalam negeri.
"Meski, kami buka opsi impor," katanya.
Impor LNG, ia menjelaskan, dilakukan selama harganya lebih murah dibandingkan harga LNG dalam negeri.
Volume impor LNG, lanjutnya, diperkirakan bisa mencapai dua juta dari kebutuhan tiga juta ton per tahun.
Saat ini Pertamina masih melakukan pendekatan dengan perusahaan asal Amerik Serikat dan Afrika untuk mengimpor LNG.
Pada 4 Desember 2013, Pertamina menandatangani perjanjian jual beli dengan Cheniere Energy Inc untuk mengimpor 0,8 juta ton LNG per tahun mulai 2018.
Menurut Hari, empat terminal LNG yang ada terdiri atas tiga unit penampungan dan regasifikasi terapung di perairan Jakarta, Semarang, dan Cilacap serta fasilitas darat yakni Terminal LNG Arun, Aceh.
Hari menambahkan, dengan infrastruktur yang terbatas sekarang ini pertumbuhan permintaan gas di dalam negeri sudah enam persen.
Pada 2014, konsumsi gas domestik mencapai sekitar 3.000 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan akan meningkat menjadi 8.000 MMSCFD dalam 10 tahun ke depan.
Direktur Gas PT Pertamina Hari Karyuliarto di Jakarta, Selasa, mengatakan perusahaannya berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan pasokan LNG dari dalam negeri.
"Meski, kami buka opsi impor," katanya.
Impor LNG, ia menjelaskan, dilakukan selama harganya lebih murah dibandingkan harga LNG dalam negeri.
Volume impor LNG, lanjutnya, diperkirakan bisa mencapai dua juta dari kebutuhan tiga juta ton per tahun.
Saat ini Pertamina masih melakukan pendekatan dengan perusahaan asal Amerik Serikat dan Afrika untuk mengimpor LNG.
Pada 4 Desember 2013, Pertamina menandatangani perjanjian jual beli dengan Cheniere Energy Inc untuk mengimpor 0,8 juta ton LNG per tahun mulai 2018.
Menurut Hari, empat terminal LNG yang ada terdiri atas tiga unit penampungan dan regasifikasi terapung di perairan Jakarta, Semarang, dan Cilacap serta fasilitas darat yakni Terminal LNG Arun, Aceh.
Hari menambahkan, dengan infrastruktur yang terbatas sekarang ini pertumbuhan permintaan gas di dalam negeri sudah enam persen.
Pada 2014, konsumsi gas domestik mencapai sekitar 3.000 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan akan meningkat menjadi 8.000 MMSCFD dalam 10 tahun ke depan.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014
Tags: