BTB gandeng pelukis China untuk promosikan pariwisata Bali
7 Agustus 2024 00:07 WIB
Ketua Bali Tourism Board Ida Bagus Agung Partha Adnyana saat menerima kunjungan Cai Yushui bersama rombongan di Griya Gede Keniten, Sanur, Selasa (6/8/2024). ANTARA/Ni Luh Rhismawati.
Denpasar (ANTARA) - Bali Tourism Board (BTB) menggandeng Cai Yushui, pelukis kenamaan dari China, untuk ikut mempromosikan pariwisata Bali secara lebih luas melalui karya seninya kepada warga di Negeri Tirai Bambu.
"Melalui misi-misi budaya, kami ingin mengenalkan dan mempromosikan pariwisata Bali untuk mencapai wisatawan berkualitas," kata Ketua BTB Ida Bagus Agung Partha Adnyana saat menerima kunjungan Cai Yushui bersama rombongan di Griya Gede Keniten, Sanur, Denpasar, Selasa.
Menurut dia, hingga saat ini potensi pasar wisatawan China untuk pelesiran ke Pulau Dewata masih sangat besar, sehingga pihaknya berusaha untuk menggarap pasar pariwisata melalui keterlibatan para seniman.
"Mereka nanti akan membuat lukisan tentang Bali, lalu berpameran di negaranya. Orang-orang di sana (China) tentu akan menjadi penasaran dimana dan bagaimana Bali itu," ujar pria yang biasa disapa Gus Agung itu.
Apalagi, Cai Yushui ini sebelumnya juga sudah pernah tinggal di Bali sekitar tujuh tahun. Saat itu, sejumlah karya lukisannya telah berkisah tentang seluk beluk kesenian dan ritual masyarakat Bali.
"Itu (misi budaya) memang bagus untuk mempromosikan pariwisata Bali. Sama dengan pasar Eropa, dulu 'kan begitu. Banyak pelukis Eropa yang ke Bali, melukis tentang Bali dan kemudian balik ke negaranya. Akhirnya masyarakat Eropa penasaran Bali itu seperti apa dan sampai sekarang 'market' Eropa itu masih datang ke Bali," ucapnya.
Kedatangan pelukis China ke Bali, tambah Gus Agung, juga sesuai perjanjian dengan mantan Konsul Jenderal China di Denpasar Guo Haodong untuk terus mempererat hubungan bilateral antara Indonesia, khususnya Bali dengan China.
Sementara itu Cai Yushui mengatakan dari pengambilan gambar dan video yang dilakukan di Bali dalam kunjungannya tersebut, nantinya akan ditayangkan di berbagai platform di China.
Selain sebagai ajang ramah tamah, pria yang sebelumnya menjabat sebagai Vice President di Beijing Fine Art Academy itu juga ingin menambah inspirasi pada karya lukisannya. Ia juga berencana tahun depan akan berpameran di Bali.
"Kunjungan ini untuk mempererat hubungan Bali dengan China. Harapannya, masyarakat China akan dapat mengenal Indonesia dan Bali khususnya dengan lebih luas," ucapnya.
Melalui karya lukisannya, ia pun berharap dapat memberikan edukasi terkait sejarah Bali dengan keunikan masyarakatnya, sehingga penduduk di Negeri Tirai Bambu dapat lebih memahami tentang Bali.
Ia merasa memiliki keterikatan yang kuat pada masyarakat Indonesia dan Bali, terlebih setelah pandemi COVID-19 dan pensiun dari perguruan tinggi sehingga memiliki waktu untuk datang lagi ke Indonesia yang sudah dirasakan sebagai rumah kedua.
Selain mengunjungi Kota Denpasar, selama kunjungannya ke Bali, Cai Yushui juga berencana datang ke Ubud di Kabupaten Gianyar, ke Kabupaten Tabanan, hingga ke Kota Singaraja yang terletak di ujung utara Pulau Bali.
Saat kunjungan ke Griya Gede Keniten Sanur, Cai Yushui berkesempatan berkeliling melihat berbagai arsitektur bangunan Bali dan juga bangunan suci, sembari mendapat penjelasan dari Gus Agung. Selain itu diisi dengan saling cenderamata hingga perayaan ulang tahun.
Sementara itu, Guo Haodong, mantan Konsul Jenderal China di Denpasar yang turut dalam rombongan tersebut juga menyampaikan harapannya agar lebih banyak masyarakat China yang mengenal Bali lebih mendalam.
"Ini dalam artian keseharian masyarakat Bali, termasuk budaya Bali, Memang karakter masyarakat Bali itu yang jujur, ramah, rendah hati dan bersahabat supaya lebih tertanam lagi di benak masyarakat China," ucapnya.
Selain itu, melalui karya lukisan agar Bali lebih dikenal lagi filosofinya dan asas kehidupannya.
Selanjutnya, kata dia, sejalan dengan hubungan bilateral Indonesia dan China yang semakin erat dan membaik, maka bidang pariwisata menjadi paling optimal untuk menghubungkan manusia dengan manusia yang berada di dunia benua yang berbeda.
"Dari bertambahnya wisatawan yang datang ke Bali diharapkan kerja sama di bidang tertentu akan tercipta lebih banyak lagi. Saya sebagai mantan Konsul Jenderal China yang pernah berkantor di Bali, meskipun sudah pensiun, merasa memiliki tanggung jawab dalam bidang ini," kata Guo Haodong.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, wisatawan dari China yang ke Bali pada Juni 2024 menempati peringkat tiga kunjungan tertinggi dengan jumlah kunjungan sebanyak 34.312 orang. Posisi pertama dipegang wisatawan Australia dengan 131.391 kunjungan dan posisi kedua dari India dengan 60.084 kunjungan.
Baca juga: BTB sepakat soal pajak turis di Bali asalkan hasilnya balik ke daerah
Baca juga: BTB bantah pembatalan kedatangan wisman ke Bali karena KUHP
"Melalui misi-misi budaya, kami ingin mengenalkan dan mempromosikan pariwisata Bali untuk mencapai wisatawan berkualitas," kata Ketua BTB Ida Bagus Agung Partha Adnyana saat menerima kunjungan Cai Yushui bersama rombongan di Griya Gede Keniten, Sanur, Denpasar, Selasa.
Menurut dia, hingga saat ini potensi pasar wisatawan China untuk pelesiran ke Pulau Dewata masih sangat besar, sehingga pihaknya berusaha untuk menggarap pasar pariwisata melalui keterlibatan para seniman.
"Mereka nanti akan membuat lukisan tentang Bali, lalu berpameran di negaranya. Orang-orang di sana (China) tentu akan menjadi penasaran dimana dan bagaimana Bali itu," ujar pria yang biasa disapa Gus Agung itu.
Apalagi, Cai Yushui ini sebelumnya juga sudah pernah tinggal di Bali sekitar tujuh tahun. Saat itu, sejumlah karya lukisannya telah berkisah tentang seluk beluk kesenian dan ritual masyarakat Bali.
"Itu (misi budaya) memang bagus untuk mempromosikan pariwisata Bali. Sama dengan pasar Eropa, dulu 'kan begitu. Banyak pelukis Eropa yang ke Bali, melukis tentang Bali dan kemudian balik ke negaranya. Akhirnya masyarakat Eropa penasaran Bali itu seperti apa dan sampai sekarang 'market' Eropa itu masih datang ke Bali," ucapnya.
Kedatangan pelukis China ke Bali, tambah Gus Agung, juga sesuai perjanjian dengan mantan Konsul Jenderal China di Denpasar Guo Haodong untuk terus mempererat hubungan bilateral antara Indonesia, khususnya Bali dengan China.
Sementara itu Cai Yushui mengatakan dari pengambilan gambar dan video yang dilakukan di Bali dalam kunjungannya tersebut, nantinya akan ditayangkan di berbagai platform di China.
Selain sebagai ajang ramah tamah, pria yang sebelumnya menjabat sebagai Vice President di Beijing Fine Art Academy itu juga ingin menambah inspirasi pada karya lukisannya. Ia juga berencana tahun depan akan berpameran di Bali.
"Kunjungan ini untuk mempererat hubungan Bali dengan China. Harapannya, masyarakat China akan dapat mengenal Indonesia dan Bali khususnya dengan lebih luas," ucapnya.
Melalui karya lukisannya, ia pun berharap dapat memberikan edukasi terkait sejarah Bali dengan keunikan masyarakatnya, sehingga penduduk di Negeri Tirai Bambu dapat lebih memahami tentang Bali.
Ia merasa memiliki keterikatan yang kuat pada masyarakat Indonesia dan Bali, terlebih setelah pandemi COVID-19 dan pensiun dari perguruan tinggi sehingga memiliki waktu untuk datang lagi ke Indonesia yang sudah dirasakan sebagai rumah kedua.
Selain mengunjungi Kota Denpasar, selama kunjungannya ke Bali, Cai Yushui juga berencana datang ke Ubud di Kabupaten Gianyar, ke Kabupaten Tabanan, hingga ke Kota Singaraja yang terletak di ujung utara Pulau Bali.
Saat kunjungan ke Griya Gede Keniten Sanur, Cai Yushui berkesempatan berkeliling melihat berbagai arsitektur bangunan Bali dan juga bangunan suci, sembari mendapat penjelasan dari Gus Agung. Selain itu diisi dengan saling cenderamata hingga perayaan ulang tahun.
Sementara itu, Guo Haodong, mantan Konsul Jenderal China di Denpasar yang turut dalam rombongan tersebut juga menyampaikan harapannya agar lebih banyak masyarakat China yang mengenal Bali lebih mendalam.
"Ini dalam artian keseharian masyarakat Bali, termasuk budaya Bali, Memang karakter masyarakat Bali itu yang jujur, ramah, rendah hati dan bersahabat supaya lebih tertanam lagi di benak masyarakat China," ucapnya.
Selain itu, melalui karya lukisan agar Bali lebih dikenal lagi filosofinya dan asas kehidupannya.
Selanjutnya, kata dia, sejalan dengan hubungan bilateral Indonesia dan China yang semakin erat dan membaik, maka bidang pariwisata menjadi paling optimal untuk menghubungkan manusia dengan manusia yang berada di dunia benua yang berbeda.
"Dari bertambahnya wisatawan yang datang ke Bali diharapkan kerja sama di bidang tertentu akan tercipta lebih banyak lagi. Saya sebagai mantan Konsul Jenderal China yang pernah berkantor di Bali, meskipun sudah pensiun, merasa memiliki tanggung jawab dalam bidang ini," kata Guo Haodong.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, wisatawan dari China yang ke Bali pada Juni 2024 menempati peringkat tiga kunjungan tertinggi dengan jumlah kunjungan sebanyak 34.312 orang. Posisi pertama dipegang wisatawan Australia dengan 131.391 kunjungan dan posisi kedua dari India dengan 60.084 kunjungan.
Baca juga: BTB sepakat soal pajak turis di Bali asalkan hasilnya balik ke daerah
Baca juga: BTB bantah pembatalan kedatangan wisman ke Bali karena KUHP
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024
Tags: