Presiden akan putuskan kebijakan nasional penanganan Riau
16 Maret 2014 18:48 WIB
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Gubernur Riau Annas Maamun tiba di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Riau, Sabtu (15/3) untuk meninjau langsung kondisi kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau. (ANTARA/Rony Muharrman)
Pekanbaru (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, akan memutuskan kebijakan nasional agar peristiwa kebakaran lahan di Provinsi Riau tidak terulang kembali di masa depan.
"Insya Allah sebelum saya tinggalkan Riau, saya akan memutuskan kebijakan secara nasional untuk Riau agar tidak terulang kembali peristiwa ini," kata Presiden saat berdialog dengan warga Kabupaten Siak dan Kampar di halaman SD Negeri 10 Minas Timur, Bypass KM 2, Kabupaten Siak, Riau, Minggu.
Menurut Presiden, kebijakan itu intinya adalah agar nantinya orang tidak semudah itu membakar lahan sehingga menimbulkan anak-anak tidak bersekolah dan warga menderita karena harus hidup dengan asap.
Kepala Negara menilai, para pelaku yang tidak mempedulikan nasib orang lain harus dihukum seberat mungkin.
Sementara itu dalam pertemuan dengan 74 pengusaha perkebunan yang beroperasi di Riau, 12 bupati/walikota, 161 camat, 140 kapolsek, 80 danramil dan 12 kapolres di Riau, Presiden menegaskan, akan menarik garis tegas atas pihak-pihak yang mau menjadi bagian dari solusi dan pihak-pihak yang mau menjadi bagian dari masalah.
Presiden berharap, sebuah solusi jangka panjang dapat menghentikan peristiwa berulang yang telah merugikan banyak pihak itu.
"Bukan solusi jangka pendek, tapi jangka panjang yang dapat mengatasi bencana yang hampir terjadi tiap tahun di Riau," katanya.
Pemadaman titik nyala api, dikemukakan Presiden, hanya menyelesaikan 30 persen dari masalah sebab dalang pembakaran masih bebas berkeliaran.
Presiden mengatakan, setelah selesainya masa kampanye pemilihan umum legislatif, maka akan dilakukan penataan dan langkah-langkah yang lebih fundamental struktural berjangka menengah dan panjang.
Tiga hal yang menjadi prioritas dalam solusi jangka panjang, menurut Presiden, adalah praktik penguasaan tanah yang tidak tepat, pembalakan liar dan pembakaran lahan dengan motif finansial.
Pada kesempatan itu Presiden juga menyampaikan kekecewaannya terkait tidak adanya laporan terkait penyebab kebakaran lahan.
"Karena pemahaman itu sulit saya terima dengan akal saya, kalau ada pembakaran tidak ada yang tahu. Masa' bertahun-tahun di situ tidak tahu?" kata Presiden.
Presiden mengemukakan kekecewaannya itu merujuk kehadiran pemimpin dan aparat hukum hingga wilayah terkecil di Riau yang tidak memiliki data akurat mengenai masalah kebakaran hutan di wilayah kerjanya masing-masing.
Bencana asap di Provinsi Riau yang telah berlangsung selama berhari-hari tanpa tertangani secara baik membuat Presiden Yudhoyono membatalkan agendanya untuk terlibat dalam kampanye pemilihan umum legislatif yang dimulai Sabtu kemarin (15/3).
Presiden memutuskan berdinas ke Riau guna memimpin langsung operasi terpadu tanggap darurat penanganan bencana asap, padahal telah mengambil cuti untuk terlibat kampanye pemilihan umum.
Selaku Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono awalnya dijadwalkan berkampanye perdana di wilayah Magelang, Jawa Tengah, pada hari Minggu ini. (*)
"Insya Allah sebelum saya tinggalkan Riau, saya akan memutuskan kebijakan secara nasional untuk Riau agar tidak terulang kembali peristiwa ini," kata Presiden saat berdialog dengan warga Kabupaten Siak dan Kampar di halaman SD Negeri 10 Minas Timur, Bypass KM 2, Kabupaten Siak, Riau, Minggu.
Menurut Presiden, kebijakan itu intinya adalah agar nantinya orang tidak semudah itu membakar lahan sehingga menimbulkan anak-anak tidak bersekolah dan warga menderita karena harus hidup dengan asap.
Kepala Negara menilai, para pelaku yang tidak mempedulikan nasib orang lain harus dihukum seberat mungkin.
Sementara itu dalam pertemuan dengan 74 pengusaha perkebunan yang beroperasi di Riau, 12 bupati/walikota, 161 camat, 140 kapolsek, 80 danramil dan 12 kapolres di Riau, Presiden menegaskan, akan menarik garis tegas atas pihak-pihak yang mau menjadi bagian dari solusi dan pihak-pihak yang mau menjadi bagian dari masalah.
Presiden berharap, sebuah solusi jangka panjang dapat menghentikan peristiwa berulang yang telah merugikan banyak pihak itu.
"Bukan solusi jangka pendek, tapi jangka panjang yang dapat mengatasi bencana yang hampir terjadi tiap tahun di Riau," katanya.
Pemadaman titik nyala api, dikemukakan Presiden, hanya menyelesaikan 30 persen dari masalah sebab dalang pembakaran masih bebas berkeliaran.
Presiden mengatakan, setelah selesainya masa kampanye pemilihan umum legislatif, maka akan dilakukan penataan dan langkah-langkah yang lebih fundamental struktural berjangka menengah dan panjang.
Tiga hal yang menjadi prioritas dalam solusi jangka panjang, menurut Presiden, adalah praktik penguasaan tanah yang tidak tepat, pembalakan liar dan pembakaran lahan dengan motif finansial.
Pada kesempatan itu Presiden juga menyampaikan kekecewaannya terkait tidak adanya laporan terkait penyebab kebakaran lahan.
"Karena pemahaman itu sulit saya terima dengan akal saya, kalau ada pembakaran tidak ada yang tahu. Masa' bertahun-tahun di situ tidak tahu?" kata Presiden.
Presiden mengemukakan kekecewaannya itu merujuk kehadiran pemimpin dan aparat hukum hingga wilayah terkecil di Riau yang tidak memiliki data akurat mengenai masalah kebakaran hutan di wilayah kerjanya masing-masing.
Bencana asap di Provinsi Riau yang telah berlangsung selama berhari-hari tanpa tertangani secara baik membuat Presiden Yudhoyono membatalkan agendanya untuk terlibat dalam kampanye pemilihan umum legislatif yang dimulai Sabtu kemarin (15/3).
Presiden memutuskan berdinas ke Riau guna memimpin langsung operasi terpadu tanggap darurat penanganan bencana asap, padahal telah mengambil cuti untuk terlibat kampanye pemilihan umum.
Selaku Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono awalnya dijadwalkan berkampanye perdana di wilayah Magelang, Jawa Tengah, pada hari Minggu ini. (*)
Pewarta: GNC Aryani
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014
Tags: