Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa Baitullah adalah kiblat bagi orang-orang di Masjidil Haram.
"Masjidil Haram adalah kiblat bagi orang-orang penduduk tanah haram (Makah), dan tanah haram adalah kiblat bagi semua umatku di bumi, baik di barat ataupun di timur." (HR. Al-Baihaqi dari Abu Hurairah)
Dinyatakan oleh Imam Abu Ishak Ibrahim bin Ali bin Yusuf al-Fairuzzabadi al-Syairazi dalam Al-Muhadzdzab fi Fiqh al-Imam al-Syafi’i (Damaskus: Dar al-Qalam, 1992), juz I, hal. 129:
استقبال القبلة شرط في صحة الصلاة إلا في حالين في شدة الخوف وفي النافلة في السفر
"Menghadap kiblat merupakan syarat sah shalat kecuali dalam dua kondisi, yakni ketika kondisi teramat bahaya (perang berkecamuk) dan shalat sunnah yang dikerjakan saat perjalanan."
Lalu apa itu kiblat dan bagaimana sejarahnya? simak penjelasannya di bawah ini.
Apa itu kiblat?
Kiblat dalam bahasa Arab artinya adalah arah. Kiblat merupakan arah yang dituju umat islam ketika:
- Melakukan shalat.
- Menyembelih hewan.
- Menghadapkan jenazah ke arah kiblat pada waktu salat jenazah dan salat mayit.
- Pada saat menguburkan jenazah.
Diajarkan oleh Nabi Muhammad, kiblat adalah tanda persatuan bagi seluruh umat Islam.
Semua umat Islam menghadap ke arah yang sama ketika berdoa kepada Allah SWT, terlepas dari warna kulit, status, ras, bangsa, atau bahkan mazhabnya.
Hal ini semakin menekankan bagaimana kita sebagai umat Islam harus bersatu dalam membantu satu sama lain dan juga saudara-saudara kita dalam kemanusiaan.
Baca juga: Masjid Qiblatain dan sejarah berubahnya arah kiblat
Baca juga: Kemenag gelar pengukuran sejuta arah kiblat pada 27 Mei 2024
Sejarah penentuan kiblat
Perubahan kiblat adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam.
Pada awalnya, saat Nabi Muhammad SAW dan para sahabat masih berada di Makkah sebelum hijrah ke Madinah, mereka diperintahkan untuk menghadap ke Yerusalem saat shalat. Yerusalem adalah kiblat pertama umat Islam pada saat itu.
Ketika umat Islam pindah ke Madinah, situasinya berubah. Madinah terletak di utara Makkah dan di selatan Yerusalem, sehingga mereka tidak bisa menghadap ke dua arah tersebut sekaligus.
Di Madinah, umat Islam terus menghadap ke Yerusalem selama sekitar 16 atau 17 bulan.
Selama periode tersebut, orang-orang Yahudi di Madinah merasa senang karena Nabi Muhammad SAW menghadap ke arah kota suci mereka, Yerusalem. Mereka memanfaatkan hal ini untuk meragukan kebenaran ajaran Islam.
Sepanjang periode itu Nabi Muhammad SAW terus berdoa agar diberikan petunjuk oleh Allah SWT untuk mengubah arah kiblat. Akhirnya, setelah sekitar 16 bulan di Madinah, Allah memerintahkan umat Islam untuk menghadap ke Ka'bah di Makkah saat shalat.
Demikianlah pengertian serta sejarah kiblat. Dengan memahami apa itu kiblat serta mengetahui sejarahnya, kita bisa lebih dekat kepada Allah dan menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, memperkuat iman, dan mempererat hubungan dengan sesama.
Baca juga: Niat shalat wajib 5 waktu sendiri dan berjamaah beserta artinya
Baca juga: Rukun shalat dengan urutannya