Jakarta (ANTARA) - Perjalanan menuju Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) yang akan diselenggarakan pada November mendatang telah memasuki babak baru usai kedua calon presiden mengumumkan pasangan kampanyenya.

Calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris baru saja mengumumkan bahwa ia memilih Gubernur Minnesota Tim Walz sebagai calon wakil presidennya. Sementara calon presiden dari Partai Republik Donald Trump menunjuk senator asal Negara Bagian Ohio, JD Vance untuk mendampingi dirinya pada Pemilu AS.

"Saya dengan bangga mengumumkan bahwa saya telah meminta Tim Walz untuk menjadi pasangan saya. Sebagai seorang gubernur, pelatih, guru, dan veteran, ia telah memberikan yang terbaik bagi keluarga pekerja seperti keluarganya. Senang rasanya memilikinya di tim kami," tulis Harris di media sosial X pada Selasa (6/8).

Menyambut pencalonannya, Walz mengatakan bahwa itu merupakan kehormatan seumur hidup untuk bergabung dengan Wakil Presiden AS Harris dalam kampanye PilPres AS.

“Saya sepenuhnya ikut. Wakil Presiden Harris menunjukkan kepada kita politik tentang apa yang mungkin. Ini mengingatkan saya sedikit tentang hari pertama sekolah. Jadi, mari kita selesaikan ini, teman-teman! Bergabunglah dengan kami," tulisnya di X.

Sementara itu, JD Vanve yang sudah lebih dulu diumumkan menjadi pasangan Trump dalam laga memperebutkan bangku di Gedung Putih, mengatakan bahwa Partai Republik sangat memahami berbagai tantangan yang dihadapi oleh warga AS yang harus memperjuangkan hidupnya, terutama kelas pekerja yang terabaikan.

"Bagi masyarakat Middletown, Ohio, dan seluruh komunitas yang terlupakan di Michigan, Wisconsin, serta Pennsylvania, dan setiap sudut negara kita, saya menjanjikan hal ini kepada Anda. Saya akan menjadi wakil presiden yang tidak pernah lupa dari mana dia berasal,” ujar Vance.

Mantan anggota Garda Nasional Angkatan Darat AS, Tim Walz
Tim Walz (60) adalah Gubernur Minnesota ke-41. Dia pertama kali terpilih sebagai gubernur pada 2018 dan memenangkan pemilihan ulang pada 2022.

Perjalanan karir Walz yang lahir di kota kecil di pedesaan Nebraska dimulai saat ia mendaftar di Garda Nasional Angkatan Darat usai lulus SMA pada usia 17 tahun.

Walz melanjutkan kuliah di Chadron State College dan lulus dengan gelar ilmu sosial pada 1989. Walz muda menghabiskan waktu satu tahun mengajar di luar negeri sebelum kembali ke Tanah Air untuk bertugas penuh waktu di Garda Nasional Angkatan Darat hingga kemudian menerima posisi mengajar dan melatih di sekolah menengah.

Saat mengajar, Walz bertemu calon istrinya, Gwen Whipple yang mengajar di sekolah yang sama. Mereka pindah ke Mankato pada 1996, tempat mereka bekerja di Mankato West High School.
​​​​​​

Calon wakil presiden Partai Demokrat Tim Walz (60). (ANTARA/HO-mn.gov)
Baca juga: Kamala Harris pilih Gubernur Minnesota Tim Walz jadi cawapresnya ​​​​​​​
Selain mengajar mata kuliah studi sosial, Walz juga membantu melatih tim sepak bola Mankato West yang memenangkan kejuaraan negara bagian pertama di sekolah tersebut.

Setelah mengabdi 24 tahun dan sempat bertugas di luar negeri bersama batalionnya untuk mendukung Operasi Enduring Freedom, Walz pensiun dari Batalyon Artileri Lapangan 1-125 pada 2005.

Dirinya memenangkan pemilihan pertama di Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat pada 2006 dan terpilih kembali untuk lima periode berikutnya dengan menjabat di Distrik Kongres Pertama Minnesota di Minnesota Selatan. Pangkat Sersan Mayor Komando menjadikannya prajurit berpangkat tertinggi yang pernah bertugas di Kongres.

Sejak bergabung dengan Kongres, Walz telah menjadikan peningkatan perawatan bagi para veteran negara sebagai prioritas utama. Rochester Post Bulletin menggambarkannya sebagai orang dengan energi yang tak kenal lelah dan menyatakan bahwa "dia membawa etos kerja seorang prajurit ke DPR".

Selama menjabat sebagai Gubernur Minnesota, Walz memiliki sejumlah program unggulan antara lain menyediakan makanan sekolah gratis untuk siswa, perlindungan terkait reproduksi, dan penguatan hak pilih.

Ayah dari dua anak itu juga meletakkan dasar untuk mewujudkan Minnesota mencapai 100 persen listrik bersih dengan target pada 2040, memangkas pajak untuk kelas menengah, serta memperluas cuti berbayar bagi pekerja Minnesota.

Selama menjabat sebagai Gubernur, dia juga memprioritaskan Minnesota menjadi negara bagian terbaik di AS.

Pengalaman hidup menguatkan JD Vance
JD Vance (40) yang lahir dengan nama James Donald Bowman adalah Senator Amerika Serikat untuk negara bagian Ohio. Ia terpilih menjadi Senat AS pada tahun 2022 dan dilantik pada 3 Januari 2023.

Lahir di Middletown, sebuah kota kecil di Rust Belt, Ohio barat daya, Vance kecil dihadapkan dengan permasalahan keluarga. Ibunya kemudian mengubah nama tengahnya menjadi David dan dirinya mengambil nama gadis ibunya, Vance, sebagai nama belakang.

Ibu Vance berjuang selama bertahun-tahun dengan gangguan penggunaan narkoba dan alkohol, dan Vance sebagian besar dibesarkan oleh kakek-nenek dari pihak ibu. Neneknya yang dipanggil Mamaw menjadi penyelamatnya berkat kasih sayang dan disiplin yang keras.

Pengalamannya itu memotivasi Vance, menerbitkan Hillbilly Elegy: A Memoir of a Family and Culture in Crisis, sebuah memoar tentang pengalamannya tumbuh besar di Middletown dan musim panas yang dihabiskannya bersama anggota keluarga di Jackson, Kentucky.

Calon wakil presiden Partai Republik JD Vance (40). (ANTARA/HO-www.vance.senate.gov)
Baca juga: J.D. Vance terima pencalonan dirinya sebagai cawapres AS

​​​​​​​Vance menceritakan lingkungan tempat kemiskinan menjadi "tradisi keluarga”, masalah penyalahgunaan zat aditif, dan kekerasan dalam rumah tangga merupakan hal yang kerap terjadi, dan harapan untuk masa depan ekonomi yang lebih baik sangat sedikit. Ia juga memberikan penghormatan khusus kepada Mamaw.

Setelah lulus dari Middletown High School pada 2003, Vance mendaftar di Korps Marinir AS. Selama di Marinir, ia ditugaskan ke Irak untuk bertugas dalam Perang Irak. Ia kemudian kuliah di Ohio State University, tempat ia menerima gelar sarjana dalam ilmu politik dan filsafat pada tahun 2009.

Vance kemudian belajar di Yale Law School dan memperoleh gelar sarjana hukum pada 2013. Kemudian bekerja untuk firma hukum multinasional Sidley Austin LLP dan firma investasi di California, serta tempat lainnya.

Pada 2016, Vance kembali ke Ohio dan mendirikan organisasi nirlaba yang bertujuan membantu anak-anak yang kurang beruntung mengatasi masalah seperti kecanduan narkoba dan epidemi opioid.

Ia juga pernah menyuarakan kritik keras terhadap Trump selama pemilihan tahun 2016. Vance dengan blak-blakan menyatakan “Saya tidak tahan Trump", dan mengungkapkan kekhawatiran bahwa Trump "mengarahkan kelas pekerja kulit putih ke tempat yang sangat gelap."

Pencalonan dirinya sebagai Senat AS sempat ramai pada 2018, namun dia menolak dengan alasan waktunya tidak baik untuk keluarganya yang masih muda. Namun pada awal 2021, seorang senator muda AS asal Ohio dari Partai Republik, Rob Portman, mengumumkan bahwa ia tidak akan mencalonkan diri kembali pada tahun 2022. Hal itu membuat Vance memutuskan ikut dalam pemilihan menggantikan Portman.

Segera setelah memasuki pemilihan Senat AS pada 2021, Vance secara terbuka meminta maaf atas komentar kritisnya tentang Trump. Dia menjadikan dukungan atas kebijakan Trump sebagai inti dari kampanyenya dan menyelaraskan dirinya dengan gerakan Make America Great Again (MAGA).

Baca juga: Kamala Harris pilih Tim Walz sebagai calon wakil presiden AS
Baca juga: Trump tak sabar berdebat dengan Harris