Pada awal perdagangan Kamis pagi, rupiah meningkat 34 poin atau 0,22 persen menjadi Rp16.001 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.035 per dolar AS.
"Peningkatan cadangan devisa Indonesia yang signifikan mendukung optimisme investor terhadap stabilitas rupiah ke depan, sehingga permintaan terhadap rupiah meningkat," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Peningkatan cadangan devisa tersebut didorong oleh aliran masuk dana dari pasar saham dan obligasi, penerbitan Sukuk global, serta aliran masuk dana dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Pada Rabu, rupiah menjadi mata uang terkuat di kawasan Asia, yang mana ditutup menguat 0,81 persen ke level 16.035 per dolar AS.
Mayoritas imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) turun 1-2 basis poin (bps), menyusul apresiasi rupiah yang cukup signifikan pada sesi perdagangan Rabu.
Volume perdagangan obligasi pemerintah pada Rabu tercatat sebesar Rp20,35 triliun, lebih rendah dibandingkan volume perdagangan Selasa yang sebesar Rp36,06 triliun.
Josua memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp15.975 per dolar AS sampai dengan Rp16.100 per dolar AS pada perdagangan hari ini.