Sejarahwan: Jokowi miliki daya tarik sangat tinggi
14 Maret 2014 23:31 WIB
Jokowi Cium Bendera Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mencium bendera Merah Putih seusai diumumkan sebagai Capres PDIP, di Rumah Pitung, Marunda, Jakarta Utara (14/3). Joko Widodo menyatakan secara resmi siap menerima mandat dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk maju sebagai Calon Presiden pada Pemilihan Presiden tahun 2014. (ANTARA FOTO/Heru) ()
Jakarta (ANTARA News) - Sejarahwan Universitas Indonesia Anhar Gong Gong menilai Joko Widodo atau Jokowi memiliki daya tarik yang sangat tinggi untuk diusung sebagai calon presiden menghadapi pemilu presiden 2014.
"Daya tarik Jokowi karena gaya dan perilakunya sederhana sesuai dengan pikiran rakyat," kata Anhar Gong Gong di Jakarta, Jumat.
Anhar menjelaskan, dalam menjalankan tugas sehari-hari sebagai gubernur, Jokowi hanya mengenakan kemeja dan sangat jarang berdasi serta mengenakan jas.
Jokowi, kata dia, rajin blusukan untuk menyapa masyarakat, sekaligus menyerap langsung informasi dari masyarakat.
"Terlepas dari kapasitas dan leadershipnya sebagai calon presiden, tetapi realitanya Jokowi memiliki daya tarik sangat tinggi.
Anhar menegaskan, Jokowi juga rajin dan memiliki tekad untuk menyelesaikan hal-hal yang menjadi tugasnya.
Contoh konkret keberhasilan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta adalah membenahi Pasar Tanah Abang yang semrawut dan lalulintasnya selalu macet menjadi rapih dan lancar.
"Ini menunjukkan Jokowi sebagai gubernur memiliki tekad untuk membangun Jakarta," katanya.
Anhar menjelaskan, Pasar Tanah Abang sudah selama berpuluh-puluh tahun kondisinya semrawut dan lalulintasnya macet.
Beberapa kali gubernur sebelumnya ingin membenahi Pasar Tanah Abang, kata dia, tetapi masih gagal.
"Pada kepemimpinan Jokowi, Pasar Tanah Abang berhasil dibenahi. Terlepas dari catatan apa pun, realitanya Jokowi berhasil membenahi Tanah Abang," katanya.
Kalau saat ini, PDI Perjuangan mengusung Jokowi sebagai calon presiden dan nantinya terpilih sebagai presiden, ia memperkirakan, prestasinya belum tentu seburuk atau sebaik perkiraan masyarakat saat ini.
Sebagai presiden, kata dia, akan sangat banyak tugas dan tantangan yang dihadapi, tidak hanya berasal dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri.
"Tantangan sebagai walikota, sebagai gubernur, dan sebagai presiden berbeda-beda. Semakin tinggi jenjangnya, tentu semakin komplek tantangannya," katanya.
(R024/F003)
"Daya tarik Jokowi karena gaya dan perilakunya sederhana sesuai dengan pikiran rakyat," kata Anhar Gong Gong di Jakarta, Jumat.
Anhar menjelaskan, dalam menjalankan tugas sehari-hari sebagai gubernur, Jokowi hanya mengenakan kemeja dan sangat jarang berdasi serta mengenakan jas.
Jokowi, kata dia, rajin blusukan untuk menyapa masyarakat, sekaligus menyerap langsung informasi dari masyarakat.
"Terlepas dari kapasitas dan leadershipnya sebagai calon presiden, tetapi realitanya Jokowi memiliki daya tarik sangat tinggi.
Anhar menegaskan, Jokowi juga rajin dan memiliki tekad untuk menyelesaikan hal-hal yang menjadi tugasnya.
Contoh konkret keberhasilan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta adalah membenahi Pasar Tanah Abang yang semrawut dan lalulintasnya selalu macet menjadi rapih dan lancar.
"Ini menunjukkan Jokowi sebagai gubernur memiliki tekad untuk membangun Jakarta," katanya.
Anhar menjelaskan, Pasar Tanah Abang sudah selama berpuluh-puluh tahun kondisinya semrawut dan lalulintasnya macet.
Beberapa kali gubernur sebelumnya ingin membenahi Pasar Tanah Abang, kata dia, tetapi masih gagal.
"Pada kepemimpinan Jokowi, Pasar Tanah Abang berhasil dibenahi. Terlepas dari catatan apa pun, realitanya Jokowi berhasil membenahi Tanah Abang," katanya.
Kalau saat ini, PDI Perjuangan mengusung Jokowi sebagai calon presiden dan nantinya terpilih sebagai presiden, ia memperkirakan, prestasinya belum tentu seburuk atau sebaik perkiraan masyarakat saat ini.
Sebagai presiden, kata dia, akan sangat banyak tugas dan tantangan yang dihadapi, tidak hanya berasal dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri.
"Tantangan sebagai walikota, sebagai gubernur, dan sebagai presiden berbeda-beda. Semakin tinggi jenjangnya, tentu semakin komplek tantangannya," katanya.
(R024/F003)
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: