Beijing (ANTARA) - Kontribusi China terhadap pembangunan berkelanjutan dunia tercermin dari pertumbuhan patennya yang pesat. Laporan terbaru dari regulator kekayaan intelektual utama negara itu menyebutkan bahwa China telah mengamankan posisi teratas dalam hal jumlah pengajuan paten hijau dan rendah karbon yang dipublikasikan pada 2023 dan mencatatkan peningkatan secara tahunan sebesar 20 persen dan menyumbang separuh lebih dari total global.

Peningkatan ini 7,1 poin persentase lebih tinggi dari rata-rata global, demikian menurut Administrasi Kekayaan Intelektual Nasional China (China National Intellectual Property Administration/CNIPA) dalam Laporan tentang Analisis Statistik Paten Hijau dan Rendah Karbon.

Laporan tersebut mendefinisikan paten hijau dan rendah karbon sebagai paten yang berpusat pada teknologi yang dapat mendorong pembangunan hijau. Paten ini mencakup lima domain utama, pengurangan karbon dari energi fosil, penghematan energi dan daur ulang serta pemanfaatan energi, energi bersih, penyimpanan energi, serta penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan gas rumah kaca.
Penumpang menaiki bus listrik BYD di Cape Town, Afrika Selatan, 28 Februari 2024. ANTARA/Xinhua/Xabiso Mkhabela


China berkinerja baik di bidang penyimpanan energi, dengan mencatatkan 37.000 pengajuan paten pada 2023 saja, yang menyumbang 48 persen dari volume global. Mengenai energi bersih, jumlah pengajuan paten penemuan China untuk energi surya dan energi hidrogen adalah yang tertinggi di dunia, masing-masing mencapai 8.000 dan 5.000

Jumlah pengajuan paten China untuk teknologi hijau dan rendah karbon melalui Perjanjian Kerja Sama Paten (Patent Cooperation Treaty/PCT), sebuah sistem perlindungan paten internasional, telah melampaui 5.000 pada 2023, mengamankan posisi nomor satu global selama tiga tahun berturut-turut, ungkap laporan tersebut.

Secara khusus, China telah menjadi negara dengan pengajuan paten tertinggi di dunia sejak 2019, menurut Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (World Intellectual Property Organization/WIPO).