"Melalui program ini, Baznas dan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq berupaya bersama untuk menciptakan wirausahawan muda yang siap menghadapi tantangan di sektor agrobisnis," kata Pimpinan Baznas RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Kemenperin pacu wirausaha baru di pesantren lewat Santripreneur
"Program Baznas Santripreneur diharapkan mampu menjadi wadah bagi para santri untuk mengembangkan keterampilan kewirausahaan dan memberikan kontribusi nyata dalam bidang agrobisnis, sehingga dapat meningkatkan perekonomian mustahik secara berkelanjutan," ujarnya.
Saidah berharap program ini dapat melahirkan santri yang tidak hanya memiliki keterampilan bisnis, tetapi juga mampu berinovasi dan memberikan solusi nyata bagi masyarakat.
Terkait hal tersebut, Ketua Kopontren Al-Ittifaq KH Agus Setia Irawan menyambut baik pelatihan bootcamp program Santripreneur Agrobisnis yang berkolaborasi dengan Baznas.
Agus optimistis kegiatan ini bisa membimbing para santri dalam mengembangkan usaha yang berkualitas, berkelanjutan, serta berkontribusi positif bagi perekonomian bangsa.
Baca juga: Program santripreneur untuk mengoptimalkan bonus demografi
Baca juga: Wapres tekankan tiga pesan strategis pacu pengembangan santripreneur
Sebelumnya, seleksi peserta dilakukan melalui pendaftaran daring dengan total pendaftar sebanyak 523 peserta dari seluruh Indonesia.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 100 orang terpilih mengikuti pelatihan daring tentang konsep bisnis model kanvas dan pembuatan proposal usaha, selanjutnya dilakukan seleksi audisi hingga terpilih 50 peserta yang mengikuti bootcamp di Kopontren Al-Ittifaq.