Jakarta (ANTARA) - Gelar juara Indonesian Basketball League (IBL) 2024 yang diraih Andakara Prastawa bersama Pelita Jaya Jakarta (PJ), juga menjadi penantian orang tua dari pemain tersebut.

Dalam laman IBL yang dipantau ANTARA di Jakarta, Rabu, ibu dari forward itu, Julisa Horongbala, mengaku bila sangat senang penantian panjang selama enam tahun anaknya bergabung bersama klub tersebut, pada akhirnya berbuah manis dengan merebut gelar juara itu.

"Sampai merinding saya, PJ akhirnya menjadi juara IBL. Selama Prastawa di klub itu, dia belum pernah juara IBL. Terima kasih buat semuanya," kata Julisa.

Pernyataan senada juga disampaikan oleh ayah kapten PJ tersebut, Rastafari Horongbala, yang menyatakan bahwa penantian panjang anaknya pada akhirnya bisa terwujud.

"Itu harapannya dia (menjadi juara bersama PJ) dan saya bahagia sekali, Pelita Jaya kali ini (final gim ketiga) bermain sebagai sebuah tim. Itu yang seharusnya mereka lakukan sejak awal," ujar pria yang kerap disapa coach Fari itu.
Pebasket Pelita Jaya Jakarta Andakara Prastawa Dhyaksa (tengah) berupaya melewati pebasket Satria Muda Pertamina Arki Dikania Wisnu (kanan) dan M. Sandy Ibrahim Aziz (kiri) dalam pertandingan putaran ketiga final Indonesian Basketball League (IBL) 2024 di Indoor Stadium Sport Centre, Kabupaten Tangerang, Banten, Minggu (4/8/2024). ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/tom/aa.
Baca juga: Juara IBL 2024 jadi gelar pertama Prastawa di Pelita Jaya Jakarta
Pemain bernomor punggung tujuh itu merupakan putra dari pebasket nasional, Rastafari dan Julisa Horongbala.

Banyak pihak yang meragukan kemampuan pemain setinggi 1,73 meter itu, karena dianggap mendapat keuntungan dari privilege kedua orang tuanya yang seorang pelatih dan orang berpengaruh di dunia bola basket Tanah Air.

Anggapan itu membuatnya punya pengalaman buruk di awal karir.

Namun, guard tim nasional bola basket Indonesia itu perlahan membuktikan diri dan menjelma menjadi pemain andalan.

Kini, dia telah memiliki tiga cincin juara, yaitu dua kali saat bersama Aspac dan sekali bersama Pelita Jaya.

Baca juga: Kapten Pelita Jaya: Kegigihan jadi pembeda dalam final IBL 2024

Selanjutnya: Prastawa mengawali karier
Prastawa mengawali karier profesional bersama Aspac di musim 2012-13. Pada akhir musim, dia terpilih sebagai Rookie of The Year dan mendapatkan trofi juara IBL pertamanya. Kemudian, musim 2013-14, pemain setinggi 1,73 meter itu juga membantu Aspac mempertahankan gelar juara liga.

Namun, sejak saat itu Prastawa belum pernah lagi meraih juara IBL.

Pada 2018, pemain berumur 31 tahun itu meninggalkan Aspac dan bergabung dengan Pelita Jaya.

Ironisnya, saat Prastawa meninggalkan Aspac yang berganti nama menjadi Stapac, justru klub tersebut keluar sebagai juara IBL 2018-19, setelah mengalahkan Satria Muda di final.
Pebasket Pelita Jaya Jakarta Andakara Prastawa Dhyaksa memegang piala, setelah timnya berhasil mengalahkan Satria Muda Pertamina Jakarta dalam pertandingan final ketiga IBL 2024 di Indoor Stadium SC, Tangerang, Banten, Minggu (4/8/2024). ANTARA/HO-IBL
Baca juga: Arti Juara IBL bagi pemain dan pelatih Pelita Jaya
Saat bergabung dengan klub kebanggaan warga Jakarta, Pelita Jaya, Prastawa telah menjelma menjadi ikon klub sekaligus kapten tim.

Dia membawa Pelita Jaya masuk final tiga musim berturut-turut, yaitu di tahun 2021, 2022, dan 2023.

Tetapi tiga tahun tersebut harus berakhir dengan kecewa, karena timnya hanya mampu menjadi runner up.

Sampai akhirnya, penantian panjang Prastawa berakhir di tahun 2024. Dia meraih trofi juara ketiganya, sekaligus yang pertama bersama tim Pelita Jaya, setelah mengalahkan Satria Muda Pertamina Jakarta pada Minggu (4/8) yang lalu.

Baca juga: Pelatih Pelita Jaya nilai pertahanan kunci kemenangan timnya