Baghdad (ANTARA News) - Serangkaian ledakan bom mobil di kawasan komersial ibu kota Irak, Baghdad, menewaskan sedikitnya sembilan orang pada Sabtu, kata beberapa pejabat keamanan dan petugas medis.

Lima ledakan juga melukai puluhan orang, yang terbaru dalam gelombang pertumpahan darah berbulan-bulan yang memukul negara itu kurang dari dua bulan sebelum pemilihan parlemen nasional.

Serangan bom mobil di pasar atau pusat perbelanjaan komersial di lingkungan Sadr City, Amil, Amin, Shuala dan Qahira, total menewaskan sembilan orang, kata polisi dan sumber-sumber medis yang berbicara dengan syarat tak disebut jatidirinya.

Lebih dari 30 orang terluka, kata mereka seperti dilansir kantor berita AFP.

Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas pertumpahan darah itu, tetapi gerilyawan Sunni, termasuk yang terkait dengan kelompok jihad Negara Islam Irak dan kelompok jihad Levant sering dituduh melakukan serangan terkoordinasi dengan korbal massal.

Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki secara khusus menuding Arab Saudi dan Qatar secara efektif melancarkan perang terhadap Irak, dan menuduh kedua negara Teluk itu mendukung kelompok militan.

Dalam satu wawancara dengan France 24 bulan ini dia menyebut Riyadh dan Doha menyediakan dukungan politik, keuangan dan media untuk kelompok-kelompok gerilyawan, dan juga menuduh Saudi mendukung "terorisme" global.

Di tempat lain di Irak pada Sabtu juga terjadi serangan bersenjata di pinggiran kota berpenduduk campuran Baquba yang menewaskan seorang ibu dan anaknya sementara ledakan bom mobil di kota Sunni Tikrit dekat rumah seorang kolonel polisi melukai 15 orang.

(Uu.H-AK)