EU jatuhkan sanksi terhadap 30 orang terkait krisis Ukraina
15 Maret 2014 00:25 WIB
Tentara Ukraina (kedua kiri) berjabat tangan dengan seorang tentara yang dipercaya berasal dari Rusia, di pangkalan militer Ukraina di desa Perevalnoye dekat Simferopol, Krimea, Senin (10/3). Perdana Menteri Krimea yang pro-Rusia akan memberikan pilihan bagi penduduk yang tinggal di daerah tersebut untuk mendapatkan paspor Rusia atau Ukraina apabila wilayah Ukraina tersebut akan menjadi bagian dari Rusia pada referendum yang digelar 16 Maret mendatang. (REUTERS/David Mdzinarishvili)
Brussels (ANTARA News) - Sanksi-sanksi Uni Eropa (EU) terkait campur tangan yang dilakukan Rusia di Ukraina kemungkinan akan dijatuhkan terhadap 30 tokoh penting politik, kata sumber-sumber di kalangan EU, Jumat.
Daftar yang sedang dibahas itu memuat "antara 25 dan 30 nama", kata seorang sumber, dengan menambahkan bahwa para anggota pemerintah Rusia tidak akan termasuk dalam daftar, lapor AFP.
"Akan sulit untuk menerapkan sanksi, sementara di saat yang sama berupaya untuk merundingkan penyelesaian dengan orang-orang yang menjadi target (sanksi)," kata sumber yang tidak ingin disebutkan namanya.
"Kemungkinan akan ada anggota-anggota parlemen, pasukan keamanan... serta seorang pejabat tinggi kementerian pertahanan, tapi bukan menterinya sendiri," kata sumber tersebut.
Juga akan ada tujuh warga Ukraina, kemungkinan tokoh-tokoh politik proRusia di Krimea," kata sumber itu.
Tidak ada "entitas bisnis" yang masuk dalam daftar, tambah sang sumber.
Amerika Serikat dan Uni Eropa hari Senin dijadwalkan akan mengumumkan serangkaian sanksi, termasuk larangan mendapatkan visa dan pembekuan aset.
Pengumuman kemungkinan dilakukan tak lama setelah dilangsungkannya pemungutan suara di Krimea, yang tampaknya akan menghasilkan persetujuan terhadap rencana untuk memisahan diri dari Ukraina dan kemudian bergabung dengan Rusia.
Baik Washington maupun Brussel telah menerapkan sanksi awal namun memperingatkan bahwa mereka akan mengambil lebih banyak langkah serius --hingga berkaitan sanksi ekonomi penuh, kecuali Moskow menarik diri dari aksi campur tangan.
Dengan bertemunya para menteri luar negeri EU hari Senin, "harapan saya adalah akan ada daftar kecil namun penting secara politis untuk menyampaikan pesan yang jelas" kepada Moskow, kata sumber diplomatik EU lainnya.
"Rusia perlu berpikir sangat hati-hati tentang apakah pihaknya bisa mempertahankan" kebijakannya saat ini menyangkut Ukraina dan Krimea, kata sumber itu.
Ia menambahkan, "Kami yakin Rusia khawatir" tentang jatuhnya sanksi di masa depan.
Sumber-sumber mengatakan pertemuan di London hari Jumat antara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry dan mitranya dari Rusia, Sergei Lavrov, akan sangat penting dalam menentukan hasil.
Hasil pemungutan suara di Krimea hari Minggu merupakan hal yang sangat penting namun Kerry sudah menyatakan bahwa tindakan seperti apa yang akan dilakukan oleh Rusia --jika hasilnya adalah Ya-- merupakan hal yang harus diperhitungkan.
Sudah jelas bahwa jika Rusia akan mencaplok wilayah itu --yang dihuni oleh mayoritas penduduk berbahasa Rusia dan tempat pangkalan armada Laut Hitam Rusia berada, sanksi-sanksi yang lebih keras akan mengikuti.
Laporan-laporan yang muncul sebelumnya mengatakan setidaknya 13 pemimpin politik dan bisnis Rusia, termasuk menteri pertahanan, kepala dinas rahasia serta para pemimpin Gazprom dan Rosneft, bisa dikenai larangan mendapatkan visa.
Penerjemah: Tia Mutiasari
Daftar yang sedang dibahas itu memuat "antara 25 dan 30 nama", kata seorang sumber, dengan menambahkan bahwa para anggota pemerintah Rusia tidak akan termasuk dalam daftar, lapor AFP.
"Akan sulit untuk menerapkan sanksi, sementara di saat yang sama berupaya untuk merundingkan penyelesaian dengan orang-orang yang menjadi target (sanksi)," kata sumber yang tidak ingin disebutkan namanya.
"Kemungkinan akan ada anggota-anggota parlemen, pasukan keamanan... serta seorang pejabat tinggi kementerian pertahanan, tapi bukan menterinya sendiri," kata sumber tersebut.
Juga akan ada tujuh warga Ukraina, kemungkinan tokoh-tokoh politik proRusia di Krimea," kata sumber itu.
Tidak ada "entitas bisnis" yang masuk dalam daftar, tambah sang sumber.
Amerika Serikat dan Uni Eropa hari Senin dijadwalkan akan mengumumkan serangkaian sanksi, termasuk larangan mendapatkan visa dan pembekuan aset.
Pengumuman kemungkinan dilakukan tak lama setelah dilangsungkannya pemungutan suara di Krimea, yang tampaknya akan menghasilkan persetujuan terhadap rencana untuk memisahan diri dari Ukraina dan kemudian bergabung dengan Rusia.
Baik Washington maupun Brussel telah menerapkan sanksi awal namun memperingatkan bahwa mereka akan mengambil lebih banyak langkah serius --hingga berkaitan sanksi ekonomi penuh, kecuali Moskow menarik diri dari aksi campur tangan.
Dengan bertemunya para menteri luar negeri EU hari Senin, "harapan saya adalah akan ada daftar kecil namun penting secara politis untuk menyampaikan pesan yang jelas" kepada Moskow, kata sumber diplomatik EU lainnya.
"Rusia perlu berpikir sangat hati-hati tentang apakah pihaknya bisa mempertahankan" kebijakannya saat ini menyangkut Ukraina dan Krimea, kata sumber itu.
Ia menambahkan, "Kami yakin Rusia khawatir" tentang jatuhnya sanksi di masa depan.
Sumber-sumber mengatakan pertemuan di London hari Jumat antara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry dan mitranya dari Rusia, Sergei Lavrov, akan sangat penting dalam menentukan hasil.
Hasil pemungutan suara di Krimea hari Minggu merupakan hal yang sangat penting namun Kerry sudah menyatakan bahwa tindakan seperti apa yang akan dilakukan oleh Rusia --jika hasilnya adalah Ya-- merupakan hal yang harus diperhitungkan.
Sudah jelas bahwa jika Rusia akan mencaplok wilayah itu --yang dihuni oleh mayoritas penduduk berbahasa Rusia dan tempat pangkalan armada Laut Hitam Rusia berada, sanksi-sanksi yang lebih keras akan mengikuti.
Laporan-laporan yang muncul sebelumnya mengatakan setidaknya 13 pemimpin politik dan bisnis Rusia, termasuk menteri pertahanan, kepala dinas rahasia serta para pemimpin Gazprom dan Rosneft, bisa dikenai larangan mendapatkan visa.
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014
Tags: