Menparekraf atur wisata helikopter tak ganggu budaya layangan
7 Agustus 2024 16:52 WIB
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno memberi keterangan terkait wisata helikopter di Badung, Bali, Rabu (7/8/2024). ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari
Badung, Bali (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatur kembali wisata helikopter di Bali untuk memastikan tidak mengganggu budaya bermain layang-layang.
"Kita harus mengikuti tren terkini, beradaptasi, dan nanti akan kami lakukan penyesuaian agar tidak mengganggu budaya masyarakat Bali atau hobi banyak penduduk," kata dia di Kabupaten Badung, Bali, Rabu.
Sandiaga mengingatkan bahwa Bali menawarkan pariwisata budaya dan layang-layang adalah kearifan lokal yang merupakan bagian dari adat istiadat dan budaya yang melegenda.
Bahkan, Menparekraf menekankan bahwa permainan layang-layang bagian dari pariwisata karena sudah memiliki festival yang didukung kementeriannya.
"Kami akan koordinasi wilayah-wilayah mana yang bisa jadi spot-spot menggunakan wisata helikopter yang banyak peminatnya," ujarnya.
"Kita punya festival layang-layang yang juga kami dukung, nanti kami atur sama seperti di Wonosobo dengan balon udaranya yang sempat mengganggu penerbangan, juga nanti kami tata bersama teman-teman Kementerian Perhubungan," tambahnya.
Menparekraf mengatakan aturan mengenai lokasi-lokasi wisata helikopter sudah ada, sehingga yang ditekankan nanti adalah pemantauan dan kepatuhannya.
Penegasan soal wisata helikopter itu dilakukan buntut dari sejumlah kejadian tali layang-layang melilit baling-baling helikopter yang terbang rendah di kawasan wisata.
Sandiaga menilai tren wisatawan menggunakan helikopter untuk melihat pemandangan Bali dari udara ini mulai muncul setelah pandemi COVID-19.
Sebagian besar peminatnya adalah wisatawan mancanegara dan sebagian lagi wisatawan domestik terutama kalangan selebriti.
Wisatawan tertarik dengan jenis wisata tersebut sebab memudahkan mereka melihat Bali secara keseluruhan dari udara yang selama ini hanya dirasakan saat pesawat hendak mendarat.
Sandiaga sempat ingin merasakan wisata helikopter, namun belum kesampaian hingga saat ini.
"Dengan pengaturan terbaru dan bantuan dari (Kementerian) Perhubungan, juga dari pemangku kepentingan lainnya, kami bisa memetakan sehingga tidak terjadi lagi insiden layangan yang bersinggungan dengan kegiatan wisata heli," ujarnya.
Baca juga: Otoritas bandara: Helikopter di Bali kembali terlilit tali layangan
Baca juga: Dishub Bali usul helikopter juga diatur bukan hanya layangan
Baca juga: Pandemi COVID-19, tren wisata pakai helikopter "private" meningkat
"Kita harus mengikuti tren terkini, beradaptasi, dan nanti akan kami lakukan penyesuaian agar tidak mengganggu budaya masyarakat Bali atau hobi banyak penduduk," kata dia di Kabupaten Badung, Bali, Rabu.
Sandiaga mengingatkan bahwa Bali menawarkan pariwisata budaya dan layang-layang adalah kearifan lokal yang merupakan bagian dari adat istiadat dan budaya yang melegenda.
Bahkan, Menparekraf menekankan bahwa permainan layang-layang bagian dari pariwisata karena sudah memiliki festival yang didukung kementeriannya.
"Kami akan koordinasi wilayah-wilayah mana yang bisa jadi spot-spot menggunakan wisata helikopter yang banyak peminatnya," ujarnya.
"Kita punya festival layang-layang yang juga kami dukung, nanti kami atur sama seperti di Wonosobo dengan balon udaranya yang sempat mengganggu penerbangan, juga nanti kami tata bersama teman-teman Kementerian Perhubungan," tambahnya.
Menparekraf mengatakan aturan mengenai lokasi-lokasi wisata helikopter sudah ada, sehingga yang ditekankan nanti adalah pemantauan dan kepatuhannya.
Penegasan soal wisata helikopter itu dilakukan buntut dari sejumlah kejadian tali layang-layang melilit baling-baling helikopter yang terbang rendah di kawasan wisata.
Sandiaga menilai tren wisatawan menggunakan helikopter untuk melihat pemandangan Bali dari udara ini mulai muncul setelah pandemi COVID-19.
Sebagian besar peminatnya adalah wisatawan mancanegara dan sebagian lagi wisatawan domestik terutama kalangan selebriti.
Wisatawan tertarik dengan jenis wisata tersebut sebab memudahkan mereka melihat Bali secara keseluruhan dari udara yang selama ini hanya dirasakan saat pesawat hendak mendarat.
Sandiaga sempat ingin merasakan wisata helikopter, namun belum kesampaian hingga saat ini.
"Dengan pengaturan terbaru dan bantuan dari (Kementerian) Perhubungan, juga dari pemangku kepentingan lainnya, kami bisa memetakan sehingga tidak terjadi lagi insiden layangan yang bersinggungan dengan kegiatan wisata heli," ujarnya.
Baca juga: Otoritas bandara: Helikopter di Bali kembali terlilit tali layangan
Baca juga: Dishub Bali usul helikopter juga diatur bukan hanya layangan
Baca juga: Pandemi COVID-19, tren wisata pakai helikopter "private" meningkat
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: