Pesisir Barat (ANTARA) - Personel kepolisian Polda Lampung, berhasil membongkar kasus jual beli benih lobster ilegal senilai Rp1,1 miliar, dari gudang penampungan di Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung.
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Umi Fadillah Astutik, dalam keterangannya Rabu, mengatakan dari hasil penyelidikan benih lobster tersebut akan diseludupkan ke beberapa negara diantaranya Vietnam.
"Benih lobster ini akan diseludupkan ke Vietnam dan beberapa negara lainnya," katanya.
Penggerebekan gudang penampungan benih lobster tersebut, terjadi pada Minggu (4/8/2024) malam pada pukul 19.00 WIB di Kelurahan Pasar Krui, Kecamatan Pesisir Tengah.
Ia menjelaskan, dari hasil penggerebekan gudang penampungan Benih Bening Lobster (BBL) di Kabupaten Pesisir Barat tersebut, pihaknya telah mengamankan barang bukti sebanyak 7.500 ekor benih lobster, dan jika dirupiahkan senilai Rp 1,1 miliar.
Selain barang bukti tersebut, polisi juga mengamankan dua pekerja yakni RH dan RP. Keduanya telah ditetapkan menjadi tersangka.
"Dari hasil penyelidikan diketahui juga harga jual BBL per ekornya senilai Rp 150 ribu. Untuk harga jualnya satu ekor BBL Rp 150 ribu, jadi untuk 7.500 ekor BBL ini diperkirakan harga jual nya mencapai Rp 1,1 miliar," ujar dia.
Sementara itu, kata dia, untuk harga beli dari para nelayan di wilayah tersebut, pelaku menampungnya dan membelinya dengan harga Rp50 ribu per ekor.
"Mereka ini mendapatkan BBL dari para nelayan, jadi mereka ini mencari ataupun menunggu para nelayan itu datang. Harganya belinya Rp50 ribu," ujarnya.
Baca juga: KKP dan Polri ungkap 8 kali kasus penyeludupan benih lobster
Baca juga: TNI AL gagalkan penyeludupan 284.692 benur senilai Rp37 miliar
Baca juga: Ketua MPR apresiasi Polri gagalkan upaya penyeludupan benih lobster
Polisi bongkar kasus jual beli benih lobster ilegal di Pesisir Barat
7 Agustus 2024 13:20 WIB
Personel kepolisian Polda Lampung Saat melakukan penggerebekan gudang penampungan benih lobster ilegal di Pesisir Barat. (ANTARA/HO/Humas Polda Lampung)
Pewarta: Riadi Gunawan
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024
Tags: